"Aaaa....."
Suara teriakan memecah keheningan tepian kota saat senja tiba. Suara itu datang dari seorang gadis yang tengah berlari menjauh. Menghindari kejaran sulur yang semakin cepat. Merambat tanpa henti. Membesar dan bertambah panjang tanpa pupuk dan siraman air. Menuju kemana pun si pencipta pergi. Mengejar kemana pun Letta berlari.Ya. Gadis tersebut bernama Letta Cayra Carra. Seorang gadis penyihir yang hidup bersama keluarganya di pinggiran kota Lombert. Memang benar ini sebuah kota. Tapi jangan bayangkan kota ini dipenuhi dengan gedung - gedung besar. Tinggi. Pencakar langit. Bukan. Pepohonan besar dan raksasa lah yang memenuhi kota Lombert.
Bukan karena kota ini subur. Bukan karena belum terjamah manusia. Semua tumbuhan diciptakan dari nyanyian penyihir.
Benar. Kota ini kota penyihir. Semua penghuninya penyihir tak terkecuali. Begitu pula dengan keluarga Carra.
"Berbaliklah dan nyanyikan mantramu. Kuasai mantramu dan kendalikan sulur itu" ucap ibunya mengarahkan. Tapi sama sekali digubris oleh Letta. Ia terus saja berlari menjauhi sulur. Sepertinya ia tidak mendengar perkataan ibunya.
"Mom, tolonglah. Aku lelah. Hentikan sulur - sulur itu"Ibunya, Anna, hanya menggigit bibir bawahnya dengan perasaan kesal bercampur khawatir. Tak habis pikir dengan putrinya. Telah beribu kali ia mengajarinya. Cara-cara menyanyikan mantra, dan bagaimana mengendalikan nyanyiannya. Tapi Letta nampak tak menyerap ajarannya sama sekali. Dengan tingkahnya yang begitu konyol. Terjebak nyanyian mantranya sendiri.
"Mom... " lengkingan keras kembali terdengar saat setelah sebuah sulur telah meraih kaki putih Letta. Ia tak punya tenaga lagi untuk lari dari kejaran sulur tersebut. Tubuhnya lelah. Bak sebuah ranting yang ditebas dengan golok tajam. Letta ambruk. Bug..Vomment ya..^^

KAMU SEDANG MEMBACA
My Own Songs
FantasyKembalilah wahai alamku Tidurlah lelap kembali Kan kupanggil kau nanti Saat kubutuhkan bantuanmu