"Aw!" ucap Letta sedikit berteriak. Tanpa sadar kepalanya membentur kosen pintu. Kepalanya sedikit berdenyut karenanya. Kejadian itu sekaligus melenyapkan rasa kantuk Letta. Hilang sama sekali.
Letta keluar dari kamar mandi setelah selesai menggosok gigi dan membasub mukanya yang sedari tadi kusut. Rasa kantuknya hilang terbawa air yang digunakannya membasuh muka.
"Pagi Mom, Dad" sapa Letta saat ia telah berada di ujung tangga.
"Pagi sayang" jawab ayah Letta dengan suapan roti penuh di mulutnya. Sedangkan Anna masih sibuk dengan persiapan menu sarapan mereka.
"Ih.. Daddy. Itu rotinya di telan dulu dong" protes Letta.
"Haaissa eaak saaang"
"Ngomong apa sih, Dad" saut Anna menaruh setoples madu dan seketel teh di atas meja makan. "Pagi sayang" lanjutnya sembari mencium pipi Letta yang duduk di sebelahnya.
"Daddy berangkat ya" ucap Allan sembari mengecup pipi istri dan putrinya setelah berhasil menelan rotinya bulat-bulat.
"Hati-hati Dad" sahut Letta dan Anna bersamaan. Mereka kemudian terkekeh melihat tingkah Allan.
Allan, ayah Letta adalah seorang pengusaha besar yang memiliki aset yang cukup banyak saat ia masih menjadi manusia normal. Hartanya semakin bertambah saat ia telah resmi menjadi penyihir.
Ya. Dulunya Allan adalah manusia biasa. Ia menjalani pelatihan sebagai seorang penihir agar bisa menikah dengan ibu Letta. Hal itu karena ia menuruti persyaratan dari kakek Letta yang menginginkan suami yabg dapat melindungi Anna dengan baik. Dan itu menggunakan ilmu sihir.
"Pagi pak" sapa salah seorang karyawan pada Allan
"Pagi" jawab Allan dengan ramah. Saat ini ia telah memasuki lobi perusahaan. Dengan cepat ia menuju lift dan tiba di depan ruangannya. Terlihat pintu besar berwarna hitam bertuliskan 'President'.
~~~~~
"Kakak kemana, Mom? Apa sudah berangkat? " tanya Letta yang menyadari bahwa ia belum melihat kakaknya di meja makan.
"Entahlah, pagi-pagi sekali kakakmu meminta Momy menyiapakan sarapan dan bergegas berangkat" jawab Anna
"Kakak tidak bilang kenapa dia berangkat pagi?"
"Katanya dia masih ada sisa pekerjaan yang belum diselesaikan"
"Begitu. Tumben sekali kakak rajin"
"Kakakmu itu memang semangat sekali kalau sudah menyangkut urusan pekerjaan. Sampai-sampai belum mengenalkan pacarnya pada momy"
"Memangnya kakak sudah punya pacar? "
"Entah sudah punya atau belum karena terlalu cinta dengan pekerjaannya, momy tak tahu"
Mereka berdua tertawa karena perkataan Anna."Ini enak sekali, Mom" seru Letta sambil menunjukkan sepotong bolu di tangannya.
:"Makanlah sayang. Habiskan"
~~~~~
"Segarnya.." gumam Letta. Dirinya kini tengah berada di tepian danau buatan dengan beberapa warna berbeda di dalamnya. Hal ini tidak mengherankan karena ini kota penyihir. Mereka seakan bisa membuat hal yang dianggap aneh di dunia manusia menjadi hal yang biasa dan hanya dikagumi keindahannya.
Letta menyandarkan tubuhnya di sebatang pohon tepat di depan bibir danau. Duduk di sela-sela akarnya yang muncul di tanah. Menandakan pohon dengan ukuran besar dan berumur.
Letta memejamkan matanya sebentar dan kembali membukanya. Ia mengambil napas dalam. Menyesapi setiap kenikmatan udara segar di sekitarnya. Mata emasnya terus saja memandangi permukaan air yang bergelombang tertiup angin lembut.
"Arg" suara keras bercampur bunyi air terdengar."Aaaaa..." teriak Letta dengan ekspresi yang sulit dijelaskan.
Usahain tiap hari update dah. Tapi kalo lagi sibuk gak bakalan bisa update terus. Maaf kalo ceritanya absurd. Vomment ya^^ itu bikin semangat tau. Karena gak ada yang semangatin aku (ditimpukin sendal trus dibuang jauh).

KAMU SEDANG MEMBACA
My Own Songs
FantasyKembalilah wahai alamku Tidurlah lelap kembali Kan kupanggil kau nanti Saat kubutuhkan bantuanmu