Sulur Dua

34 3 0
                                    

"Letta! " teriak Anna seketika saat melihat putrinya tergolek jatuh berbelit sulur. Ia sangat khawatir terhadap putri kesayangannya. Lansung saja ia mengambil langkah untuk berlari. Tapi sebelum hal itu terjadi, geraman Letta menghentikan langkahnya. Ada perasaan lega dalam hatinya melihat putrinya selamat. Tapi juga rasa kecewa dengan putrinya itu melihat apa yang ia ajarkan tidak dikuasai oleh putrinya dengan baik.

"Argh.. " Letta mengeram. Mencoba meraih sebuah akar di depannya, yang baru ia pegang dengan sebelah tangan.

"MOM, TOLONG AKU" teriak Letta. Kini kedua tangannya telah berhasil meraih akar di depannya.
Mendengar hal itu, Anna memutar bola matanya dengan jengah. Ia memutuskan untuk membantu putrinya walaupun semula ia enggan untuk melakukannya. Tapi melihat keadaan putrinya sekarang, ia tak tega. Anna mulai menyanyikan mantra untuk membuka lilitan sulur di kaki putrinya.

Kembalilah wahai alamku
Tidurlah lelap kembali
Kan kupanggil kau nanti
Saat kubutuhkan bantuanmu

Sulur-sulur yang semula membelit kaki Letta semakin pendek dengan bertambahnya kekuatan nyanyian Anna. Anna terus menyanyi hingga sulur tersebut hilang. Masuk kedalam tanah. Seperti tak pernah tumbuh.
Segera setelah kakinya bebas, Letta membersihkan bajunya lalu secepatnya bangkit. Berlari menghampiri untuk memeluk ibunya dengan erat seakan terpisah cukup lama. Anna pun membalas pelukan putrinya.

"Terimakasih mom" ucap Letta lembut di telinga ibunya dengan tubuh masih dipelukannya.
Anna terlena dengan tindakan putrinya yang begitu manis. Secepatnya ia tersadar akan kecerobohan putrinya tadi. Refleks ia menjitak kepala putinya dengan sedikit keras.

"Ah.. sakit, mom. Kenapa aku dijitak sih" Letta mengaduh.

"Salah sendiri kenapa tadi tidak bisa mengendalikan sulur itu" protes Anna dengan senyuman kecut di bibirnya.

"Habisnya.. " belum sempat Letta menyelesaikan kalimatnya Anna kembali mengoceh.

"Sudah, jangan membuat alasan. Itu hanya sulur Letta. Bagaimana bisa kau tidak mampu untuk mengendalikannya. Apa kurang selama ini momy memberimu pelajaran, hah? "

"Maafkan aku mom" Letta menunjukkan muka memelasnya. Tentu saja Anna tidak kuasa menahan iba melihat hal itu. Senyum mengembang jelas di wajahnya.

"Mau momy tambah hukumannya, hah? " senyum nakal Anna muncul bersamaan dengan tangannya yang mulai mencubiti pinggang Letta.

"Geli mom.. Hentikan.. Momy.. " rengek Letta.

~~~~~

Semburat kekuningan menyeruak masuk ke dalam kamar Letta. Dengan pikiran yang belum sepenuhnya lengkap, ia mengedip-ngedipkan matanya yang kesilauan. Sesekali ia menguap mencari oksigen. Tangannya perlahan mengusap kedua matanya berharap dapat menghilangkan ras kantuknya. Ia lalu bergegas bangkit menuju kamar mandi. Tapi tanpa sadar. Jedug.

Cerita pertama aku di wattpad nih, yeey ^^ (ditimpukin sepatu)
Yang udah baca jangan lupa vote dan comment ya. Saran dari kalian ngebantu aku banget.
Bantuin koreksi typo juga ya ^^
Sebenernya aku udah lama nulis, cuman gak ada media publish kaya sekarang ini, cuman iseng doang. Jadi curhat (dibuang ke laut).
Dan sekarang udah keturutan kepublish. (joged yehet ala Sehun)
Semoga kalian suka ^^ Happy reading guys^^

My Own SongsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang