14

1.6K 112 16
                                    

Waktu.

Hoseok tersenyum, mengalihkan pandangannya ke luar jendela, menatap ratusan air hujan yang turun. Langit menangis lagi, pikirnya. Ia lantas kembali meneguk secangkir coklat panas yang disediakan, sembari terus--berpura-pura--mendengarkan.

"Kau harus mulai menjalani--"

"Aku mengerti." Ia memotong penjelasan dokter dihadapannya, "Tapi, maaf. Tidak sekarang. Aku.. masih butuh waktu." Hoseok membungkuk, keluar dari ruangan tanpa mengatakan apapun lagi. Ia melangkah entah kemana, memikirkan sebuah kata yang rasanya begitu tabu.

Waktu.

Hoseok tidak pernah mengerti, kenapa semakin lama, sebuah kata singkat dengan lima huruf di dalamnya itu bisa semakin menakutkan. Ia tidak mengerti, sejak kapan ia bisa begitu takut ketika memikirkan tentang 'waktu'?

"Aku tidak tau." Ia menjawab pertanyaannya sendiri, terkekeh pelan menertawakan dirinya.

"Mungkin, semua itu dimulai sejak.." Ia memejamkan mata, menikmati tetesan air mata yang turun dari langit.
























"Sejak aku tahu waktuku akan segera habis."

***

Lee Taehyung tertawa, menatap sang kakak yang terus mengomel. Hujan yang turun diluar rumah seakan tak membuatnya dingin, ia sedang merasakan hangat saat ini.

"Aku sedang bicara, kenapa kau tertawa, Taehyung!!"

Ia menggeleng, menghapus air di sudut matanya sebelum merangkul kakaknya. "Aku tak tau, aku tiba-tiba ingin tertawa saja." Kakak lelakinya yang menatap Taehyung sinis menepis rangkulan itu.

"Aneh."

"Kau yang aneh."

"Kau yang aneh, alien bodoh!"

"Jika aku alien, maka kau lebih parah dari alien." Ia berucap santai.

"Hei! Aku kakakmu!" Taehyung sedikit tertegun, perasaan aneh mulai memenuhi hatinya, mengacaukan pikirannya dan meneteskan air matanya. Sang kakak tentu tak mengerti, ia menatap Taehyung heran sekaligus khawatir.

Adiknya jarang sekali menangis.

"Ada apa denganmu, hm?" Nada lembut serta tatapan hangat itu membuat Taehyung tersenyum miris. "Aku tidak tau, Hyung.. Aku hanya..ingin tertawa? Sejak kapan hidup ini terasa begitu lucu?"

"Taehyung." Putra sulung keluarga Lee itu menatap adiknya dalam, "Sejak kapan kau seperti ini?"

"Sejak.." Taehyung menimang sejenak, sebelum menatap kakaknya santai. "Sejak lama sekali. Aku tak pernah mengerti apa yang terjadi padaku, Hyung. Aku hanya tau, setiap aku tertawa yang ingin aku lakukan hanya menangis..























Karena ternyata, aku sehancur itu." Dan seorang Lee Taehyung kembali tertawa.

***

"Namjoon."

Suara tegas itu membuat langkahnya terhenti, ia berbalik, menatap sang Ibu yang balas menatapnya berbeda. Tidak, sang Ibu tidak terlihat marah. Tidak pula kesal, dan tidak pula sedih. Apalagi terlihat bahagia. Tidak.

"Kenapa kau melakukan itu, Nak?" Namjoon mulai paham kemana arah pembicaraan malam ini. Bahkan wanita yang paling ia sayang tak membiarkannya berganti baju terlebih dahulu, bahkan sekedar menaruh tas dikamarnya pun tidak. Padahal, Namjoon baru kembali dari sekolah.

Tell Me Why ;BANGTANPINKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang