Kerumitan itu perihal mengikhlaskan, bukan jatuh cinta -sungjae-
-------------------
Sudah tepat 1,5 bulan aku tak pernah berjumpa dengan Joy sama sekali. Aku hanya mendengar cerita bahwa dia sudah berhasil menjual beberapa gaun, dan gaun untuk pernikahan Chanyeol dan istrinya juga sudah jadi. Bahkan pemberian undangan pun kami lakukan secara terpisah.
Tepat juga 3 minggu belakangan aku hanya melewati kantor desain nya. Anehnya semenjak Chanyeol memberi alamat kantor desainnya, aku justru tak pernah absen memandanginya meski hanya 5menit didaerah kantornya.
Sepi . Itu yang kurasakan, aku lupa bahwa selama 2 tahun aku terluka, bersamanya mampu membuatku melupakan bahwa ada luka yang sengaja ku sembunyikan dalam-dalam.
Aku juga lupa bahwa kebiasaannya 1 tahun tetakhir sudah mampu menggeser kebiasaanku. Benar kata Kwak Ahjussi "siapa yang bisa menolak keceriaan nona Joy?? nona Joy tidak dewasa, tapi itulah istimewanya"
Ohh... ku rasa ku gila jika ku tak pergi dari depan jembatan ini karena terlalu sering melihst kantornya. Hingga sebuah ketukan dikaca mobil mengagetkanku.
"Annyeyong oppa" panggilnya dengan denyuman fan ciri khasnya yang tak ada perubahan sama sekali, membuatku merasa bersalah.
"kebetulan aku lewat sini, bareng?" Tanyaku yang terdengar aneh dengan ucapanku sendiri.
"Anhi...Seo Won oppa menjemputku sebentar lagi ia sampai, gimana kabar oppa??" Tanyanya masih menundukk dibagian kaca mobil, dan ku suruh ia naek untuk berbicara sebentar.
"Kau mengundurkan diri karena ......"
"Karena ternyata aku lebih mencintai desain , apalagi Chanyeol oppa juga mendukungku, appa juga"
"Ya memang harus seperti itu" balasku...
"Untuk kejadian kemarin....." ucapanku terpotong, dengan sebuah klakson mobil yang membuat Joy beranjka dari mobilku.
"Oppa, gomawo sudah mengajakku bicada, aku duluan" ucapnya meninggalkanku dengan melambaikan tangannya.
Aku tercengang, tidak ada satu kalimat apapun yang membuat percakapanku dan dia menjadi panjang. Joyia tetaplah joiya, dia tetap ceria seperti tanpa luka.
----------------------------------------
Disinilah aku, rumah Chanyeol untuk membicarakn pesta pernikahannya besok Minggu. Aku mencari sosoknya , tapi tak terlihat sama sekali. Seringnya aku ke rumah Chanyeol menunjukkan betapa seringnya Joy tak ada dirumah juga.
"Rumahmu sepi" ucapku layaknya bergumam
"Joyia sedang mengantarkan gaun untuk kakak iparnya"
"Oh" balasku tak bersemangat.
"Bagaimana rasanya ???" Tanya chanyeol seketika membuatku bertanya tanya
"Bagaimana rasanya Sepi?" Tanya chanyeol yang pertanyaannya penuh kata kata yang ambigu.
"Maksudmu?" Ucapku benar benar tak tahu.
"Joiya...kau merindukannya kan?" Tanya chanyeol membuatku tersedak minuman yg disediakan.
"Joiya bilang sudah 3 minggu dia melihat mobilmu didepan kantornya, hanya 3-5 menit kemudian pergi, selalu seperti itu meski tak tentu waktunya" jelas chanyeol seakan mengetahui masalah kami.
"Kau tau Sungjae-ya, aku melihat perubahanmu akhir-akhir ini"
"Apa yang berubah?" Tanyaku tak yakin, aku merasa tak berubah sama sekali.
"Kopi instan didapurku, dompetmu, cake, kunjunganmu ke rumahku"
"Kopi?? Oh itu hanya aku terbiasa minum lemon tea sekarang" balasku santai sambil menyeruput hot lemonn tea.
"Dompet??? Kau tau kan aku masih sangat ceroboh untuk hal itu" jelasku sambil tertawa sedikit, mengingat bagaimana Joiya sengaja memberi gantungan kepada dompetku agar terlihat dan tidak lupa.
"Sungjae-ya kau tahu hari dimana Joy pulang dengan menangis, hari itu juga aku ingin meninjumu, tapi ...." ucap chanyeol yang terpotong.
"Dia bilang kamu punya kebiasaan buruk yang dia tak suka, jadi akan lebih mudah melupakan perasaannya padamu, dan pada akhirnya aku setuju" ucap chanyeol lagi.
"Tapi aku lupa 1 hal, dengan gadis yang akan kunikahi besok minggu, aku kalah dengan kebiasaannya yang mempengaruhiku" ucap chanyeol yang membuatku terkaget.
"Bagaimana dengan HyunA??? Apa ini artinya aku selingkuh?" Gumamku dalam hati.
"Hal yang rumit yang terjadi dalam hidupmu, adalah masih terpenjara dalam kisah yang lama, hanya lepaskan sungjae, lepaskan, mencintai lagi bukanlah sebuah kesalahan ataupun kerumitan" ucap chanyeol lagi sambil menepuk pundakku.
"Kamu tak pernah tau Chan, luka ditinggalkan adalah luka yang tak pernah bisa kau sembuhkan" ucapku memanas
"lee seo won, pria itu siap menerima gadis yang kau tinggalkan" balas chanyeol kemudian beranjak pergi ke dapur mengambil minuman baru.
"Maksudmu, joyia dan lee seo woon ???"
---------------------------------------------------------------------------------
Hai ... lama banget, tapi malah aku baliknya dikit, ya ni ff, maaf gaada ide banget sumpah... tzpi merasa harus mengobati keinginan kalian.
Ku jg lg capek urs urus ijazah wisuda, dll..
Kehidupan nyataku mulai memintaku untuk menomor 2 kan yang lain
Tidak lupa,
Bantu doakan aku yaaa....dapet kerjaan yang sesuai ... bye
(Bagi yg ingin menyumbang ide silahkan ke email ato komen langsung tp yg masuk tetep ku ssring yg bagus mana???)))
YOU ARE READING
ABU-ABU [Completed]
FanfictionJoy - Aku adalah putih . Kamu adalah hitam . Tapi dari awal aku menyukai abu-abu, kamu tau kenapa? karena itu campuran antara hitam dan putih. Dan itu artinya Abu-Abu adalah kita. Sayangnya, itu hanya Teoriku. Sungjae - Kata orang aku terlalu hitam...