Cekidoooot
Ternyata berpura-pura tidak cinta itu berat, eh tapi lebih berat badanku, aku lupa - joiya -
-wedding party-
Dengan nuansa white-gold di sebuah hotel menunjukkan adanya upacara pernikahan sakral yang sedang diadakan dengan jumlah tamu yang cukup banyak.
Dengan gaun putih yang pendek dibagian depan seorang gadis berjalan-jalan mengelilingi gedung dengan sebuah kotak kartu nama.
Yah inilah tugasnya sekarang, memBRANDING butik miliknya sendiri yang sangat terbilang baru,hingga suara berat laki laki mengintrupsinya.
''joiya'' ucap suara berat yg memanggilku dan sangat ku hapal.
''annyeyong oppa, nih ku kasih juga, hihihi, kalo oppa menikah buat gaunnya ditempatku ya'' balasku dengan sangat ceria sambil memberikan kartu nama kepadanya
Sambil menggaruk tengkuk yang tidak gatal, sungjae menjawabnya ''bisa kita bicara sebentar?''
"yah, oppa aku lagi jadi marketing nih, mumpung orang orang disini orang kaya" bisikku ketika aku mengeluarkan kata kaya dengan raut wajah tetap gembira tanpa merasa berusaha menghindar dari sungjae.
"sebentar" ucapnya dengan penuh penekanan dalam sorot matanya.
"huft, arasho" ucapku mengalah, lagi pula aku hanya terus berpura pura seperti sekarang bukan?? Ucapku dalam hati.
Keramaian pernikahan sudah tak terdengar lagi, sebuah ruangan yang memang disewa untuk keluarga dari sang pengantin terdengar sunyi hanya terlihat berantakan pernak pernik pernikahan.
"waeyo oppa??" tanyaku penuh keberanian, karena sesungguhnya jika aku diam barang sebentar aku takut yang keluar bukan lagi suara dari bibirnya tetapi airmata dari pelupuk matanya.
"untuk sikap oppa,..." ucap sungjae yang sudah terpotong dengan balasan dari joy.
"untuk ciuman di lift, no problem sih, lagian aku yang salah kan?? Aku yang provokasi oppa, dan oppa adalah korban kejailanku" ucapku memotong penjelasan yang tak ingin ku dengar.
"bukan itu maksud oppa" balasnya pelan menatapku seperti berkata bahwa pikiranku itu salah.
"emm, jadi untuk apa??? Oh joy ingat, tentang yang oppa menolakku kan??? Tenang saja, hihihi, kan sungjae oppa adalah teman chanyeol oppa yang berarti juga oppaku" ucapku seperti melafalkan jampi jampi.
"joiya dengarkan oppa berbicara dulu, please" ucapnya memohon, tak lupa tangannya menyentuh kulit tanganku dan membuat saraf logikaku bertahan terhenti.
Tatapan itu, sentuhan itu, mampu membuatku bungkam dan patuh begitu saja.
Aku melupakan 1 hal, bahwa ternyata berpura - pura tidak cinta itu berat.
Eh TIDAAAAK, tidak seberat berat badanku. Titik.
"jangan goyah" ucapku meramalkan kalimat itu pada diriku sendiri.
"sebentar saja, joiya dengar oppa, please, hanya 5 menit" ucapnya lagi memohon, dan melemahkankanku begitu saja,
"kamu berhasil" ucapnya ambigu
"oppa mengaku kalah" ucapnya lagi ambigu, tau ambigu kan, itu loh yang tidak tahu dengan jelas maksudnya apa.
"Tolong, jangan berenti mengangguku" ucapnya seraya menatap mataku.
---------------------
Serius bangettt gue uodate nya lama, sibuuuuk gila jadi PENGACARA, ternyata ga gampang, maksud aku "PENGangguran bAnyak aCARA"
Pasti kalian lupa alurnya ya... Baca ulang aja yaa... Kan dikit cuma 7 part kan ya... Aku jg sebelum ngetik baca dari peolog malah 😁😁😁
Hai thankyou banget dah mampirr, dan masih mau baca yg ga kelar kelar dan ditinggal pergi sama yang nulis
YOU ARE READING
ABU-ABU [Completed]
FanfictionJoy - Aku adalah putih . Kamu adalah hitam . Tapi dari awal aku menyukai abu-abu, kamu tau kenapa? karena itu campuran antara hitam dan putih. Dan itu artinya Abu-Abu adalah kita. Sayangnya, itu hanya Teoriku. Sungjae - Kata orang aku terlalu hitam...