Aku balik lagi ke bangku dan motoin pr kimia BUAT Zidane. Ah, kenapa aku seneng banget?
Pas selesai moto aku langsung balik badan buat jalan ke bangkunya Zidane, bukannya mulai jalan aku malah nabrak orang.
"Aduh.! Eh maaf."
"Mana fotonya?" Tanya Zidane kayak nggak terjadi apa-apa barusan, bahkan dia gak ngejawab permintaan maaf aku.
Zidane masih sama aja.
"Ini." Aku nunjukin fotonya.
"Kirim di Line aja." Kata Zidane tanpa ngeliat aku dan malah main hp. Dia lagi buka Line apa ya?
"Aku gak punya kuota." Zidane langsung mendongak dan aku langsung senyum.
||
"Aku gak punya kuota." Anjir, kenapa juga gua minta dikirim lewat Line?
"Yaudah share it." Gak tau kenapa gua malah masang ekspresi kesel. Kita masih bertatapan dengan senyum Lyra yang gak kunjung pudar.
Gak pegel apa Ra, senyum terus? Kalo senyumnya buat gua doang sih gak papa. Jadi tambah kesel.
"Maksudnya aku gak punya idlinenya."
Sial. "Share it aja." Dan kenapa senyum Lyra malah makin lebar? Dia ngerjain gua ceritanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent [SELESAI]
Short Story#03 in trueshortstory (10 Mei 2019) #166 in teenfiction (10 Mei 2019) #157 in teenfiction (11 Mei 2019) #86 in teenfiction (16 Mei 2019) #45 in shortstory (11 Mei 2019) #43 in shortstory (13 Mei 2019) #40 in shortstory (14 Mei 2019) #24 in shortstor...