Nancy berdiri sambil berkaca. Dia membenarkan warna di bibirnya menggunakan jari kelingking, dan mencoba untuk ngehapus warna lipstik yang keluar dari sana.
Sungguh penampilannya menjadi belepotan.
"Pageuh eta mah, euy! Pageuh!" suara berat khas seorang laki-laki menghampiri kami bertiga. (arti : kuat itu tuh, oy! kuat!)
Nah! Yang tadi ngomong, dia itu adalah Haikal. Sahabatku juga. Sayangnya kita tidak satu kelas.
"Nyey, ah! Ini penyebab dan akibat dari kelakuan nini sia!" gerutu Nancy yang ditujukan untuk Haikal yang sering dia panggil Nyey yang kepanjangannya adalah Monyey. (arti nini sia : nenek kamu)
Haikal cengengesan. Bu Hani memang nenek jauh seorang Haikal Morgane Muharram.
Meski Bu Hani adalah tante dari ayahnya Haikal ㅡPak Morgane yang kini menjabat sebagai direktur MEducation, tetap saja dalam silsilah keluarga, Bu Hani bisa dipanggil Nenek oleh Haikal.
Cie, Haikal. Neneknya dibenci ratusan umat kaum pembangkang SMA Teladan Bangsa.
"Kenapa jadi nyalahin aing? Najis banget, nini aing! Neneknya si Dillah tuh, pantesnya juga!"
Yang dari tadi diam sejak datang, ketika disebut namanya malah tertawa. Ubaidillah Salim, berada di posisi tengah antara dua keluarga yang kaya raya. Dari Ibu, dia seorang cucu dari Pak Muharram yang memiliki Perusahaan besar di bidang industri pangan nasinoal, MUHARRAM COMPANY, serta Yayasan pendidikan MEducation. Dan dari Ayah, dia seorang cucu buyut dari Pak Salim yang sudah aku jelasin sebelumnya ketika ngenalin Nancy.
KAMU SEDANG MEMBACA
From the Feeling Affection
Teen FictionSebuah cerita sederhana. Dengan sudut pandang seorang aku, yang merasakan dan memilih untuk diam ketika memendam sebuah rasa yang begitu spesial. Jika kamu penasaran tentang hal itu, marilah baca. Ini bukan rahasia pribadi lagi sebab telah kusebarka...