Awal semester 5 (Kenaikan kelas 12)...
"Hei, kamu..., biar kita tahu kita ada di kelas dua belas berapa, dimana, sih?" tanya Dillah dengan yang lembut.
Ia bertanya kepada salah satu perempuan yang sedang berkumpul dan bercakap-cakap soal kelas mereka yang baru, perempuan itu hanya menjadi pendengar di antara teman-temannya.
"Eh? itu di mading," cewek itu menjawab sambil menunjuk ke arah mading dengan malu-malu.
"Duh, si Aa nanyanya lemah lembut banget! Neng jadi malu, nih!" ledek Nancy sambil memukul-mukul bahuku karena aku berdiri di sampingnya.
Dillah tidak berkata apa-apa lagi. Dia enggan merespon, padahal ku tahu ia mendengar suara Nancy.
Dia memilih berlalu dengan ekspresi dan gaya berjalan yang dibuat sok angkuh, juga sedingin-dinginnya. Sengaja dan sungguh, itu perbuatan yang tidak terpuji.
Tapi perempuan yang ditanya tidak mengurangi rasa kagumnya pada Dillah. Sungguh ketertarikkan yang buta.
"Menjijikan!" Haikal bergidik geli tatkala melihat tingkah Dillah.
Aku hanya tertawa setelahnya sedangkan Nancy dan Saca berjalan duluan ke arah mading.
Melihatku tertawa, Haikal menjitak kepalaku.
"Apaan sih?!" aku mengelus kepalaku karena rasanya lumayan sakit.
Haikal malah berlari mengejar Dillah yang masih berjalan angkuh. Ku perhatikan, cowok itu kemudian mencoba mengait kaki panjangnya ke kaki Dillah dengan niat iseng dari belakang, biar Dillah jatuh.
"Gajelas," gumamku.
***
Kuakui, seorang Dillah memang tampan. Lebih tampan daripada Haikal.
Aku bandingkan mereka, karena mereka berdua sama-sama cucu dari Pak Muharram. Meski wajah mereka gak ada bentukan Pak Muharram yang juga tampan pada zaman dulunya, tetap aja mereka berdua itu sangatlah good looking dengan proporsi wajah dan tubuh yang ideal.
Haikal, tampilan dia itu maskulin khas pria sejati banget. Dari garis wajah, tatapan mata yang kuat, tubuhnya yang tinggi, serta bahunya yang lebar aja udah ngejelasin kalau rupa dia itu super lelaki sejati.
Unch, Haikal!
Hehehe.
Dillah, jangan kalian pikir dia seorang gadis. Panggilannya memang Dillah, tapi dia pernah masuk mading sekolah dengan artikel bertajuk 'Cogan SMATB yang Sangat Most Wanted episode 402' sebelum Haikal.
Mading itu memang sering muncul tiap hari sabtu. Semua siswa-siswi gak tahu siapa yang menuliskan artikel semi berfaedah itu. Katanya sih, seseorang yang misterius yang demen jadi paparazi dan suka foto-foto cowok ganteng. Tapi anehnya, dia bukan anak ekskul jurnalistik dan semua anak jurnalistik gak pernah ngaku sama sekali ngebuat semua artikel itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
From the Feeling Affection
Dla nastolatkówSebuah cerita sederhana. Dengan sudut pandang seorang aku, yang merasakan dan memilih untuk diam ketika memendam sebuah rasa yang begitu spesial. Jika kamu penasaran tentang hal itu, marilah baca. Ini bukan rahasia pribadi lagi sebab telah kusebarka...