Setelah membagikan dan memberi materi kepada tiap-tiap kelompok, Bu Jenna kemudian keluar dari kelas sebelas IPA tiga dan menuju ke ruang guru. Murid-murid seisi kelas segera mencari teman sekelompok untuk membicarakan terkait tugas prakarya kali ini yaitu, bazaar.
Kelompok dibagikan sesuai abjad dengan masing-masing kelompok berisi empat orang. Binar dan Reina membalikkan bangku mereka menghadap ke meja Rigel dan Arrayan. Ethan juga ikut serta bergabung dengan menarik bangkunya mendekati sisi meja.
"Gue doang yang sendirian," Keluh Ethan, bibir nya dimanyunkan sehingga menambah kesan sedih.
"Kayaknya gue harus ganti nama jadi Brigel," Gerutu Rigel yang tidak terima karena tidak sekelompok dengan Binar. Menyayangkan jarak abjad mereka yang teramat jauh.
"Jelek Brigel, borgol aja cocok." Ejek Ethan yang setelah itu memeletkan lidahnya saat Rigel menatapnya dengan mata melotot. Binar tertawa melihat mereka.
"Gue, Rigel, Silvi, Trida, sama siapa lagi ya satu?" Tanya Reina mengabsen anggota kelompoknya. Gadis itu mencatat daftar nama mereka di salah satu halaman binder pink miliknya.
"Susan!" Jawab Arrayan.
"Suzanne not Susan! Please deh." Sang pemilik nama mengoreksi Arrayan yang keliru dalam mengucapkan namanya. Gadis itu berada tak jauh dari mereka, dimana ia duduk didepan meja Ethan sehingga bisa mendengar percakapan mereka sedikit.
"Iya, Suzanne maaf yah." Belum sempat Arrayan buka suara, Ethan sudah lebih dahulu mewakilinya. Cowok itu meminta maaf kepada Suzanne namun dengan wajah tengil, tak lupa Ethan juga melemparkan satu kedipan maut yang membuat Suzanne bergidik lalu segera berbalik kembali melanjutkan aktifitasnya.
"Haha, Suzanne jangan trauma ya! Maafin Ethan!" Ucap Binar yang dibalas dengan acungan jempol dan tawa oleh Suzanne, sudah maklum dengan becandaan Ethan.
"Yan, lu jagain Binar ya!" Pinta Rigel.
"Harusnya Binar yang jagain gue Gel, kelompok gue cewek semua. Bisa stress gue kalo salah gerak," Keluh Arrayan, cowok itu kemudian memasang tampang sedih. Seperti memiliki beban yang berat karena harus sekelompok dengan para wanita, yang juga tugas ini adalah bazaar. Sehingga pastinya mereka akan memasak untuk dijadikan produk, kalau nanti Arrayan malah memasukkan garam dan bukan gula? Bisa habis riwayatnya kena omel.
Ini kenapa semua orang jadi sedih sih?
"Tenang aja, biar gue sama yang lain bagian produksi. Nanti lo bagian cuci piring aja." Mendengar penjelasan Binar barusan, Arrayan hanya mengangguk pasrah sebagai jawaban. Tidak punya pilihan lain.
"Dikelompok gue ada dua cowok tapi pada batu semua," Gumam Reina pelan, seakan menyesali anggota kelompoknya yang tidak sesuai harapan.
"Enak aja lu, Bin emangnya aku batu?" Tanya Rigel berusaha mencari pembelaan dari Binar karena tidak terima di cap kepala batu oleh Reina.
"Kok batu sih, kan kamu...manusia."
"Kirain aku mau bilang, kan kamu pacarku." Protes Rigel karena jawaban yang diterima tidak sesuai ekspektasi.
"Manja banget sih lu babon!" Protes Ethan yang sedari tadi menyaksikan drama bucin alay Binar dan Rigel, cowok itu kemudian bergidik ngeri membayangkan apa isi percakapan dua bucin ini. Dilihat-lihat sepertinya Rigel akan meminta untuk diambilkan bulan dan Binar akan menolak dengan alasan malu. Hhhh.
"Ngapa lu ketawa? Mikir jorok ya lu?" Tanya Reina yang setengah memincing menatap Ethan curiga.
"Enak aja, kalaupun mikir jorok juga nggak mungkin elu orangnya," Jawab Ethan tak kalah sadis, yang membuat Reina memasang ekspresi kaget mendengar jawaban Ethan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Meant to be
Novela JuvenilMelupakan hal-hal yang baru pertama kali di jalani merupakan yang tersulit. Mengenal dan belajar banyak hal bersama, tumbuh bersama, serta menghabiskan hari-hari bersama tentu saja menjadi kenangan yang sudah sepantasnya untuk diingat selamanya. Bi...