1. Galau Brutal

142 20 9
                                    

Jika biasanya komponen-komponen penting dalam sebuah konser itu terdiri atas artis, panggung, dan juga penonton, maka kali ini adalah konser tidak biasa. Bermodalkan dengan laptop milik Rayan dan wifi gratis tata usaha, maka terjadilah konser tanpa artis di panggung, melainkan konser mendadak yang bertema 'galau brutal' dengan lagu dandelions yang dinyanyikan oleh Ruth B, fresh from youtube.

Pintu kelas ditutup rapat, tak lupa juga sebuah sapu dan meja di sandarkan, sebagai penyangga agar pintu tak bisa dibuka dari luar. Ruang kelas yang tadinya terang benderang sekarang menjadi gelap karena akses masuk cahaya yang mereka tutup, dengan tas yang di jejalkan ke bingkai jendela.

"Semua orang udah gila, gue doang yang waras." Ucap Binar geleng-geleng keheranan melihat tingkah teman-teman sekelasnya.

And I see forever in your eyes..
I feel okay when I see you smile, smile..

Ada Reina yang menyanyi dengan sangat menjiwai, ada Ethan yang menjadikan gagang pel sebagai mic, lalu tak lupa Rigel dengan kemoceng sebagai gitar. Flash menyala dari ponsel-ponsel mereka yang digoyang-goyangkan mengikuti irama di udara, dengan Rayan sebagai pemimpin pasukan.

Ketidakhadiran Bu Hilda hari ini menjadi surga bagi mereka. Binar bergidik ngeri ketika membayangkan gimana kalau misal mereka bakal kena ciduk, apalagi oleh guru BK. Bisa-bisa habis riwayat mereka dijemur sampai kering. Setelah itu ia melihat kearah ketua kelasnya, Arrayan, yang malah asik menyanyi dengan sangat menjiwai. Itu juga ketua kelas malah jadi garda terdepan membuat kekacauan. Bahkan ia memfasilitasi dengan laptopnya.

"Ga habis pikir, kalau dipikir juga ga bakal habis." Entah sudah gelengan kepala yang keberapa kali ini, sebentar lagi ia sudah bisa nyanyi lagu bolo-bolo dengan kepala geleng-geleng. Sepertinya.

"Bin ayo bin, nih can i be him nih!" Reina yang baru saja menyelesaikan dandelions dengan penuh penjiwaan itu berlari kearahnya, menarik Binar untuk ikut bergabung karena lagu yang akan diputar selanjutnya merupakan salah satu dari daftar top 10 lagu galau Binar.

"No, Rei. Gue sebagai yang waras harus tetap diam," Tolak Binar yang dibalas Reina dengan kata 'ga asik lu', Reina kemudian kembali bergabung bersama dengan geng-geng'an galau brutalnya.

"Tolong jagain jendela Bin! Perasaan gue ga enak!" Teriak Ethan dengan gagang pel, Binar tidak menjawab namun tetap mengintip jendela. Saat ini terpantau aman. Konser kembali berlanjut.

It's all that I've been thinking about
'Cause a light came on when I heard that song and I want you to sing it again..

Yang awalnya datang ke sekolah dengan perasaan senang malah jadi galau, yang galau makin galau. Binar ikut menyanyi dengan suara kecil, bukan karena lagi galau. Tapi emang lagu-lagu sad itu adalah yang paling enak didengar. Lebih nyampe feelnya gitu. Asik.

Semuanya stand by, sudah siap untuk menyanyi segenap jiwa raga dibagian yang nyeseknya sampe ulu hati. Bahkan gagang pel Ethan sudah miring 90°, dan jangan lupa bulu kemoceng entah diapakan Rigel sampai sudah rontok kesana-kemari. Dan saat semuanya sudah bersiap untuk mengeluarkan suara emas, maka disitulah saatnya Binar mengeluarkan jurusnya sebagai tindakan pencegahan yang dilakukan secara sukarela oleh orang waras satu-satunya yang tersisa.

"YAN! LAPTOP LO SEMBUNYIIN! PAK JUN KESINI!"

Keadaan mejadi ricuh, semua mengamankan diri masing-masing. Meja depan pintu, pel, sapu, kemoceng dan alat-alat pendukung lainnya dikembalikan ke tempatnya secepat kilat. Satu persatu menyambar tas mereka, membuat cahaya akhirnya masuk dan menerangi kelas. Suasana jadi mulai manjadi tenang, namun tidak dengan tangan mereka yang sibuk mengibaskan buku, dijadikan kipas karena keringat yang mengucur deras. Nyanyi pake hati ya gini, menguras tenaga.

"Bin, Pak Jun kok lama banget masuknya?" Tanya Reina yang duduk tepat di sampingnya. Gadis itu juga menyeka keringatnya dengan tisu.

"Awas ya kalau boong Bin!" Tambah Rigel, yang membuka bersuara dari bangku belakang Binar dan Reina.

Binar nyengir hingga menampakkan deretan gigi rapihnya. Tak lupa dua jarinya membentuk 'peace' sebagai tanda maaf kepada Rigel. Cowok itu mengangkat keningnya seakan mengatakan 'kamu becanda ya?' lalu kemudian mengacak-acak rambut Binar, gemas.

"Anjir Binar, bisa-bisanya lu ya!" Kesal Reina karena teganya Binar membubarkan konser mereka tadi. Padahal tadi sebentar lagi mereka akan mencapai killing part-nya lagu itu. Bagian teriak-teriak dengan penuh menjiwai.

"Guys ternyata Binar boong! Mana ada Pak Jun? Mana? Maju sini gue gak takut gue udah suntik varises!"

Ethan yang berdiri di depan kelas itu berdiri dengan yakin, sudah siap untuk mengajak mereka kembali melanjutkan konser. Arrayan juga sudah berdiri dari tempatnya, membawa laptop sebelum kemudian ia mundur kembali dengan cepat dan memasukkan laptopnya ke laci meja. Tak lupa memberi kode kepada Ethan namun tidak di respon cowok itu.

Ethan masih menunggu mereka untuk beranjak namun tak ada yang bergerak dari posisinya. Sama sekali. Melainkan semuanya mengarahkan pandangan pada satu titik dan itu bukan dirinya, melainkan pintu kelas. Mau tak mau, ia juga ikut menoleh dan surprise, Pak Jun dengan mistar sepanjang 100 cm favoritnya.

"Eh, Bapak. Daritadi Pak?" Tanya Ethan tersenyum kaget, sambil menggaruk rambutnya lalu berjalan sambil membungkuk kembali ke tempat duduknya sebelum kemudian dihentikan oleh Pak Jun. Feeling gue emang ga pernah meleset.. Batinnya, teringat saat tadi sedang konser tiba-tiba ia merasa kalau sebentar lagi bencana akan datang. Dan inilah.

Binar juga sama, tak kalah kagetnya saat Pak Jun ternyata benar-benar datang. Padahal tadi hanya akal-akalannya saja, apakah Binar dalang yang mengundang kedatangan Pak Jun? Tapi kan Binar bukan Jin teman Jun. Gawat.

"Kamu suntik varises?" Tanya Pak Jun dengan wajah serius. Ethan berdiri tegak dengan jarak yang ia perkirakan lebih dari 120 cm dari tempat Pak Jun. Jaga-jaga, sehingga ia bisa langsung ngribrit jikalau Pak Jun murka.

"Hehe, iya Pak. Kenapa Pak?" Jawab Ethan takut-takut. Lelaki itu kemudian melirik kearah Arrayan, meminta pertolongan anak itu sebagai ketua kelas. Yang malah dibalas dengan gelengan dan wajah sedih sebagai jawaban bahwa ia tidak bisa apa-apa. Kemudian Ethan beralih menatap Rigel, berharap sahabatnya yang satu itu mau berbaik hati, namun malah sama saja responnya bahkan anak itu menempelkan kedua telapak tangannya memohon maaf namun dengan wajah menahan tawa.

Bajigur, awas aja lu bedua biji kuda, Batinnya memaki-maki mereka. Awas saja mereka berdua setelah ini.

"Kamu ikut bapak ke ruang BK sekarang!"

Ethan hanya bisa pasrah, bahunya terkulai lemas. Dia dijadikan tumbal, lagi. Bukan sekali duakali ia menjadi tumbal tapi berkali-kali. Ethan mau ngamuk, tapi takut nanti diukur panjang otaknya sama Pak Jun.

"Semangat Ethan, ntar kalo tenaga lo abis buat lari, gue masih ada suplemen kuat!" Teriak Rigel.

Pak Jun berbalik, "Kamu juga ikut saya!" Tambahnya seraya menunjuk Rigel dengan penggaris. Rigel memasang wajah masam, padahal niatnya memberi semangat kepada Ethan eh malah dirinya sendiri juga harus disemangati. Arrayan menahan tawanya.

"Aduh kasian banget mereka jadi korban," Ucap Binar sedih.

"Mereka atau Rigel? Lo mah kasian sama Rigel doang kan?" Reina memasang wajah menyebalkan untuk menggoda Binar dan hal itu berhasil membuat Binar menyikut lengannya malu.

"Udah mau sebulan masih aja malu-malu kucing  Bin," Sambung Reina.

Toh walaupun hubungan mereka sudah berjalan sebulan tetap saja itu masih terlalu dini, jadi maklum kalau masih banyak malu-malunya. Apalagi mereka from bestfriend to lovers jadi pasti akan selalu jadi topik bulan-bulanan para jomblo. Apalagi Ethan. Kalau Rigel sih mungkin enggak malu, tapi Binar malu pake banget. Karena ini pengalaman pertamanya dalam pacaran!

Meant to be Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang