BAB 1

13.7K 1.1K 85
                                    


Jungkook menghela nafasnya lelah, ibunya yang cantik itu memang sialan. Meninggalkan dia sendiri tanpa memasakkan barang sebutir nasi untuk anaknya yang berumur dua belas tahun. dia enggan melakukan hal itu dan malah tersenyum pada orang-orang asing yang silih berganti tiap jam.


"Ahh, anda datang pagi sekali!" seruan ibunya bahkan terdengar sampai sini. Coba lihat laki-laki bejat macam apalagi yang pagi-pagi sudah datang untuk menemui ibunya yang cantik jelita ini.


"Tidak, sama sekali tidak mengganggu. Mari masuk!"


Dan Jungkook bisa mendengar derap langkah ibunya mendekat. Gila, ibunya mau menerima pelanggan di rumah?


"Anggap saja rumah sendiri, kau kan akan tinggal disini juga."


Mendengar itu Jungkook mengernyit tak percaya. Tinggal? Apa yang ibunya maksud dengan tinggal? Ibunya mau mencari pengganti ayahnya hah?


Baru saja Jungkook mau menemui ibunya, ia baru saja mau berjalan keruang tamu yang jaraknya tak sampai empat meter namun urung karena seseorang menabrak tubuhnya.


Seseorang dengan wajah teramat cantik, dengan wajah mungil, hidung yang lancip, bibir tipis dan mata yang berbinar indah.


Seseorang bernama—


"Taehyung-ah kau tidak apa-apa nak?" ibunya menolong anak itu untuk bangun, melotot pada Jungkook yang menunduk lantas memukul lengan Jungkook. "Perhatikan jalanmu, Jeon!"


Jungkook tak berucap sepatah kata, ia terlalu kaget, terlalu terpesona pada mata indah yang tampak memandangnya dalam diam. Sialnya lagi Jungkook seolah tersihir olehnya, pada bocah yang bahkan baru ditemuinya beberapa detik lalu.


"Jangan salahkan anakmu, Taehyung saja yang ceroboh." seorang perempuan bersuara, wajah yang hampir serupa namun tetap saja berbeda. Bocah yang menabraknya barusan memiliki mata yang indah. Sangat indah.


"Tidak, tidak... Bocah ini memang berandalan." ibu Jungkook kembali bersuara. "Hei, Jungkook. Cepat minta maaf pada Taehyung!"


Mendengar itu Jungkook bergumam iya, ia mengulurkan tangan kanannya untuk meminta maaf. Namun, lama tangan itu terulur tangan Taehyung tak kunjung juga menjabatnya. Jungkook sekali lagi coba menatap mata itu untuk meminta penjelasan namun mata itu seolah tak fokus. Hingga, suara ibu Taehyung bergema dalam telinganya.


"Taehyung tidak bisa melihat,"


Setiap kata itu seolah menari dalam tempurung otaknya.


Saat tangannya malah bergerak kaku menarik tangan mungil Taehyung yang pasrah disamping tubuhnya.


"Itu bukan alasan untuk tidak menerima uluran tanganku, bibi."


Hanya kalimat ketus itu yang bisa Jungkook ungkapkan.


"Maaf."


Dan lirihan Taehyung menambah deretan dosa yang Jungkook perbuat hari ini.




|hallo, bagi kalian yang asing dengan judul dan juga cerita di buku ini, selamat! kalian pasti melewatkan PRE-ORDER buku RASA-SUARA tahun lalu, bagi yang udah ngeh... ada tambahan disclaimer ya, cerita ini inspirasinya dari sana, dengan perubahan di sana-sini demi kepentingan komersil tentu saja. Oke, selamat datang pembaca baru, selamat membaca ulang bagi kalian pembaca setia saya yang bertanya-tanya kenapa buku ini saya unpub. Jangan tanya bukunya masih ada apa nggak ya, udah habis soalnya. Oke, Salam Go Green! Tian|

RASA [KOOKV] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang