Jungkook diam, ia mengamati Taehyung yang tampak menatap hujan dengan begitu tertarik dari balik kaca jendela rumahnya. Hujan diawal musim dingin yang Jungkook rasa akan singkat. Jungkook sampai tak habis pikir pada bocah itu. Bocah bernama Kim Taehyung itu buta kan? Kenapa dia tertarik sekali melihat hujan?
"Kenapa kau hujan-hujanan diluar, Jeon Jungkook!" suara ibunya itu entah kenapa suka sekali menjadi pengganggu dalam sepenggal rasa suka citanya mengamati Taehyung. "Kenapa kau diam saja?! Cepat masuk, kau mau sakit agar bisa bolos sekolah hah! Dasar anak berandalan!! Cepat masuk!!"
"Iya, iya!!! Aku masuk, dasar cerewet!" Jungkook ikut berteriak, ia melangkah cepat. Masuk dan melepas sepatunya serampangan sambil mendumal kesal.
"Jungkook sudah pulang?"
Dan saat Jungkook berbalik tiba-tiba saja Taehyung sudah ada dihadapannya.
"Astaga— kau tidak lihat aku sudah ada dirumah! Dasar buta. Minggir! Kau menghalangi jalanku."
Taehyung agak terhuyung saat Jungkook menyenggol bahunya, Jungkook sendiri malah berjalan cepat-cepat menuju kamarnya karena terlalu bodoh. Ya, dia memang bodoh sekali. Kenapa dia selalu mengucapkan kata-kata kasar pada Taehyung. Sialan.
[][][]
Sore selanjutnya hujan tak lagi turun, ketika Jungkook sampai dirumah dia tak lagi melihat wajah serius Taehyung yang selalu mengawasi hujan dari balik jendela. Karena hujan tak lagi turun, dia tak bisa mengamati wajah cantik Taehyung hari ini. Sayang sekali.
Rumahnya tampak sepi, ibunya yang cantik itu pasti sudah berangkat ke bar milik mereka. Dan ibu Taehyung tentu saja ikut membantunya. Sejak Taehyung dan ibunya tinggal bersama mereka dia jarang melihat ibunya pulang pagi hari seperti hari-hari biasa. Karena disini ada Taehyung yang membutuhkan ibunya, karena itu ibunya juga akan ikut pulang saat ibu Taehyung selesai bekerja.
Ibu Jungkook mana tega membiarkan Taehyung yang lemah itu jadi bulan-bulanan Jungkook yang tempramen.
Ngomong-ngomong soal Taehyung, dimana bocah buta itu? Bukannya dia selalu duduk mendengarkan televisi sambil menunggunya pulang. Kenapa tidak ada?
Tanpa bersuara Jungkook berjalan perlahan menuju kamar Taehyung. Ruangan sempit yang tak sampai tiga kali tiga meter itu kini dihuni oleh Taehyung dan ibunya. Jungkook mengintip melalui celah pintu yang tak tertutup rapat, dari ruangan remang yang minim pencahayaan itu Jungkook melihat Taehyung tengah bergelung dalam selimut. Wajah cantiknya tampak gelisah, bulir-bulir keringatpun seolah bersekongkol untuk membuatnya tak nyaman dalam tidur hingga tubuh itu tersentak.
Taehyung terbangun dengan nafas terengah, mencoba menggapai apapun yang ada disekitar sembari menggumam nama ibunya sampai— "sst.. Tenanglah, aku ada disini."
Jungkook merengkuhnya, membawa tangan Taehyung dalam satu tautan tangan lantas mengusap puncak kepalanya yang terasa hangat dalam kasih yang tak bisa dia jabarkan.
"Jangan pergi." pinta Taehyung lirih,
Tanpa sebuah jawaban, Jungkook hanya terus mengusap Taehyung dalam diam. Dalam detik-detik bisu yang berteman pada sunyi. Penat itu menjelma menjadi rasa yang lebih indah.
Dulu, Jungkook begitu muak disini. Seorang diri terkurung sepi hingga Taehyung datang..
Kini, selalu ada alasan Jungkook untuk kembali. Karena dirumah ada seseorang yang kini akan selalu menjadi pengusir penat untuknya. Kim Taehyung, dan senyum menawan miliknya..
Ya, Jungkook tak akan pergi...
[][][]
KAMU SEDANG MEMBACA
RASA [KOOKV] ✅
Fanfiction[SUDAH DI BUKUKAN] Bagaimanapun akhirnya, kita akan selalu di pertemukan. [KookV fanfiction-YAOI] #426 in fanfiction 171109 #507 in fanfiction 171108 #586 in fanfiction 171107 #672 in fanfiction 171106 #747 in fanfiction 171103 #843 in fanfiction 17...