Soal Bee? Ahh, tentu selalu mengusikku. Mengusik sebuah organ yang tersembunyi begitu dalam. Ya, hati. Mendengar namanya saja mampu membuatku tak karuan, apalagi berada di dekatnya? Sudah pasti aku tak berkutik. Tapi tampaknya dia begitu tenang dan tak pernah merasa 'tergetar'. Apa dia tidak merasakan hal yang sama? Mungkin. Apakah hatiku tak berbalas? Itupun mungkin.
Tapi... Semakin aku meredam semuanya, semakin nyata rasa ini tampak. Aku tak tahu mengapa, hanya saja getaran ini selalu bergejolak. Menyiksa memang ketika itu terjadi, tapi aku menikmatinya. Menikmati setiap detik dengan merindukannya misalnya, itu menyenangkan. Tepatnya selalu menyenangkan karena terlalu sering aku melakukannya.
Ketika kisahku ini terpublikasi, mungkin orang yang mengetahuinya akan menganggap ini konyol. Wajar. Karena memang terlalu ironi ketika seorang wanita dan hatinya selalu setia menanti seorang pria yang mungkin tak pernah mengharapkannya. Menanti dengan sepenuh hati, tanpa pamrih, dan selalu ramah ketika rasa sakit menghampirinya. Rasa sakit yang memang lebih setia dibandingkan dengan pria yang diharapkannya, untuk kembali.
Oke, kembali ke dia. Ibarat lilin, dia sungguh sederhana. Inilah yang dinamakan kesederhanaan yang terbalut dengan istimewa. Ya, karena aku yang selalu memujanya tanpa berharap dia melakukan hal yang sama. Karena itu tak mungkin, aku tahu. Tak banyak hal yang dia lakukan, tapi itu membuatku selalu menagih tiap hal darinya untukku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bee? Remember Me?
RandomApa jadinya jika ada seorang wanita yang selalu setia menanti pria yang sama sekali tidak pernah benar-benar mengharapkannya? Apa jadinya jika ada seorang wanita yang bersedia jatuh berkali-kali di lubang yang sama dengan penyebab yang sama? Here we...