8

17.9K 847 30
                                    


Warning!! Typo bertebaran. Selamat membaca.

###

Seorang gadis berjalan di padang rumput, mengingatkannya tentang sosok wanita paru baya yang menhamporonya beberapa minggu lalu.

Lauren berjalan menuju pohon yang ada di sana, memandangi ha mparan rumput yang luas dengan di hiasi bunga mawar biru yang bergerombolan.

"Lauren" panggil seorang wanita uang sanagat cantik, di mahkotanya terukir gambar bulan.

"Moon goddes? Apakah kau dwi bulan itu?" Tanya lauren sambil menatap dwi bulan pebuh dengan kekaguman.

"Ya sayang, aku dwi bulan.aku ingin menemuimu dengan seseorang." Ucap moon goddes.

"Lauren" panggil.wanita paru baya dengan dres putih jatuh hingga ke kakinya.

"Ibu? Apa ini nyata?" Ucap lauren ragu. Tanpa tunggu lama, lauren langsung berlari menghampiri ibunya.

" Kau tau kenapa kau ada di sini?" Lauren .

"Aku ingin menetap disini"

"aku akan mempersilahkan kau dusini, tapi tak kasihan dengan seseorang yang sedang menunggu mu disana?"

"Siapa?"

"Alex sayang, mate mu" potong Rinta a.k.a ibu lauren

"Tapi aku ingin bersama ibu"

"Itu namanya egois sayang, kini matemu tidak seperti dulu. Yang diamana dia gagah dan di takuti, kini ia lemah tak berdaya"

"Tapi ibu.."

"Moon goddes akan menjaga ibumu. Jika kau rindu pada ibu, kau genggam saja kalung yang pernah ibu beri." Potong rinta.

"Ibu, aku akan kembali demi ibu, tapi aku tak tau bagai mana caranya" keluh Lauren.

" aku akan memberi tahumu." Ucap moon goddes.

Tak lama, sebuah cahaya yang silau menghampiri Lauren dan membuat lauren terbangun.

******

Alex POV

Kini tak lagi sama, aku memiliki mate yang sangat baik hati dan kini terbaring lemah. Setelah aki beristirahat selama sehari untuk menstabilkan kondisiku yang terpuruk.

Aku kembali ke rumah sakit dengan membawa bunga mawar biru. Aku sendiri tak tau, apa itu bunga kesukaannya.

"Omour, bangun. Lihat lah aku yang sekarang, dulu kau yang mengurusku. Kini tak ada lagi yang mengurusku. Omour, please  get up dear.. please open your eyes. See me here waiting for you. Do not leave me." Lirihku padanya.

Ku cium punggung tangannya, tak lama. Lauren kejang kejang. Membuatku panik. "DOKTER, DOKTER!" Arnold a.k.a dokter pack pun masuk dengan alat medis. Aku menunggunya dari luar, mom dan dad datang menghampiriku. Felidya tak kuat menahan tangis dan ia menangis diam.

10 menit arnold di dalam bersaman Lauren dan 

Tit...........

Ku dengar alat pendeteksi jantung. Aku tak bisa mencium bau Lauren, gery telah pergi ke ruang palung dalam dan tak bicara lagi kepadaku.

Arnold keluar dengan raut wajah yang tak bisa ku artikan. "Bagaimana kondisi luna kalian?!" Cecarku sambil menghampiri arnold. Namun yang ku sapat hanya gelelngan pasrah.

My Alpha White WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang