21

12.9K 595 7
                                    

WARNING TYPO!!

Air mata yang sejak tadi tidaak berhenti mengalir, siang telah berganti dengan malam, namun Lauren masih setia menatap Hutan dengan tatappan kosong. seakan apa yang di katakan dan yang terjadi tadi siang adalah mimpi semata, adalah bunga tidu yang menghampirinya saat tidur siang tadi.

Ingatan tentang bentakan Alex kembali merasuki pikirannya. "Sayang, ayo masuk. Apa kau  tak kasihan dengan Bayi mu sayang?" Ucap Riska. Kesedaran Lauren pun teralihkan. Ia tak ingin orang yang di cintainya pergi. sudah cukup Alex yang membuatnya seperti ini, jangan sampai bayinya juga tersiksa atas apa yang di lakukannya. 

Lauren berjalan meninggalkan bangku taman yang telah ia duduki beberapa jam yang lalu. Riska menatap Lauren iba. Sebagai ibu dan juga wanita, ia tahu bagaimana perasaan menantunya saat ini. 

Lauren berjalan menuju kamarnya, Bukan kamar yang biasa ia tiduri bersama Alex, namun kamar tamu yang cukup Jauh dari kamar Alex. Makan malam pun di lakukan oleh Lauren di dalam kamar tanpa napsu. 

teng tong

Bel rumah memecahkan keheningan yang terjadi, mengalihkan pikiran Lauren. dengan langkah layu, lauren berjalan menuju Gerbang pack. hingga langkah kakinya terhenti saat melihat Alex dan Bulan sedang berpelukan sambil menonton televisi. Hati Lauren kembali sesak, sekuat tenaga, lauren menahan air mata yang siap jatu kapan saja.    

"Kakak Ipar!" Paanggil seseorang yang tak lain adalah Felidya. Felidya datang bersama Matenya atau kembaran Lauren yaitu Faurel. Sedikit senyuman terukir di wajah Lauren.  

"Kakak, felidya" sapa Lauren, tanpa aba-aba. Felidya langsung memeluk tubuh Lauren. sedangkan Faurel hanya bisa menatap saudara kembanya dengan tatapan sendu. 

"kau tak di apakan anjing bau itu kan?" tanya felidya, sontak Lauren langsung terkekeh dan menggelang dengan apa gelar yang di berikan oleh adik matenya ini. "Aku tak apa Fel" jawab lauren. namun dari matanya seakan berkata hatiku sakit   

"aku tak segan-segan membunuh anjing itu jika kembali membuat kakak iparku menangis. akan ku bunuh dia" Lauren kembali tersenyum, walau senyum itu hanya kepalsuan semata. "dia kakak mu. dan mateku" Ucap Lauren dengan mengecilkan kalimat terakhir. Rasa bersalah langsung menghampiri Felidya dan rasa sesak menghampiri Lauren. ,e,buat beberapa menit keheningan terjadi di antara mereka bertiga. 

"sebaiknya kita kekamar, ini sudah mala, dan udara juga semakin duingin. tak baik untu bayi mu" Ucap Faurel memecah keheningan. 

seakan setuju degan Ucapan Faurel, Lauren dan Felidya langsung menuju ke kamar mereka.

Langkah Lauren terhenti saat melewati ruang keluarga. Yang di mana Alex sedang bercium panas dengan Bulan. Cairan bening kembali lolos dari mata Lauren dan membuat Faurel merasa marah karna kembaran dan adiknya ini menangis karna seorang lelaki yang menyia-nyiakan ke tulusan sang adik.

Tanpa ba-bi-bu, Faurel langsung memeluk Lauren, Sonta air mata Lauren tambah mengalir deras. Felidya menatap sang Alpha dengan tatapan tak suka dan juga Bulan dengan mata elangnya. 

namun tak di sangka, Alex langsung melepaskan Ciumannya dan langsung menghanpiri Laren. Alex menarik tangan ALuren dengan kasar 

"Apa yang kau lakukan?!" Suara alpha tone keluar dari mulut sang Alpha. 

"seharusnya dia yang bertanya padamu Alpha, apa yang kau lakukan sehingga membuat kakaku menangis?" bela Felidya sebelum faurel mengeluarkan suara. 

tanpa mengubris perkataan Felidya, Alex langsung menarik tubuh Lauren memasuki kamar mereka. "ANJING BODOH, KAU LUKAI KAKAK KU KAN KU BUNUH KAU DAN MANUSIA IBLISMU INI!!" Teriak Felidya. 

sedankan bulan menatap punggung Alex dengan tatapan tak percaya. "ternyata sihirku tidak bisa menahan dirinya" Gumam bulan. 

Faurel dan Felidya langsung menatap Bulan dengan tajam. seakan ingin memakan wanita iblis itu sekarang juga. 

"Apa yang kau inginkan?" ucap Felidya. namun hanya taw sinis yang keluar dari mulutnya. "aku?? kau menanyakan apa yang aku inginkan? tentu saja sahabat kecilku dan nanti akan menjadi miliku seutuhnya" Jawab Bulan dengan angkuhnya. 

Bulan berjalan meninggalkan Faurel dan Felidya. sedangkan Faurel dan felidya seakan kakinnya dan tangannya membeku dan tak bisa menyusul dan menghajar bulan" 

##

Di kamar alex dan Felidya, Alex langsung menjatuhkan Lauren ke atas ranjang.

"Apa yang kau lakuakan tadi?!" bentak Alex, namun LAuren tak mengerti dengan apa yang ditanyakan oleh Alex, melakukan? melakuakan apa? apa alex cemburu? tapi tidak mungkin, ia mencingtai bulanbukan dirinya. fikir Lauren. 

"KAU!! dengan mesranya kau berpelukan dengan lelaki lain di depanku. di mana otakmu?!" bengis Alex. 

"apa? aku? dan kau marah?" seakan ragu dengan apa yang di tanyakannya, Alex pun tak menjawab pertanyaan Lauren.

"seharusnya aku yang marah, kau memmbuat hatiku sakit., kau berciuman dengan wanita lain di depanku, dan aku hanya memeluk faurel!" bela Lauren. 

Alex langsung mendekati Lauren dan mencium Lauren dengan ganas, menggigit bibir bawah Lauren dengan penuh napsu. Dengan sekuat tenaga, Lauren mencoba untuk melepaskan ciuman tersebut, bukan ciuman cinta melainkan ciuman penuh kemarahan karna sesuatu. "Sa....k hhmmmppp le...pas hmmpp" Air mata Lauren tak terbendung lagi. 

ciuman mereka pun berhenti, deru nafas yang tak biasa keluar dari mulut mereka. Bibir bawah Lauren berdarah, namun itu semua tak sesakit hatinya saat ini. 

"jangan pernah kau panggil lelaki lain di hadapanku!!" Alex memperingati. "dan Kau!! jangan penah kau meninggalkan Kamar ini walau hanya sedetik" lanjut Alex

BLAM

Hempasan pintu pun bergema di dalam kamar yang hanya tinggal lauren seorang. Lauren menangis menahan rasa sesaknya. 

bahkan hanya kakakku sendiri kau maarah padaku, kau sendiri berciuman dengan wanita  yang bukan siapa-siapa dirimu" Batin Lauren, Lauren menangis di atas ranjang hingga kegelapan menyambut dirinya. 

##





My Alpha White WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang