22

13.9K 664 15
                                    

warning typo!!

sudah 3 hari Lauren di kurung di dalam kamar, setipa hari para maid mengantarkan makanan ke padanya. Hingga hukumannya berhenti, bukan berhenti. Namun Alex enggan untuk kembali tidur di kamar mereka dan tidur bersama. 

Lauren memutuskan berjalan menuju keluar kamar dan pergi ke taman tempat kesukaannya di pack ini. hingga langkahnya terhenti saat melewati ruang kerja. Lauren melihat Alex sedang berciuman panas dengan Bulan. Tanpa sadar, Lauren berjalan mendekati Alex.

"A....Alex?" panggilnya. setelah itu ciuman mereka berhenti dan menatap Lauren dengan tatapan melihat hama. Air mata Lauren lolos dari matanya.

"KAU!" panggil Alex dengan menaikkan suaranya satu oktaf. 

tanpa tunggu lama, Lauren telah terlebih dahulu menghindar dan berlari keluar pack. Lauren berlari menuju whitemoon pack yang di mana, sang kakak berada. tak tahu hari bertambah kelam dan kaki yang tertusuk oleh rantinng dan duri yang tajam. Udara yang dingin di tengah hutan menambah kesengsaraannya malam ini. 

sesampai di Whitemoon pack, Warrior penjaga gerbang langsung menatap Lauren bingung namun tetap membuka  gerbangnya. Faurel dan Felidya yang ada di ruang tamu langsung berlari menuju gerbang pack setelah mendapat Mindlink dari warriornya. 

"kakak" dengan cepat lauren berlari menuju kakaknya dan memeluk Faurel. Seakan bebanya telah sedikit berkurang,Lauen langsung ambruk tak sadarkan diri. dengan sigap, Faurel memopong tubuh lauren yang kurus.

lauren terbangun dari tidurnya, memperlihatkan kamar bercat putih bercamour abu-abu. ini bukan kamar di packnya. pintu kamar terbuka. menampakkan felidya yang berjalan bersama Faurel. 

"kakak? hiks...hiks... hiks" Lauren kembali menangis atas apa yang di lihatnya kemarin. 

"kakak" panggil elidya dan langsung menghampiri lauren dan memeluknya. 

"apa yang terjadi? kenapa kau berlari kesini?" tanya faurel, sekali lagi lauren terisak dan ingatan tentang Alex yang mengurungnya dan berciuman dengan wanita lain membuat dadanya sesak. Lauren menceritakan kejadian detalnya dan membuat sudara kembarnya tersebut bergeram marah. 

"dasar Anjing bodoh" maki Faurel. faurel beranjak darikamar faurl dan pergi menuju bluemoon pack, namun lauren berhasil mencegahnya. Faurel untuh melakukan suatu tidnakan kepada sang Alpha. 

seminggu sudah Lauren tinggal bersama sang kakak di Packnya, kandungan lauren pun telah memasuki usia ke 4 minggu. semua mimpi yang merasuki tidurnya, membuat lauren tak nyaman dan ingin kembali ke packnya.

dengan berat hati, faurel mengizinkan lauren untuk pergi dari packnya. sesampai di Bluemoon pack, Lauren menahan sesak didadanya dan berjalan menuju kamar alex. semua warga pack membungkuk ke luna mereka yang baru pulang. 

"ohh... luna kita kembali? apa ada yang salah luna?" ucap bulan. dengan sekuat tenaga, Lauren menahan air matanya. "kau boleh tertawa, namun ingat. tawamu sebentar lagi akan hilang" ucap lauren dengan menekan kalimat terakhir. 

hari-hari setelah kembali ke bluemoon pack, dilaluinya dengan air mata. Bulan yang tertawa senang melihat perlakuan saat ini. sedangkan lauren?  hanya bisa diam saat ini. 

Tak kuat akan beban yang di alaminya, Lauren hanya bisa menangis. HIngga tangisnya terhenti saat teringat sesuatu sudah ku bilang, kebahagiaanmu akan berakhir. dan ini akhirnya . dengan kasar Lauren menghapus Air matanya.

"Mari kita mulai permainannya" Gumam Lauren. Seakan alam tau kemarahaanya dan perasaannya. Angin berhembus dengan kecang, menerbangkan rambutnya yang panjang dan Baju yang seakan melilit dirinya. Aura seorang Luna, Aura sang ke pemimpinan keluar dari tubuhnya. seakan tak ada kesedihan Lagi, Lauren berjalan menuju Mission.

berpaspasan dengan jalan Luna terdahulu, Riska langsung tak percaya apa yang di lihatnya saat ini. Mata Lauren berwarna Abu-abu, Rambut yang di ujungnya bergulung dan berwarna biru. "Lauren? Apa ini kau?" Riska memandang Lauren. Dengan senyuman, Lauren menjawab pertanyaan Riska. "Ya mom. Ini aku. Luna dari bluemoon pack. aku akan mengikuti permainannya." Balas Lauren.

Riska yang melihat perubahan sang luna hanya bisa tersenyum. namun hal yang mengejutkan terjadi, iris mata lauren berubah menjadi berwarna abu-abu. rambutnya bagian bawah tergulung seperti ombak dan menjadi warna biri. aura kepemimpinanya keluar. 

"bulan, mari kita mulai permainnanya." ucap lauren. "ternyata kau sudah siap untuk mati?" tawa bulan kembali membuat puncak kemarahan sang luna. 


ye.. gantung, segini dulu. kapan-kapan lanjut lagi. see you... love you.. 



My Alpha White WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang