15

12.8K 586 10
                                    

Biasakan memberi vote sebeum atau sesudah membaca.

LAUREN POV.

"Alex, ada suara aneh yang ku dengar" kataku.

"Itu suara wolf mu sayang" balas alex.

'Wolfku?'

Aku masih bingung  ternyata seorang mate bisa berubah menjadi werewolf juga.

'Ya, aku wolfmu. Kau bisa memberiku nama' ucapnya lagi. Aku menoleh ke arah alex. "Hmm.. Alex, apakah aku harus memberi nama wolfku?" "Ya, aku akan mandi dulu. Kau bisa memusyawarahkan nama wolfmu" ucapnya. Tak mencium pipiku sekilas dan berjalan menuju kamar mandi.

Aku memikirkan nama yang simpel namun indah.
'angle?'
'Pasaran'
'Lala?'
'Simpel'
'Megan?'
'Hm.. bagus. Aku suka'

Megan, nama wolfku Megan. Tak lama, Alex keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah. "Jadi, siapa nama wolfmu?" Tanya alex  "Megan" jawabku dan tak lupa memberi senyuman kepadanya.

"Nama yang bagus." Ucapnya dan bersandar di bahuku. "Kita bisa melakukan mindlink . Jadi kita bisa berkomunikasi tanpa ponsel" lanjutnya.

"Oh ya? Mari kita coba" alex mengangguk dan mempersilahkan aku melakukannya.

'Aku belum mandi, jadi aku mau mandi dulu' ucapku dan membuat Alex terkekeh.

'Kau memang bau' ucap alex. Aku mengkrucutkan bibirku.

"Hei, kau mau ku cium?" Tanya. Aku langsung menutup mulutku dan  bergegas untuk mandi.

Selesai mandi, aku tak menemukan Alex di kamar.

'Meg,dimana mate kita?'
'Ntahlah mungkin bekerja.'
'Kita mindlink saja, bagaimana?'
'Good idea'

Sekarang temanku hanya Megan di saat ku sendiri. Aku pun me mendlink Alex menanyakan keberadannya.

'Alex, kau di mana?'
'Aku di kantor sayang. Maaf, tak bisa menemanimu hari ini'
'Tak apa' aku langsung memutuskan mindlink sepihak.

2 jam berlalu.. namun aku masih setia dengan drama Korea. Serasa hampa jika tak ada Alex.

Daripada aku yang galau, lebih baik aku ke kamar Aya saja. Oh ya, Aya itu adalah Mate Luthfi, beta nya Alex dan juga.. aku belum pernah bicara banyak dengannya.

Oh felidya, jika ada dia. Aku akan bersamanya saat ini.

Aku memutuskan untuk kekamar Aya.

'TOK..TOK' ku ketuk pintu kamar Aya dan tak lama terdengar suara langkah kaki.

"Ya sebentar" ucap seseorang dari dalam. Yang telah pasti itu Aya.

"Luna" ucapnya sambil menunduk. "Hei, jangan seperti itu kepadaku. Panggil saja aku dengan namaku" ucapku. Aku selalu merasa sedikit tidak enak jika temanku bukan, orang yang ingin aku anggap akrab memanggilku luna. Itu serasa kita terlalu menguasai semuanya dan harus di hormati.

"Baik lun.. maksudku lauren" ucapnya dengan sedikit melarat namaku.

"Ada perlu apa lau?" Tanya Aya. Ini baru yang namanya santai. "Aku bosan di pack. Bagaimna jika kita ke mall?" Ucapku.

"Hm.. baiklah. Aku akan bersiap siap" ucap Aya

"Ok. 10 menit lagi, ku tunggu di depan gerbang." Ucapku.

Aya menjawab dengan anggukan. Aku langsung berjalan ke kamar dan mengganti bajuku dengan celana jins panjang dan baju dengan lengan pendek. Tak lupa cardigen dan tas kecilku.

My Alpha White WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang