Prolog

966 42 11
                                    

Mobil sport berwarna merah terparkir di antara mobil-mobil alumni SMA Cahaya. –Kinan- Mengenakan baju putih sesuai dresscode yang telah di tentukan untuk menghadiri reuni akbar SMA Cahaya. Didalam sana. Dari kejauhan ia bisa merasakan malam ini ia akan bertemu (lagi) dengan siapa. Suara riuh dari dalam sana mungkin salah satunya berasal dari suara ''mereka'' yang pernah mengisi masa-masa SMA-nya. Di pinggir lapangan basket itu, setiap kali tim basket latihan, akan ada cewek-cewek alay yang teriak-teriak menyemangati para pemain basket. Sepaket dengan tim cheerleaders yang tak kalah centilnya. Dan diam-diam terdapat cewek yang tengah nyolong-nyolong mengintip dari jendela kelas untuk menyaksikan latihan basket di sela-sela jam pelajaran. Di pojok sana, ruang OSIS yang pernah menjadi tempat ajang melarikan diri dari pelajaran Pak Bambang menjadi saksi bisu kepahitan dan perjuangan seorang siswi yang tengah berjuang mencari jati diri. Di kelas yang tak jauh dari ruang OSIS, ia tak akan pernah lupa dengan orang yang mengatas namakan dirinya sebagai sahabat. Dan di koridor yang ada di depannya, perempuan itu bisa merasakan ia tengah beradu hidung dengan lelaki perfect yang menjadi idola di SMA Cahaya. Perempuan itu tersenyum. Menghela napas. ''HAI!!!''Seorang lelaki tersenyum sumringah muncul dari balik lampu temaram yang ada di parkiran SMA Cahaya. Gadis itu tertegun.

''KINAN, Yuk!''Seorang lelaki yang tadi semobil dengannya muncul dari belakangnya. Lelaki itu menyipitkan matanya, berusaha mengenali lelaki yang tengah berdiri di depan Kinan. Lelaki itu tersenyum.

''HAI. Apa kabar?''lelaki itu mengulurkan tangannya

''OH YA. Kabar baik. Bukankah begitu Kinan?''Lelaki itu melirik Kinan, perempuan itu mengangguk.

''Sayang. Kita masuk yuk!''

HAY (How Are You) Mantan ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang