Sepuluh

342 11 0
                                    

''Gue mohon lepasin gue!''Suara gadis itu terdengar parau, lelaki bertubuh besar itu menarik lengan Kinan dengan kasar, gadis itu meronta. Berteriak meminta pertolongan di tengah tawa lelaki-lelaki brandalan itu atas kemenangannya.

''Teriak-teriak aja sepuasnya. Hahahahha!''

''Lepasin gadis itu!''Seorang lelaki berdiri dibelakang lelaki bertubuh besar. Lelaki bertubuh besar itu member isyarat pada temannya agar menghajar lelaki itu.

''Kak Bryan!''Lelaki berkaos orange menyerang Bryan. Namun, lelaki itu kalah cepat dengan Bryan. Lelaki berkaos orange itu terkapar di tanah mendapat pukulan bertubi-tubi dari Bryan. Lelaki bertubuh besar itu melepas Kinan, melawan Bryan yang berdiri di depannya. Kaki Bryan dengan cepat menangkis tubuh besar lelaki itu, kini dua orang itu tela terkapar di atas tanah, berdiri dan segera berlari meninggalkan Bryan dan Kinan.

''Kinan loe...''Ujar Bryan terputus ketika Kinan memeluk lelaki itu. Gadis itu terisak memeluk erat lelaki yang berdiri di depanya.

''Tenang Kinan, sekarang loe udah aman!''Ujar lelaki itu mengelus punggung gadis itu.

***

Bryan mematikan mesin motornya setelah sampai di depan gerbang kos Kinan. Gadis itu menghapus air matanya dengan punggung tangannya turun dari motor Bryan.

''Masuk gih, loe harus istirahat!''Ujar lelaki itu. Kinan mengangguk, menahan air mata yang ada di kelopak matanya. Bryan mengenakan lagi helmnya. Menyalakan mesin motornya.

''Kak Bryan! thanks!''Ujar Kinan. Bryan menganggukkan kepala.

''Besok pagi, gue tunggu senyum loe, ya!''ujar Bryan. Kinan tersenyum.

''Gue pulang dulu!''Ujar Bryan sebelum akhirnya melajukan motornya. Kinan segera masuk ke dalam kos. Menaiki tangga dan masuk ke dalam kamarnya. Menenggelamkan tubuhnya di atas kasur, menangis.

''Loh loh, Kinan!''Anggi melongo, menjepit rambutnya yang belum selesai di roll

''Kinan. Kinan apa yang terjadi?''Gadis itu mengelus rambut Kinan. Gadis itu tak mendapat jawaban dari Kinan.

''Mungkin loe butuh waktu sendiri!''Ujar Anggi beranjak dari kasur

''Jangan tinggalin gue.''Kinan membalik badan, memeluk Anggi dari belakang.''Gue takut!''Ujar Kinan menangis tersedu-sedu. Anggi menelan ludah

''Gue disini, Kinan.''Ujar Anggi mengelus rambut gadis itu, menemani gadis itu hingga terlelap. Anggi menyelimuti Kinan. Meraih tas Kinan yang ada di atas ksur dan menaruhnya di meja belajar. Ponsel gadis itu berdering, gadis itu melirik layar hape milinya,

''Kelvin''

''Mau apa lagi anak ini?''gadis itu meraih ponselnya. Keluar dari kamar dan mengangkat telepon Kelvin

''Hallo!''

''Anggi-anggi. Kinan sekarang dimana? Gue nyari dia di danau dia nggak ada!''Suara Kelvin terdengar panik

''Setelah apa yang udah loe lakuin ke dia, loe masih tanya sekarang dia ada dimana!''Sergah Anggi.

''Gue sekarang ada di depan kos loe. Gue minta tolong loe turun sekarang!''Ujar Kelvin. Anggi memutar kedua bola matanya. Menutup teleponnya dan menuruni anak tangga menuju gerbang kos.

''Mau apa loe kesini?''

''Gue harus bicara sama Kinan!''Ujar Kelvin masuk gerbang

''Stop Kelvin!''Anggi mendorong tubuh Kelvin. ''Loe nggak bisa seenaknya masuk ke dalam kos cewek!''

''Kalo gitu suruh Kinan turun, gue harus bicara sama dia! Dia harus dengerin penjelasan gue, kalo gue tadi telat gara-gara tadi ada perayaan...''ujar Kelvin terputus

''Perayaan?''Sela Anggi. ''Ohh. Jadi loe enak-enakan makan sama temen-temen loe dan ngebiarin Kinan nunggu di tempat kaya gitu. Loe nggak tau kan apa yang akan terjadi sama Kinan kalo Kak Bryan nggak datang nolongin dia!''

''Bryan? nolongin Kinan? Apa-apa yang terjadi!''

''Loe pikir sendiri!''Ujar Anggi mendorong tubuh Kelvin keluar dari gerbang dan menutup gerbang itu.

''Anggi-Anggi! Apa yang terjadi sama Kinan. Anggi!''Teriak Kelvin menggedor-gedor gerbang. Anggi tak menggubris Kelvin dan masuk ke dalam kos. Kelvin mengenakan helmnya. Menyalakan mesin motornya dan melajukan motornya. Berhenti di depan sebuah rumah. Dan turun dari motornya.

''Selamat malam, Bik! Bryan ada?''

''Mas ini temannya den Bryan, ya? Ada-ada dia baru saja pulang. Silahkan masuk,''

''Nggak usah bik, saya tunggu di luar saja.''

''Yaudah. Sebentar ya, saya panggilkan dulu.''Ujar pembantu Bryan masuk kedalam rumah. Kelvin duduk di kursi kayu yang ada di teras rumah Bryan.

''Kelvin!''Seorang lelaki dengan kaos oblong muncul dari balik pintu. Kelvin beranjak dari tempat duduknya

''Bryan. Gue kesini...''

''Soal Kinan?''sela Bryan. Kelvin mengangguk

''Gue mau berterimakasih sama loe, meskipun gue nggak tau apa yang terjadi, tapi kayaknya gue datang ke orang yang tepat.''

''Setiap hari gue pulang melewati danau itu. Tadi Kinan hampir aja menjadi korban pelecehan brandal-brandal. Mungkin telat sedikit aja, gue nggak tau apa yang akan terjadi sama dia. Gue nggak tau mereka siapa, tapi salah satu dari mereka kayaknya masih seumuran sama kita!''Jelas Bryan. Kelvin menelan ludah

''Apa dia baik-baik aja?''

***

''Nan. Sarapannya gue taruh sini ya, jangan lupa di makan.'' Ujar Anggi menaruh nampan berisi bubur ayam dan susu. Gadis itu menghela napas, mendapati Kinan menatap kosong berdiri di depan jendela.

''Gue berangkat dulu, kalo butuh apa-apa loe sms gue aja!''Ujar gadis itu meraih ranselnya, keluar dari kamar dan menutup pintu kamarnya. Kinan menatap lelaki yang berdiri di depan pagar dengan tatapan kosong. Lelaki itu mematung menatap ke arah jendela kamar Kinan. Gadis itu meraih album foto yang ada di meja belajarnya, membukanya. Gadis itu menutup telinganya, membuang album foto ke sembarang arah. Menangis.

''Lebih baik loe pergi!''Anggi muncul dari balik gerbang. Kelvin tak menggubrisnya.

''Beri dia waktu buat sendiri!''Ujar gadis itu sebelum akhirnya naik ke dalam angkot. Anggi menatap lelaki yang berdiri mematung di depan kosnya dari jendela angkot, sebelum tubuh lelaki itu hilang dibelokan jalan. Tak lama kemudian sopir angkot meminggirkan angkotnya setelah sampai di depan SMA Cahaya. Gadis itu segera membayar ongkos dan keluar dari angkot, menyusuri koridor sekolah.

''Apa yang terjadi dengan Kinan?''Aji menghadang Anggi di depan pintu kelasnya. Anggi melengos, tak menggubris lelaki itu. ''Kelvin dari semalam nggak ada kabar!''Aji menahan lengan gadis itu ketika gadis itu masuk ke dalam kelas

''Gue tanya sama loe!''imbuh lelaki itu

''Loe dan kalian semua, sama brengseknya dengan Kelvin. Ngerti!''Ujar gadis itu mengarahkan pandangan pada Angga dan Dion yang berdiri di depan pintu, menepis tangan Aji

''Maksud loe?''

''Loe tanya sendiri sama kapten basket loe itu!''Ujar gadis itu berlalu  menuju tempat duduknya.

''Nggi..''

''Ji. Udah.''Ujar Dion menahan langkah Aji. Mereka segera duduk setelah bu Sarah masuk kedalam kelas.

''Selamat pagi, Semuanya. Silahkan buka buku kalian halaman 36!''


HAY (How Are You) Mantan ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang