Tiga belas

228 10 10
                                    


Bel pulang berbunyi. Anak-anak SMA Cahaya berhamburan keluar dari kelas. Kinan memasukkan buku-bukunya dengan malas.

''Nan. Loe nggak papa?''

''Gue baik!''

''Eh! Lihat deh itu anak-anak ngapain lari-larian gitu sih!''Alisya mengintip dari jendela kelasnya. Kinan tak menggubrisnya

''Kinan. Kinannnnn! Gawat!''Anggi ngos-ngosan masuk ke kelas Kinan

''Loe kenapa sih?''

''Loe harus menghentikan ini semua. Cuma loe yang bisa ngelakuin ini!''

''Apaan sih?''

''I-itu. Kelvin cs. Dia mau tawuran sama anak SMA sebelah!''Jelas Anggi. Kinan berdiri, mencondongkan wajahnya ke telinga Anggi

''Gue nggak tertarik!''gadis itu mengenakan ranselnya

''Mereka ngapain sih pake tawur segala.''Alisya garuk-garuk kepala

''Sejak istirahat tadi Kelvin udah nggak ada di kelas. Dia nyamperin salah satu cowok yang malam itu godain loe, Nan! Loe tau kan Kelvin kalo lagi marah gimana? Dia nggak segan-segan nglakuin apapun yang bakal...''Ujar Anggi terputus ketika Kinan berlari keluar kelas. Anggi memutar tubuhnya mengejar Kinan, Alisya melongo.

''Tung-tungguin gue!''Alisya mempercepat langkahnya mengejar Kinan dan Anggi. Kinan berlari keluar dari gerbang, melewati anak-anak SMA Cahaya yang memadati sepanjang jalan. Gadis itu berlari menuju lapangan yang tak jauh dari sekolahnya. Gadis itu celigak-celinguk. Mendapati kerumunan yang berseragam baju khas dari SMA Cahaya dan SMA Kartini.

''Kelvin!''Kinan menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Melihat dari kejauhan Kelvin berdiri di antara kerumunan itu. ''Nggak-nggak. Jangan bikin masalah lagi.''Gadis itu berlari menuju kerumunan. Menerobos tubuh-tubuh yang berdiri di sekitar Kelvin.

''Kelvin! Stop Kelvin. Jangan lakuin ini. Gue mohon, gue sayang sama loe..''Gadis itu memeluk Kelvin. Lelaki itu nyengir. Mengarahkan pandangan pada Dion dan Aji, yakin bahwa ini kerjaan mereka. Aji mengacungkan kedua jempolnya pada Kelvin. Dari kejauhan Angga menghampiri Anggi yang berdiri di belakang kerumunan.

''Berhasilkan!''Angga mengedipkan sebelah matanya pada Anggi.

''IHH!'' Anggi melengos. Menerobos kerumunan

''Cie-cie! Kinan!''Anak-anak yang melihat kejadian itu menyoraki mereka. Kinan menelan ludah, melepaskan pelukannya. Membenarkan rambutnya

''Jadi gimana, Vin. Kita latihan gabungannya jadi di SMA Kartini apa Cahaya?''Celetuk salah satu anak SMA Katini

Latihan gabungan? Bego. 

Gadis itu garuk-garuk kepala, pipinya memerah mirip kepiting rebus

''Gue juga sayang sama loe!''bisik Kelvin pada Kinan.

''Loe..''gadis itu mengacungkan ibu jarinya pada Kelvin. Sebelum akhirnya berlari meninggalkan kerumunan. Tak menghiraukan sorakan dan siulan dari anak-anak yang mengerumuninya. 

''Kinan. Kinan!'' Lelaki itu mengejar Kinan, menerobos jalan yang ramai dengan lalu lalang anak SMA Cahaya dan SMA Kartini yang tengah pulang sekolah

''Kinan awas!''Kelvin mendorong tubuh Kinan sebelum sebuah motor menabrak tubuhnya. Gadis itu terjerembab di atas tanah. Menyaksikan kekasihnya terkapar tak berdaya.

''Kelvin!''

***

''Dia mengalami benturan di kepalanya. Tenang saja, saya sudah memberi obat pereda rasa sakit. Dalam beberapa menit pasien akan sadar!''Jelas dokter sebelum akhirnya berlalu dari hadapan Kinan dan teman-temannya. Kinan menggigit bibir bawahnya

''Aduhhh! Gue lupa gue harus nganter mama gue ke toko roti, gue pulang duluan ya!''Ujar Aji

''IYA! Gue juga harus nganter mama gue beli baju!'' celetuk Dion

''Dan gue, gue harus jemput adik gue sekolah.''Ujar Angga nyengir

''Anggi?''Kinan memelas pada Anggi. Anggi mengarahkan pandangannya pada Angga yang melotot padanya

''Kinan. Itu gue harus pulang duluan soalnya ada kelompok. Loe tau bu Sarah galak banget kan! Sorry, gue duluan ya! Bye!''Ujar gadis itu berlalu bersama Angga dan yang lainnya.

''Yah! Yahh.'' Kinan garuk-garuk kepala. Mendekatkan tubuhnya pada ranjang Kelvin. Menatap lekat-lekat lelaki yang ada di depannya

Bagaimana kisah bodoh ini terjadi diantara kita. Lelaki perfect seperti loe, mengorbankan dirinya demi gue. Bagaimana mungkin gue bisa benci sama loe, membayangkannya saja gue tak sudi. Denger ya, Bodoh. Cinta gue lebih besar dari benci gue ke loe, gue benci Cuma waktu loe genit sama cewek lain, selain itu gue Cinta.

Lelaki itu perlahan membuka matanya. Kinan kelabakan. Lelaki itu tersenyum simpul.

''Loe disini?''

''Syukur deh udah sadar. Jadi sekarang gue bisa pulang.''gadis itu meraih ranselnya. Kelvin menarik lengan Kinan dengan cepat, sekejap tubuh kecil gadis itu berada di pelukan Kelvin

''Jangan pergi.''Bisik lelaki itu. ''Loe nggak tau, gimana menderitanya gue saat loe bersikap dingin sama gue,''Ujar Kelvin terpustus, lelaki itu berusaha mengatur napasnya

''Loe nggak tau, gimana rasanya mencintai orang yang meragukan ketulusan cinta gue. Loe nggak tau, gimana rasanya menahan diri dari godaan orang-orang cantik di sekitar gue. Loe nggak tau, gimana rasanya menahan diri untuk tetap mengisi satu nama di hati gue, Kinan.''lelaki itu menghela napas, Kinan tersenyum.

''Belajarlah untuk percaya, sebelum menagih cinta. Gue nggak maksa loe selalu menghubungi gue, yang gue mau loe selalu mencintai gue. Gue nggak minta loe menjadi sama seperti mereka, yang penting apapun keadaannya loe tetep cinta. Gue nggak bisa setiap saat terlihat perfect di mata loe, karena gue Cuma manusia biasa, yang sempurna pastinya.''Ujar lelaki itu cekikian.

''Apaansih garing tau nggak.''Gadis itu memukul dada bidang Kelvin. Lelaki itu mengaduh. Memeluk erat kekasihnya.

''Kinan. Kita hadapi sama-sama ya. Gue nggak bisa berjuang sendiri, gue nggak sanggup, dan gue juga nggak akan ngebiarin loe menghadapi ini sendiri, loe nggak akan mampu. Sepasang kaki meskipun tidak pernah berjalan barengan, tetapi selalu beriringan. Jika aku salah, marahlah seperlunya, asal loe nggak mengakhirinya. Masih banyak hal yang belum kita lewati bersama, dan gue maunya, kita bisa melewatinya bersama. Gue sayang sama loe, little hand-ku!''Lelaki itu mengelus rambut Kinan. Gadis itu tersenyum

Tuhan terimakasih. Kau telah mengembalikan Kelvin padaku

''Kelvin!''

''IYA!''

''Ketek loe bau!''ujar gadis itu menyeringai, seketika Kelvin melepas pelukannya. Menciumi bajunya.

''Mana? Enggak ih, wangi gini! Aduh-aduh.''Kelvin memegangi perban di kepalanya

''Udah rebahan aja. Loe nggak boleh banyak gerak! Kata dokter loe harus banyak istirahat!''Ujar Kinan merebahkan kepala Kelvin

''Tapi loe disini kan?''Goda Kelvin. Kinan menatap mata Kelvin lekat-lekat

''Pasti!''

HAY (How Are You) Mantan ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang