Sebelas

267 16 2
                                    

''Anggi!''panggil Alisya menghampiri Anggi di koridor sekolah. ''Kinan kemana?''

''Oh. dia nggak enak badan. Besok juga udah masuk!''

''Oh gitu. Soalnya tadi gue hubungi dia tapi hapenya nggak aktif! Yaudah deh, kalo gitu gue duluan ya!''Ujar Alisya berlalu dari hadapan Anggi. Gadis itu manggut-manggut, melangkahkan kaki menuju angkot yang udah terparkir di depan sekolah. Setelah angkot penuh dengan siswa SMA Cahaya, sopir angkot pun segera melajukan angkotnya. Sore itu begitu macet, gadis itu baru sampai di kos menjelang maghrib, gadis itu segera membayar ongkos dan turun dari angkot. Langkah gadis itu terhenti ketika mendapati Kelvin masih berada di sana dengan baju yang sama dengan yang ia kenakan semalam.

''Loe itu keras kepala ya''sergah gadis itu. Namun, Kelvin tak menggubris gadis itu, lelaki itu tetap memainkan hapenya dengan jarinya, menunggu Kinan membalas pesannya. Anggi menghela napas.

''Apa yang bisa gue bantu?''tanya gadis itu. Kelvin mengarahkan pandangannya pada gadis yang berdiri di depannya

''Loe hanya perlu jawab pertanyaan gue?''

''Apa?''

''Apa gue masih pantes mendapat maaf dari Kinan!''Tanya lelaki itu. Anggi menghela napas

''Lebih baik loe pulang. Dari kemarin malem loe berdiri disini. Loe harus makan, bahkan sakit loe nggak akan bikin Kinan begitu aja maafin loe. Jangan sakit, karena loe harus mendapat maaf dari Kinan!''Ujar gadis itu berlalu dari hadapan Kelvin. Lelaki itu menunduk. Menatap layar ponselnya, menatap ke arah jendela kamar Kinan. Mengenakan helmnya dan menyalakan mesin motornya. Melajukan motornya menyusuri gang meninggalkan kos Kinan.

Jika aku salah, beri aku waktu untuk bicara, jangan beri jeda terlalu lama, jeda hanya akan membuatku berpikir untuk membela diri, bukan menjelaskan apa yang terjadi.

Kinan masih berdiri di depan jendela, membiarkan lelaki itu pergi.

Jeda akan memberitahuku. Kau akan tetap menungguku atau berpaling dariku.

***

''Loe yakin hari ini mau masuk?''Tanya Anggi memasukkan buku-bukunya ke dalam ransel. Kinan mengangguk, mengenakan dasinya.

''Anggi. Jangan bahas masalah itu lagi ya, butuh waktu buat gue nglupain kejadian malam itu!''

''Nggak akan ada yang tau masalah ini!''ujar Anggi. Kinan tersenyum

''Kita berangat!''

''Yuk!'' Ujar Kinan merangkul bahu Anggi

''By the way, jangan lupa transfer gue ya, loe nggak lupa kan dari kemarin gue udah jadi dayang terbaik loe.'' Ujar Anggi cekikikan

''Sialan loe!''Kinan meninju bahu Anggi, langkahnya terhenti ketika mendapati Kelvin telah berdiri di depan pagar.

''Kinan!''

''Anggi kita harus segera pergi!''Ujar Kinan masuk ke dalam angkot

''Kinan, Kinan!''

''Kelvin. Jangan paksa dia.''Sergah Anggi menahan lengan Kelvin. ''Ngertiin dia.''Ujar gadis itu masuk ke dalam angkot. Kelvin menendang kerikil kesembarang arah. Mengenakan helmnya dan berangkat sekolah. Anggi dan Kinan segera turun dari angkot setelah sopir angkot meminggirkan angkotnya.

''Yuk.''ajak Anggi. Langkahnya terhenti ketika menyadari Kinan masih mematung di depan gerbang. Kaki gadis itu gemetar, wajahnya terlihat pucat. Tangan gadis itu meremas-remas telapak tangannya.

''Kinan! Kejadian itu nggak akan terjadi lagi!''ujar Anggi meremas meraih tangan Kinan. Gadis itu menelan ludah.

''Loe tenang aja. Gue baik-baik aja!''Ujar Kinan meremas punggung tangan Anggi. Gadis itu mengangguk, menyusuri koridor sekolah.

''Kinan!''Panggil Dion. Kinan menghentikan langkahnya

''Kinan, gue duluan!''Ujar Anggi melangkahkan kaki menuju kelasnya

''Kalo loe kesini karena suruhan Kelvin. Mending loe pergi aja.''

''Loe salah. Gue Cuma mau mastiin kalo keadaan loe..''

''Gue baik-baik aja. Dan loe nggak perlu sok peduli kaya gitu.''

''Itu jawaban yang gue mau.''

''Kalo udah nggak ada yang mau di bicarain, gue ke kelas dulu!''ujar gadis itu melangkahkan kaki meninggalkan Dion

''Kinan!''Panggil lelaki itu. Gadis itu menghentikan langkahnya. ''Kelvin nggak salah, kita yang udah maksa dia buat tetap disana, kita nggak tau kalo loe...''ujar Dion terputus

''Thanks, Dion. Loe semakin bikin gue yakin kalo Kelvin nggak bisa hidup tanpa teman-temannya, yang kini mati-matian belain dia.''Ujar gadis itu tanpa menoleh pada Dion. Gadis itu melangkahkan kakinya menuju kelas. Gadis itu masuk ke dalam kelas, mengikuti pelajaran seperti biasanya. Sebelum teriakan riuh dari teman-temannya memenuhi ruangan karena bel istirahat berbunyi. Teman-teman sekelasnya satu per satu berhamburan meninggalkan kelas.

''Kinan, gue mau ke uks bentar ya. Bentar doang kok. Loe mau ikut?''tanya Alisya pada Kinan

''Loe pergi aja. Gue mau di kelas aja!''Ujar gadis itu. Alisya manggut-manggut. Berlalu dari hadapan Kinan.

''Kinan!''Kelvin masuk kedalam kelas Kinan. Gadis itu melengos

''Kinan tunggu. Loe nggak bisa terus-terusan ngindar dari gue, loe harus ngasih gue kesempatan buat jelasin semuanya.''

''Mau jelasin apa lagi? Loe nggak tau kan gimana perasaan gue malam itu? Gue hampir kehilangan kehormatan gue demi nunggu laki-laki yang justru tengah pesta dengan teman-temannya.''

''Kinan. Gue minta maaf!''

HAY (How Are You) Mantan ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang