1. Hari Pertama

16.9K 397 9
                                    


Di hari yang cerah dan terang benderang dengan langit biru laut yang memikat hati semua orang yang melihatnya.

Begitupun dengan Shevania dia sangat mencintai suasana cerah saat melihat langit yang terbentang luas diatas.

Langkah Shevania terhenti didepan gerbang SMA N 88 Jakarta. Dia tersenyum, membayangkan bagaimana dia akan menjadi murid disana. Menjadi salah satu pelajar di SMA favorit ini.

Dengan baju putih berlengan panjang, rok abu-abu yang panjang longgar, memakai dasi yang berlogo SMA N 88 Jakarta, dan dihiasinya kerudung putih dengan bros berbentuk bunga berwarna pink yang menempel pada bawah bahu yang lucu.

Terasa sangat berbeda bagi Shevania yang dulu biasa memakai rok berwarna biru tua dan masih sangat polos.
Begitupun dengan sekarang dia masih terbawa sifat kepolosannya yang membuatnya seperti orang jadul.

Tapi dia tidak masalah dengan itu, tekadnya hanya satu yaitu bersekolah di SMA favorit ini agar lebih dekat dengan cita-citanya.

Dengan membaca basmalah Shevania melangkah menerobos gerbang pintu sekolah dengan senyuman lebar dan lesung pipi di wajahnya.

Terlihat ada dua guru perempuan didepan aula yang tengah berdiri menunggu murid tercintanya datang dengan memberi salam dan bersalaman. Saat Shevania sudah berdiri tepat satu langkah didepan guru itu dia langsung menjulurkan kedua tangannya untuk bersalaman. "Assalamualaikum," ucap Shevania sambil sebisa mungkin memasang wajah termanis.

"Waalaikumsallam," balasnya dengan senyum mengembang pula. Guru itu terlihat cantik walau umurnya sudah berkepali empat. Mungkin karena lipstik menor yang ia pakai dan juga model hijab yang ia kenakan.

Setelah itu Shevania berjalan pelan dengan menggunakan sepatu hitam dan tali hitam yang terikat di atas sepatunya itu dengan nada lirih tapi anggun.

Sambil berjalan Shevania melihat keadaan dan pemandangan disekeliling jalan yang dia pijak dengan mata hitam pekat bersinar memandangi suasana baru bagi dirinya.

Di sebelah selatan aula terdapat lapangan basket yang luas dengan pagar dinding yang dihiasi dengan lukisan para siswa.

Di sebelah selatan lapangan basket ada kantin sekolah yang berdiri dengan kokoh yang terjaga kesehatan dan kualitas yang baik dari setiap jajanan yang disediakan.
Ruang kelas Shevania terletak disebelah paling selatan yang ber nomor X-A.

Lalu setelah Shevania sampai didepan kelas tiba tiba ada sesuatu yang terlintas di pikirannya "Oh ya!Astagfirulloh aku belum mengecek kembali namaku, apakah aku benar benar ada di kelas ini atau justru aku nyasar lagi! sebaiknya aku cek lagi?" panik Shevania dengan raut muka yang penuh lugu dan kesal.

Secepatnya Shevania berjalan menuju papan informasi di dekat kelasnya itu. Di selembar kertas putih dengan tulisan hitam yang menghiasi tertiulis nama Shevania Hania J di nomor 341 dengan keterangan berada Di kelas X-A. "Syukurlah aku tidak salah masuk tadi," gumam Shevania menghela napas panjang.

Seorang cowok arogan dengan rambut hitam legam acak-acakan, tidak memakai dasi, baju tidak dimasukan, dan tubuh gagah yang menjulang tinggi. Dengan langkah tergesa-gesa dia mendorong lengan Shevania dengan kasar.

Shevania terkejut. Ia membulatkan matanya sempurna sambil berkata, "astaghfirullahhaladzim." Shevania mengusap lengannya yang mulai terasa sakit.

Cowok itu tidak menggubris. Dia memilih untuk melanjutkan misinya, mencari namanya di selembaran kertas tidak berguna. Ya, dia lebih suka kalau list nama-nama dan kelas di share di media sosial biar memudahkan murid kalau baru masuk sekolah. Kan enak, gak harus desak-desakan cari nama.

Shevania hendak beranjak dari tempatnya, tapi mengingat kelakuan tidak sopan dari cowok tadi membuat Shevania mengurungkan niatnya.

"Maaf, kalau jalan sebaiknya lihat sekitar. Jangan seenaknya sendiri," ketus Shevania dengan sopan.

Cowok tadi membalikkan badannya karena merasa terganggu pendengarannya. "Lo barusan ngomong sama gue?" tanyanya to the point.

"Hmm,"

"Maksud lo gue yang salah? Sorry ya, itu salah lo sendiri ngapain berdiri disitu."

"Kok malah nyalahin aku si?" kesal Shevania.

"Ya karena lo yang halangin jalan gue tadi."

Shevania memilih menarik napas panjang dan mengubur dalam-dalam rasa kesalnya. Dia mencoba tersenyum dan memilih untuk pergi dari hadapan cowok itu.

Percuma juga kalau di ladenin yang ada gak bakal selesai-selesai. Cowok bandel kek gitu mah susah ngalahnya. Apalagi gantengnya kek gitu.

Cowok tadi tersenyum miring. "Gila tuh cewek. Ternyata manis juga kalau lagi senyum," gerutunya membatin.

Dengan cepat cowok itu menarik tangan Shevania hingga membuatnya berhenti di tempat.

"Astaghfirullah. Lepasin gak!" bentak Shevania sangat kesal.

Bukan karena langkahnya terhenti namun secara langsung gak langsung cowok itu menyentuh tangannya.

"Galak amat si jadi cewek," ketusnya sambil melepaskan tangan Shevania. "Jangan marah-marah dong nanti cepet tua loh," tambah cowok itu.

Shevania mengerutkan keningnya. Apa yang terjadi dengan cowok barusan. Kenapa mendadak jadi perduli. Tahu ah.

Shevania memilih untuk mengacuhkannya dan segera masuk kedalam kelas.

.
.
.

Maaf yah apabila ada tutur kata yang salah dan tidak berkenan dihati anda, saya minta maaf seikhlas ikhlasnya.

Terimakasih yang sudah mau membacanya dan jangan lupa untuk membaca episode episode baru dari cerita ini.

Jangan bosan yah. ..😊 konflik dan cinta mulai muncul pada part 8.

Cinta Yang Aneh[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang