"Btw kamu lagi cari buku apa?" Tanya Harris dengan sopan.
"Entahlah aku juga bingung kak. Yang penting bergenre Islam."
"Owh,"
"Kalau kakak sendiri?"
"Kebetulan aku juga lagi cari novel islami."
"Umm ... Begitu ya."
Mereka melanjutkan mencari buku yang mereka incar. Mondar-mandir kesana kemari.
"Yap! Akhirnya aku nemu!" ucap Shevania dengan kegirangan.
"Alhamdulillah tuh! Judulnya apa?"
"Jilbab Traveler Love Sparks in Korea, karya Asma Nadia."
"Oohh bagus tuh aku juga suka karya Asma Nadia. Masih ada lagi gak?"
"Banyak tuh!" Shevania menunjukan jarinya ke arah ditemukannya buku itu.
Harris mengambilnya dan meneliti cover buku itu dengan cermat.
"Thanks ya."
"Iya sama-sama kak."
Mereka pergi menunju kasir untuk membayar buku secara bersamaan.
"85.000, Mbak."
"Oke."Setelah membayar buku tersebut Shevania langsung memeluknya erat.
Kemudian giliran Harris yang membayar. Mereka keluar dari toko buku tersebut bersamaan."Shev, kamu kok seneng banget dapet novel?"
"Iya, menurut aku novel itu unik, menarik, dan sangat menginspirasi."
Jawab Shevania dengan yakin."Iya, menurutku juga begitu." Harris tersenyum tipis. "Kamu juga unik Shev." Gumam Harris diakhir kalimat dalam hatinya.
Mereka duduk di halte dekat toko buku tersebut. Shevania duduk di ujung kanan dan Harris duduk di ujung kiri. Mereka sama-sama menerapkan ajaran agama. Tetapi Shevania belum begitu syar'i karena dia belum siap dan belum begitu yakin akan keteguhan hatinya.
Mereka sama sama diam dan membisu sambil memandangi hiruk-pikuk jalanan yang ramai.○❤○
Asad yang tengah jalan-jalan keliling kota dengan sepeda motornya tidak sengaja melihat sosok gadis manis bernama Shevania. Tampa menunggu aba-aba lagi Asad langsung menghampirinya.
Tin!
Suara klakson berhasil mengejutkan sekaligus mencuri perhatian Shevania dan Harris. Asad langsung turun dari motornya dan menghampiri Shevania. "Lo ngapain disini?" Tanya Asad to the point.
"Aku habis beli buku."
"Terus siapa cowok yang disebelah itu?" Asad mengacungkan jarinya hingga mengarah pada Harris.
"Oh, itu Kak Harris."
"Lo ngapain berduaan sama tuh cowok?!" Kesal Asad.
"Asad, kamu kok dateng-dateng malah marah-marah? Bukannya salam dulu?" Shevania menatapnya kesal.
"Iya iya, lupa. Assalamu'alaikum!"
"Waalaikumsallam," ucap Harris dan Shevania bersamaan.
"Kenapa kok kamu marah-marah gitu sama aku?"
"Kenapa lo berduaan disini sama dia?"
"Emangnya kenapa? Ada yang salah? Toh kami gak ngapa-ngapain juga."
"Ya jelaslah lo gak boleh. Gue gak percaya." Ucap Asad dengan cemberut.
"Kalau gak percaya yaudah." Jawab Shevania santai.
"Shev, siapa?" Tanya Harris penasaran.
"Kenalin, dia Asad temen sekelas aku."
"Oh jadi cuma temen sekelas?"
"Eeh, mana ada. Gak, gue cowoknya." Jawab Asad penuh percaya diri.
"Aku gak nanya sama kamu." Harris menimpali dengan kesal.
"iihhhh...apaan kamu si Sad."
"Emang benerkan Shev calon pacar?" Lagi-lagi Asad memberanikan dirinya.
"Astaghfirullah Asad! Gak kok kak, Enggak. Dia itu bohong. Jangan dengerin kata Asad."
"Iya Shev, aku percaya sama kamu."
"Iya kak."
Asad yang mendengar perkataan Shevania sedikit kesal dia menahan emosinya dengan menggigit bibir bawah nya yang lama kelamaan memerah.
"Udah yuk Shev, pulang!" Ajak Asad.
"Pulang? Naik apaan?"
"Bonceng akulah kan aku bawa motor."
"Tapi nanti kak Harris gimana?"
"Biarin aja dia disini, jomblo kan udah biasa sendirian."
"Iyah, aku gak apa-apa kok Shev. Kamu pulang duluan ajah dari pada nanti kamu dicariin sama keluarga kamu dirumah." Pinta Harris sedikit khawatir.
"Ummm ..."
"Udah jangan banyak mikir. Ayo buruan!" Kesal Asad.
Shevania hanya diam dan membuntuti Asad.
"Assalamualaikum Kak."
"Iyah,Waalaikumsallam."
Asad dan Shevania pergi meninggalkan Harris.
"Hfffttt ... " Harris menghela napasnya panjang. "Kok aku gak suka ya lihat mereka berdua dekat?" Tanyanya pada diri sendiri.
○○○
Lama diperjalanan mereka hanya diam. Dan Asad mulai gak nyaman dengan suasana hening seperti ini.
"Rumah lo disebelah mana?"
"Deket kok bentar lagi juga sampai."
"Oohh oke."
"Udah berhenti aja disini."
Mereka berhenti di depan rumah yang sederhana berwarna putih dengan pagar hitam dan nampak banyak tumbuh-tumbuhan yang membuat rumah itu kelihatan asri.
"Ini rumah lo?"
"Iyah. Makasih ya."
"Iya sama-sama."
"Assalamu'alaikum," Shevania tersenyum lalu berbalik menuju gerbang rumah.
"Waalaikumsallam." Asad membalas senyuman manis itu lalu pergi meninggalkan rumah Shevania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Aneh[End]
Fiksi RemajaCinta adalah sebuah perasaan yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata dan digambarkan dalam sebuah kalimat. Seperti yang dirasakan oleh Shevania perempuan muslimah yang mencintai seseorang dengan perasaan yang aneh dan hanya memendamnya dalam-d...