5. Dia

3.8K 169 6
                                    


      Shevania bergegas pulang. Sesampainya dirumah shevania berbaring di kamarnya, "astaghfirullah kenapa si yah aku harus sekelas sama cowok tadi, udah jail, suka bikin gaduh, dan ngeselin lagi!" cetusnya dalam hati.

"Huuuffftt" shevania menghela napasnya panjang. 

Shevania tidak pernah mengira akan menjalani hari-hari hingga bertahun-tahun dengan sosok cowok yang ngeselin seperti Asad. Asad memang tampan, dan Shevania tidak bisa pungkiri akan hal tersebut.

Jika saja tampilan Asad sedikit dirubah pasti akan terlihat lebih tampan lagi. Jelas-jelas sekolah sudah melarang bagi siswa cowok mengeluarkan bajunya, apalagi kancing baju yang sengaja dilepas, atau bahkan rambut yang di semir bak ayam Kate.

Entah mengapa Shevania jadi terus-terusan memikirkan cowok itu. Pikirannya tidak bisa beroperasi secara normal. "Astaghfirullah kok aku jadi mikirin Asad terus si?!" Katanya merutuki diri sendiri.

Shevania bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya kemudian beralih mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat ashar.

❤️❤️❤️

  Raja siang sudah mulai memaparkan wajahnya di ufuk timur dan kicauan burungpun bersahut-sahutan kesana kemari, embun embun pagi terserak di atas dedaunan hijau. 

tok tok tok

suara getar pintu kamar shevania yang hampir membuatnya kaget.

"Sheva udah siang nih, ayo cepetan keluar dan sarapan bareng!" suara ibunya yang terdengar seraya membuka pintu.

Didapatinya ibunya yang sedang berdiri di pintu kamar, Shevaniapun bergegas memakai tasnya dan berkata, "Iya, Umi sebentar".

Umi menutup kembali pintu kayu itu dan berkata, "ya baiklah sayang, Ibu tunggu di ruang makan!" Pintanya sambil menutup pintu itu kembali.

Shevania terlihat sangat gugup dan cemas karena tidak seperti biasanya dia bangun kesiangan dan bel alarmnya juga ternyata rusak. 

Shevania bergegas turun dari tangga dan menuju ruang makan. Dengan sepatu sneaker berwarna hitamnya Shevania melangkah dengan laju yang cepat.

Grrkk

Terdengar suara kursi yang ditarik olehnya, "umi, maaf nanti siang aku pulangnya agak telat sedikit, soalnya aku mau ke toko buku dulu ya?" Izinnya dengan suara pelan dan penuh harapan.

 "Baiklah sayang, tapi jangan terlalu sore ya pulangnya!" dengan suara halus yang mengiyakan permintaan Shevania.  Hati Shevania penuh dengan bunga-bunga bermekaran dan menampakkan warna semu merah di pipinya. 

"Terimakasih banyak ya, Umi." Jawab Shevania sambil memeluk ibunya.

Tak lama Shevania teringat, "astaghfirullahhal'adim" katanya sambil melototi jam mungil ditangannya. "Umi, Sheva mau berangkat dulu ya, assalamualaikum," sembari mencium tangan ibu dan ayahnya, lalu sepasang kekasih itu menjawab, "waalaikumsallam sayang, hati-hati di jalan ya, Nak!"

❤❤❤

   Saat Turun dari angkot dengan buku yang bergunung-gunung ditangan Shevania, tiba-tiba ada seseorang yang menabraknya menggunakan sepeda bmx yang nampak arogan dan berhasil menabrak Shevania hingga terjatuh. "Astaghfirulloh, Ya Alloh bagaimana ini? Mana bentar lagi mau masuk lagi," Shevania merasa kebingungan.

Nampak dari kejauhan mobil berwarna merah itu mendekati Shevania. Shevania sangat asik merapikan buku bukunya lalu pemuda itu datang dan membantu Shevania. "Kenapa kok bisa gini?" Tanya pemuda itu yang terlihat khawatir. 

Tanpa melihat wajahnya Shevaniapun menjawab, "Iya, tadi ada cowok yang gak sengaja nabrak aku, eehh sekarang cowoknya udah pergi duluan." cetus Shevania, lalu di ambilnya buku berwarna biru yang terakhir dan bersamaan dengan pemuda itu.

Buk!

Tak sengaja kepala mereka berdua saling bertabrakan. "aaawww," kata mereka berdua sambil mengusap-usap kening mereka. Pemuda itu telah mendapati bukunya dan keduanya berdiri sambil bertatapan satu sama lain. 

"Sorry sorry, tadi aku gak sengaja!" kata pemuda itu, lalu Shevania menanggapinya, "Iya iya gpp kok, makasih ya kamu udah mau nolongin aku."

"iya sama-sama," balasnya sambil tersenyum. "Kamu sekolah di SMA N 1 itu yah?" Tanyanya penasaran.

"Kok kamu tahu si?" Heran Shevania.
 
"Iya, soalnya aku juga sekolah disitu kelas 10 MIPA. Lihat aja baju kita samaan."

Shevania menatap lekat baju mereka berdua. Ternyata memang benar baju mereka samaan. Pantas saja pemuda itu bertanya soal tadi. "0oh iya," ujar Shevania.

"Ya udah kalau gitu kita ke sekolah bareng, yuk! Naik mobil aku." Tawar cowok bertubuh tinggi dan berambut ikal itu.

Tidak ada pilihan lain selain ikut dengan cowok itu, karena sebentar lagi bel pelajaran akan segera dimulai. Setelah menimang-nimang akhirnya Shevania mengangguk dan masuk kedalam mobil merah miliknya.

Cinta Yang Aneh[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang