BAB VII
Ourin VS Ouran
.
.
.
Seperti yang dijelaskan Raja Ouran kemarin malam, pagi harinya Ourin yang masih dalam bentuk iblis namun tak sesempurna ketika malam bulan purnama pun mempersiapkan diri. Sore hari nanti, dirinya akan menerima tantangan duel dari Raja Ouran. Jaminannya adalah kebebasan diri gadis berambut kemerahan yang masih menatap dirinya dengan pandangan tak rela, takut kalau dirinya akan dilukai Raja negeri ini.
Dalam benaknya, Ourin akan berusaha sekuat mungkin untuk memberikan kebebasan bagi Arran. Gadis muda itu sama sekali tak bersalah, dirinya hanyalah korban dari ego manusia yang tak mau mempertanggung jawabkan perbuatan dan malah menimpahkan hal ini kepada Arran yang hanya sebagai seorang budak.
Besar tanpa orang tua, membuat Arran lebih banyak tak mengerti tentang dunia, yang gadis itu tahu hanyalah orang-orang tak akan membantunya karena ia tak layak dan hanyalah pekerja di rumah keluarga Herridas. Arran bahkan tak mau berbicara, dan Ourin tak tahu entah apa penyebabnya, mungkin saja karena perlakuan buruk orang-orang yang menampung Arran, kecuali Charlie---hingga Arran hanya membisukan dirinya dan tak mau berekspresia atau mengeluarkan sepatah kata pun. Tetapi, syukurlah sekarang Arran mau berbicara kepadanya.
"Ourin, kenapa melakukan hal ini?" tatapan cemas dihadiahi Arran kepada lelaki yang berjalan di depannya. Mereka untuk pertama kali setelah memasuki dan tinggal di dalam sel pun melangkahkan kaki untuk keluar dari penjara bawah tanah.
Menghela napasnya, Ourin memelankan laju langkahnya agar bisa berjalan bersebelahan dengan Arran. Laki-laki itu kemudian menolehkan wajah dan tersenyum.
"Agar kau bisa bebas dan mendapatkan hidup yang lebih baik dengan orang-orang yang tulus menyayangimu. Tidak ada lagi pekerjaan yang tak pantas kaulakukan, hukuman atau makanan yang tak layak, tidur di kandang kuda dan memakai pakaian yang selalu kotor." Mata hitam Ourin menatap pakaian kusam yang dikenakan Arran, juga telapak kaki yang tak pernah memakai alas. "Juga kau akan mendapatkan sepatu baru, agar kakimu selalu nyaman ketika melangkah. Ini demi kehidupan barumu, Arran."
Kata-kata itu membuat hati Arran menghangat, selama ia hidup ia tak terlalu ingat bagaimana wajah kedua orang tuanya, ketika mulai membayangkan yang teringat hanyalah kedua orang tuanya yang disiksa hingga peristiwa pembakaran itu, membuatnya ketakutan. Ia tak tahu tentang yang namanya kasih sayang, hanya seorang anak laki-laki yang sering mengunjunginya dan memberikannya beberapa barang dan makanan, juga pasangan tua pengurus kandang kuda dan kebun yang selalu mengajari Arran cukup banyak hal. Semua itu membuatnya senang bukan main, sampai ingin menangis. Tetapi, Charlie dan pasang tua itu melakukannya karena mereka saling mengenal sejak lama. Lantas kenapa Ourin melakukannya, padahal mereka baru mengenal satu sama lain?
"Ourin?" gadis itu kembali menatap sang lelaki yang menapakkan kaki berjalan padahal memiliki sayap yang indah. Di lorong yang penuh dengan obor, wajah Ourin dan tubuhnya terlihat jelas. Arran juga memperhatikan, banyak penjaga yang menarik napas dan langsung terkejut ketika melihat dirinya berjalan. Padahal mereka berdua dirantai pada kedua tangan, bahkan Ourin sayapnya juga diikat dengan rantai khusus hingga membelenggu dan tak bisa dikepakkan.
"Ya, Arran?"
"Eng ... emm ... Ourin ... Ourin, bukankah bertarung itu tidak baik?" kerutan mewarnai wajah Arran, dia ingat dahulu saat di rumah keluarga Herridas, Alea sang putri sulung Jim pernah menjambaki rambutnya sebab boneka yang baru saja dibeli dari toko kotor karena ulah Arran. Kemudian, sang pengasuh menengahi dan memberi nasihat kalau bertengkar hingga berkelahi itu tak baik.
"Bertarung itu memang tak baik, tapi jika untuk mendapatkan hak kita, maka terkadang itu harus dilakukan, walau memiliki risiko."
Menundukkan kepala, Arran mencicit sambil memohon maaf karena menyebabkan hal ini, namun sang lelaki hanya tersenyum untuk menanggapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ou(rin)ran - Break The Ice (End)
Fantasy#HR25Fantasy Ourin dan Ouran, dua kakak beradik berbeda ibu. Yang satu adalah Raja muda Kerajaan Ferifatyn dan yang satu lagi anak yang tak diakui sang ayah; Raja Sahraverta keenam. Ouran Liam Sahraverta yang membenci sang kakak dan seorang Ra...