XIX. Membentuk Aliansi

207 38 21
                                    

BAB XIX

Membentuk Aliansi

.

.

.

Berkebalikan dengan Kerajaan Ferifatyn yang telah aman dan berhasil menghancurkan kaum penyihir dan iblis karena ingin merusak dan menjajah negeri para peri, Kerajaan Surtaherus yang merupakan tempat para Orc tinggal, kini mengalami serangan dari prajurit Guenestin. Mereka ingin memperluas wilayah karena tidak mungkin Kerajaan Guenestin mau menikahkan anak gadisnya dengan seorang Pangeran buruk rupa.

Ketua suku bagi para Orc juga disamaratakan dengan Raja bagi orang luar, sedang mengalami kesusahan karena negeri mereka lagi-lagi mendapatkan serangan membabi-buta. Tanah keramat para Orc diserang kembali, mereka dihantui sihir dari sang Guardian, berbenntuk kilatan petir dan membumi hanguskan hutan Surtaherus ataupun rumah-rumah warga.

Istri kepala suku tak bisa habis pikir dan terus berpasrah diri, hingga akhirnya ia mengeluarkan kemampuan sihir yang bisa memindahkan ruang dan waktu, mengembalikan serang kilat halilintar itu kepada pasukan Guenestin karena telah menyerang benteng mereka dengan lontaran batu raksasa.

Suara napas terengah-engah nyaring terdengar, Carren Lienus Sahraverta jatuh berlutut, di belakangnya sang Suami memegangi pundak mungil tersebut. Walau ia kelihatan kelelahan karena perang ini dan tindakan Kerajaan Guenestin yang dengan tak berpikir panjang ingin memperluas wilayah, setidaknya sekarang penyerangan itu bisa mereka hentikan tanpa melibatkan rakyat Surtaherus untuk berperang dan meninggalkan anak-istri.

Di samping ibunya yang memejamkan mata, Pangeran Luis duduk menatap Elf berwajah rupawan ini. Menggenggam tangan seputih pualam, sangat berbeda dengan wujudnya yang agak menyeramkan. Namun, Luis tak pernah menyesal dilahirkan sebagai campuran antara Orc dan Elf. Walau ia seringkali berpikir, apa yang menyebabkan ibunya mau menikah dengan seorang lelaki buruk rupa seperti ayahnya dan tinggal di tanah Orc?

"Luis," bisik sang Ibu lemah. Wanita ini terlalu banyak memakai tenaga untuk menyelamtkan hutan keramat Surtaherus. Bagaimanapun juga, di hutan itu para Antt yang merupakan peri pohon berukuran raksasa tinggal dan berdiam diri, membiarkan tubuhnya dipenuhi lumut dan menyatu dengan alam. Tak bangun dari tidur panjangnya, kecuali jika Sang Ketua Suku Dorsen memanggil untuk membantu melawan ras yang ingin menyerang Tanah Surtaherus.

"Iya, Ibu, aku berada di dekatmu." Berlutut untuk menyamakan tingginya dengan sang Ibu yang berbaring, Luis pun menatap dan menunggu wanita itu berkata kembali.

"Aku melihat masa depan," bisiknys dan hal ini membuat bola mata biru nan indah bercahaya yang merupakan turunan dari Carren pun melebar perlahan, salah satu anugerah Elf yang lain adalah kemampuan mereka untuk melihat masa depan.

Anggukan kepala putranya terlihat, Carren mengembuskan napas.

"Luis, pergilah ke Kerajaan Ferifatyn, di sana temuilah Raja Ouran yang merupakan sepupumu. Kita harus meminta bantuan kepada mereka, bagaimanapun kita tak akan bisa jika melawan para penguasa serakah itu. Jika yang menyerang kaum penyihir maka pertahanan Tanah Surtaherus hanya bisa sampai di sini." Sebelah tangannya membelai wajah Luis, mata bersinar biru itu menatap ke arah bawah, berpikir apakah Kerajaan seperti Ferifatyn akan memberi mereka pertolongan.

Sejak dahulu, kerajaan besar di Tanah Kuntara tak membentuk aliansi dan berdiri sendiri, saling serang kadang terjadi, tetapi tidak separah beberapa dekade belakangan ini. Peyerangan terus-terusan terjadi.

Sosok sang Ketua Suku pun memasuki rumah yang terbuat dari kayu dan tidak terlalu besar, mirip rumah peristirahatan di tengah gunung atau yang biasa disebut bungalo. Di Tanah Surtaherus memang rumah yang dibuat bergaya biasa, tidak terlalu membedakan mana pemimpin suku dan mana rakyat biasa.

Ou(rin)ran - Break The Ice (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang