BAB XXII
Ra Amun Sha
.
.
.
Matahari kian tenggegelam di ufuk barat, masih berdiam diri menatap lautan dan ombak tenang, sang Raja yang memutuskan mengundang Naga Hitam Agung agar setidaknya mengetahui permasalahan yang menimpa Tanah Kuntara pun akhirnya bisa ditemui olehnya.
Laki-laki berparas rupawan dengan rambut pirang keperakan serta bola mata tak biasa, kini mulai menceritakan rencana para iblis kepada makhluk raksasa di sampingnya itu. Dengus napas terdengar nyaring bersahutan dengan deburan ombak yang mengiringi tiap ucapan Raja Sahraverta ketujuh.
"Lucifer kini mulai bertingkah karena telah telahir sang Half Blood yang merupakan campuran dari iblis dan Elf. Meraka akan mencari tahu kekuatan tesembunyi darinya untuk menghancurkan kerajaan besar dan menjadi yang terkuat di Tanah Kuntara ini. Dan jika si Half Blood telah berhasil membunuhku dan kemungkinan bisa menguasi Serbuk Perak, maka selanjutnya tujuan mereka adalah mengalahkanmu."
Sang Naga Hitam hanya terdiam, sorot matanya menatap Ouran yang tengah menghadapkan wajah ke arah langit yang oranye dan terlihat menakjubkan.
"Sepertinya sudah saatnya kerajaan besar saling memberi bantuan dengan membentuk aliansi. Aku menyetujui keinginanmu, tetapi para Naga tidak diturunkan ke Tanah Kuntara untuk mengurusi hal fana. Raja Muda, aku adalah Naga tertua yang ada di semesta ini. Ra Amun Sha."
Mengerutkan alis, sebenarnya Ouran ingin mendebat makhluk raksasa ini. Benar-benar tidak bisa dipercaya kalau Ras Naga tak mau ikut campur dengan permasalahan yang ada di tanah ini, padalah mereka juga tinggla dan bersemayam di Tanah Kuntara. Namun, dirinya tak ingin membuat sang Naga marah dan malah mengusirnya, untuk itu ia pun memutuskan agar bisa lebih bersabar dan mendengarkan maksud dari ucapan Naga Hitam Agung.
"Ra Amun Sha?"
"Itu adalah namaku, terlahir dengan berkah api hitam dari Neraka, yang dikuasai Raja Hades. Aku adalah pihak yang akan mengancam keberadaan Raja Hades jika dia berbuat ulah, tetapi Raja Hades di Neraka telah membuat kesepakatan kepada Yang Maha Kuasa dan menjalankan tugasnya, sebelum Lucifer membuat kerusuhan dengan menyatakan tidak akan menjalankan perintah yang telah mereka sepakati. Mereka pun dan segala pengikutnya terusir dan menetap di Tanah Kuntara. Untuk itulah aku sekarang beda di tempat ini."
Baru kali ini, dengan mata kepalanya sendiri Ouran mendengar penuturan dan penjelasan tentang Iblis dan kaum Naga. Sungguh sesuatu yang belum pernah terpikirkan olehnya, bahwa Ra Amun Sha adalah sosok yang akan mengancam iblis dengan keberadaannya. Namun, karena Lucifer tahu kalau Naga tidak akan mengurusi hal fana, maka mereka berbuat sesuka hati dan tak merasa terancam jika tak mengganggu para Naga.
"Untuk bisa menyatukan Ras di Tanah Kuntara, aku tak akan berbuat banyak untuk hal fana. Kalian harus berpikir dan berusaha dengan berkah kalian masing-masing. Lagi pula, kaum iblis terusir telah mendapatkan hukumannya yaitu kehilangan kekuatan hingga lebih delapan puluh persen dari diri mereka, hingga Serbuk Perak yang adalah senjata para Raja Elf bisa membuat mereka bertekuk lutut. Namun, Lucifer yang teramat licik telah mengetahui cara untuk menghentikan Serbuk Perak, walau mereka hampir tidak memiliki kesempatan untuk melakukannya."
Matahari semakin tenggelam, udara malam mulai menusuk tulang, walau itu hanya berlaku bagai para manusia saja, Elf yang merupakan Ras istimewa tak terlalu terpengaruh dengan cuaca.
"Beraliansilah, latihlah dua pangeran yang akan datang ke istanamu. Pangeran Orc dan Pangeran Iblis, kemudian setelah mereka menguasai kekuatan sihir yang akan kauajarakan, suruh Pangeran Orc untuk datang ke tempat ini untuk mengalahkan salah satu Naga nantinya. Hanya itu yang bisa kukatakan, sekarang pergilah dan urus dunia yang fana, Raja Muda Sahraverta, Raja Ouran Liam Sahraverta."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ou(rin)ran - Break The Ice (End)
Fantasia#HR25Fantasy Ourin dan Ouran, dua kakak beradik berbeda ibu. Yang satu adalah Raja muda Kerajaan Ferifatyn dan yang satu lagi anak yang tak diakui sang ayah; Raja Sahraverta keenam. Ouran Liam Sahraverta yang membenci sang kakak dan seorang Ra...