XIII. Permintaan Daveus

222 57 14
                                    

BAB XIII

Permintaan Daveus

.

.

.

Sang iblis kembali menjelaskan mengenai alasan dirinya bagaimana bisa sampai ke Kerajaan Ferifatyn yang jelas-jelas melarang iblis dan penyihir untuk menginjakkan kaki di tempat ini. Terbukti dengan hadirinya para Elf yang berjaga bersama pasukannya di perbatasan wilayah dengan Serbuk Perak dan sihir yang menyegel Ferifatyn agar tak dimasuki iblis dan penyihir.

Namun, Serbuk Perak yang melemah, membuat Daveus Hades yang kebetulan berdekatan dengan negeri jaya itu dapat mencium bau Half Blood yang menjadi ciri khas dari cucunya―Lucas Baron Hades. Mengambil celah yang terbuka lebar, Daveus pun mengikuti arah pembauannya dan datang ke sebuah istana megah dalam bentuk bola cahaya putih yang tersamarkan sinar sang mentari.

Dirinya menatap Lucas yang terlihat tak jauh berbeda, hanya saja ada sebuah garis di mata kanan yang Daveus kira dikarenakan mendapatkan serangan yang berasal dari Serbuk Perak. Tersenyum ramah adalah salah satu ciri khasnya, dia pun mengatakan dari mana asalnya hingga bisa sampai ke dalam istana ini. Beberapa saat setelahnya, bau iblis yang jelas menguar dari tubuhnya pun tercuium oleh sang Raja. Ouran menghampiri dan langsung mengambil tindakan, sebelum tubuh tersebut roboh karena dalam kondisi terluka para.

Alis Daveus mengerut saat melihat kondisi yang dialami sang Raja, berpikir apa gerangan yang menyebabkan Raja Muda itu sampai terluka sedemikian parah? Mengambil kesempatan sekali lagi atas kekacauan yang terjadi, anak Raja Hades dari Neraka itu pun menawarkan bantuan, tentu saja dengan bayaran yang adalah sebuah permintaan khusus. Bahkan, dirinya sudah menyiapkan rencana jika nanti Raja Ouran akan menyerang karena laki-laki itu sudah ia pulihkan dengan energi iblisnya.

Ouran yang baru saja datang dengan sihir teleportasi dari desa-desa yang diserang pasukan iblis―kembali membangun pelindung yang terbuat dari Serbuk Perak dan sihir, agar para iblis dan penyihir tak kembali menyerang―kini melangkah dan duduk di sofa yang tersedia di kamarnya. Menatap Daveus yang terlihat bercerita dengan Arran, sedangkan si Half Blood hanya memperhatikan interaksi dua makhluk berbeda ras tersebut.

"Paduka Raja, selamat datang." Arran langsung mendekati Ouran, ketika melihat laki-laki itu telah berjalan dan duduk di sofa kamar.

Melihat hal itu, Daveus pun berinisiatif untuk mendekat, begitu pula dengan Ourin, tetapi hanya berdiri dan bersandar di dekat pintu.

"Apakah Paduka Raja berhasil menang?" Arran menatap khawatir, sepengetahuannya Ouran tadi pergi tanpa baju pelindung layaknya tentara perang. Maka dari itu, sekarang ia sangat resah, apalagi sang Raja baru saja sembuh dari musibah yang secara tak langsung disebabkan oleh dirinya. "Paduka ... Paduka Raja tidak terluka lagi, bukan?"

"Iya aku telah membereskan mereka, Arran. Dan tenanglah, aku baik-baik saja." Senyum Ouran terlalu tipis, tetapi Ourin bisa melihatnya. Laki-laki itu cukup bingung dengan karakter Ouran yang langsung berubah 180 derajat jika berinteraksi dengan Arran.

Sang gadis terlihat menghela napas dan mengucapkan syukur, kedua tangan Arran saling menggenggam di tengah dada dan seperti seseorang yang tengah memanjatkan doa. Wajahnya yang semula murung pun perlahan-lahan terlihat lebih cerah, apalagi senyuman tulus di bibir kini Arran tunjukkan di depan wajah Ouran.

"Paduka Raja! Paduka Raja! Tahu tidak, Tuan Daveus sudah lahir saat dunia belum tercipta, itu benar-benar luar biasa, bukan?" tentu saja, Arran sangat takjub dengan fakta yang baru diketahuinya ini, apalagi sekarang sosok itu berada di depan matanya. Arran yang bahkan tak tahu banyak tentang dunia, kini satu demi satu mulai melihat keunikan dari berbagai ras yang ada di Tanah Kuntara. Seperti para Elf dan iblis yang baru saja dijumpainya.

Ou(rin)ran - Break The Ice (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang