XL. Perjanjian

122 16 3
                                    

BAB XL

Perjanjian

.

.

.

Naga Hitam Agung tak bisa berlama-lama di tempat ini, ia tak memiliki urusan lagi dengan dunia yang fana. Maka dari itu, ia pun mengutarakan maksud kedatangannya, ke tempat ini di mana ada peperangan yang sengaja dipicu oleh para kaum iblis, terutama Lucifer yang telah kembali pulih. Kakak dari Daveus itu menatap dirinya dengan pandangan tak suka, tetapi tetap tak memiliki kuasa untuk melawannya. Dengan Api Hitam Suci yang ia punya, tak ada yang bisa dilakukan iblis, bahkan jika itu adalah Lucifer yang adalah Raja di Kerajaan Demonshire.

Ia mulai menyerukan agar Lucifer berdiri, dan berjanji agar tak menganggu kaum yang lain di Tanah Kuntara.

"Kau seharusnya mengerti, Tanah Kuntara bukanlah tempat kita, Lucifer. Maka jangan coba-coba mengganggu kedamaian di tempat ini, meski peperangan terus berlanjut nantinya, perselisihan akan terus ada, itu semua adalah urusan mereka, urusan makhluk fana." Naga Hitam Agung mengembuskan napasnya, uap-uap keluar dari hidungnya yang hitam. "Kehadiranku di tanah ini adalah untuk memperingatimu, kau semestinya juga tau apa yang menyebabkanku berada di Tanah Kuntara, adalah untuk mengwasi iblis agar tak berbuat kekacauan dengan keinginan untuk menjadi yang terkuat. Hanya itu yang ingin kukatankan, selebihnya ini adalah urusan kalian dan berdamailah, Lucifer."

Seperti ucapannya, Naga pun langsung pergi dan mengepakkan sayap, tiada urusan lagi bagi dirinya untuk tetap berada di Kerajaan Demonshire. Memberikan keputusan mutlah bahwa iblis tidak diperkenankan untuk menyerang kerajaan dan membuat kehancuran lagi, sekarang Lucifer benar-benar diawasi karena satu perbuatan yang dilakukannya. Tidak bisa ia terima, tetapi haru terpaksa dipatuhi.

Melihat Raja dari Feriftyn pun masih terlelap di gendongan Pangeran Orc, Lucifer pun menyerukan agar mereka semua segera pergi sebelum ia berubah pikiran.

"Apa kau tak ingin berdamai dengan ini semua, setelah apa yang terjadi dan menimpamu, Kak?"

Menatap keji adiknya, Lucifer pun berkata dengan sinis.

"Sebaiknya pun kau ikut pergi dari sini, Daveus."

Menatap lamat kakaknya, Daveus pun menganggukkan kepala kemudian, lalu ia menyerukan agar sebaiknya segera pergi dari Demonshire dengan menggunakan sihir teleportasi.

Arvid pun mengatakan agar kepulangan ke Ferifatyn diurus oleh Jendral Leonard, sedangkan dirinya akan mencari pasukan Elf yang berada di Demonshire untuk memberitahukan perang sudah berakhir.

Dengan sinar kemerahan yang membentuk sihir dan mantra, mereka semua pun satu persatu melangkah ke pusat lingkaran dan memejamkan mata agar berpindah ke istana Ferifatyn. Ourin sendiri, sebelum pergi mengatakan kepada kakeknya lewat pikiran agar sebaiknya jangan mengulangi hal ini lagi. Berdamai bukanlah sesuatu yang akan membuat hidup ini menjadi sengsara, tetapi tetap saja yang dikatakan oleh Ourin bagi Lucifer hanyalah angin lalu. Terbukti, iblis yang adalah keturunan langsung Hades itu membalikkan tubuh dan menghilangkan diri entah ke mana.

Tempat familier bagi Arran membuatnya lebih merasa lega, ia terbangung ketika Ourin menempatkannya ke atas ranjang kamar. Ketika ingin berbicara, Ourin menyerukan agar Arran kembali beristirahat saja, mengelus kepala kemerahan itu dan menemaninya hingga sang Gadis kembali terlelap untuk memulihkan tenaga.

Setelah ini, selanjutnya adalah melihat keadaan Ouran. Mengingat pemuda yang adalah adiknya entah kenapa membuatnya tersenyum, ia berharap semoga dengan semua kejadian ini, membuat es yang membekukan hati adiknya bisa mereka pecahkan. Mungkinkah dirinya mendapatkan pengakuan dan maaf yang tulus dari Ouran?

Ou(rin)ran - Break The Ice (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang