Hampir satu jam berputar-putar sambil menggendong anak yang tertidur, di tengah kerumunan pengunjung Big Bad Wolf, di hamparan berbagai judul non fiksi, dari kejauhan terlihat jelas sosok Bung Karno. Hanya ada satu buku, entah memang stok terakhir atau orang yang ndak jadi beli diletakkan begitu saja. Tanpa pikir panjang langsung ambil masukkan ke keranjang belanja.
Sebagai generasi lahir di tahun 80an tentu saya sudah merasakan masa pemerintahan semua presiden kecuali presiden pertama RI, Bung Karno. Membaca dan lebih mengenal Bung Karno selalu menarik karena selama ini hanya berdasarkan cerita ortu bagaimana gayanya saat pidato, caranya tersenyum, dll. Dua bab awal buku ini menceritakan masa muda Bung Karno di tahun 30an yang "hobby" keluar masuk penjara.
>> Keesokan harinya, tanggal 1 Agustus 1933, Arif meninggalkan rumah, langsung mengarahkan taksinya ke Gang Kenari, hendak menjemput Bung Karno. Betapa terkejut Arif, sesampai di Gang Kenari didapat berita bahwa tadi malam Belanda menangkap Bung Karno. Kisah tentang Bung Karno selanjutnya, didapat Arif dari para pejuang yang lain, serta dari gunjing masyarakat maupun berita radio dan koran.
Tiba-tiba, pada era pendudukan Jepang, ia kedatangan tamu orang yang sangat dikenalnya ... "Arif ... apa kabarnya," sapa tamu itu ramah. Tamu yang dimaksud, tak lain dan tak bukan adalah Bung Karno! Ia datang bertamu malam-malam ke rumah dengan dua tujuan. Pertama, melunasi semua utang ongkos taksi terdahulu. Kedua, menawarinya pekerjaan menjadi sopir pribadi Bung Karno. <<
KAMU SEDANG MEMBACA
TOTAL BUNG KARNO 2
Kurgu OlmayanTOTAL BUNG KARNO 2 (Serpihan Sejarah yang Tercecer) Penulis : Roso Daras (bulan Bung Karno, 2014) Penerbit : Imania | Cetakan I, Juli 2014