Jinyoung pov
Aku duduk dibalkon kamarku sambil merasakan udara malam yang cukup sejuk. Korea diguyur hujan sejak sore membuat suhu malam ini terasa lebih dingin. Tadi siang aku baru saja mendapat telpon dari appa, dia mengabarkan bahwa eomma sedang sakit karena merindukanku.
Hhhh... Merindukanku?
Apa aku tidak salah dengar?
Setelah 2 tahun aku tinggal bersamanya, baru sekarang dia bilang merindukanku.
Mungkin aku salah dengar.Eomma??
Jangan heran jika mendengar aku menyebut eomma meskipun eomma sudah meninggal.
Appa menikah lagi setelah eomma meninggal, lebih tepatnya menikah lagi sebelum eomma meninggal.Sejak eomma meninggal perhatian appa terbagi dua, memikirkan ku dan keluarga barunya. Tapi akan lebih tepat jika aku bilang appa lebih mengutamakan keluarga barunya ketimbang aku. Aaa.. Jika aku harus mengurutkan mungkin prioritas appa yang pertama adalah keluarga barunya, sekolah tempat dia bekerja, jabatannya, uang dan bla.. bla.. bla.... Sekarang aku tidak lagi masuk dalam prioritas hidupnya, aku akan menjadi ke sekian baginya. Bahkan saat eomma masih adapun aku tidak pernah dilihat oleh appa.
Kadang aku berpikir,
Apa kurangnya aku?
Aku cukup pintar saat aku kuliah dulu, aku juga tidak meminta macam-macam pada appa. Bisa dibilang aku tidak suka menghamburkan uang appa. Semua perhatian yang kudapatkan selama ini hanya dari eomma, bambam,youngjae dan.....Jaebum hyung...
"jaebum hyung....,,, hahhh.. " aku mengacak acak rambutku.
"kenapa aku tidak bisa berhenti memikirkannya.. "
Kulirik handphoneku, sudah 10 kali aku bolak balik melihat hp ku hanya untuk mengecek apakah ada pesan masuk dari jaebum hyung.
Sebentar...
Apa jangan-jangan aku jatuh cinta?
Tapi apa itu cinta?
Bukankah cinta itu hanya bisa menyakiti? Sama seperti appa menyakiti eomma, sama seperti bambam yang sering menangis karena bertengkar dengan yugyeom, sama seperti "orang-orang itu" menyakitiku dengan hinaannya.Seumur hidup aku belum pernah jatuh cinta, tepat sekali jika aku menyebutnya tidak ingin sekali kali berkenalan dengan namanya cinta.
Jika cinta maka tidak mungkin menghancurkan
Jika cinta maka tidak mungkin meninggalkan luka
Jika cinta maka tidak mungkin.. MengkhianatiJangan terlalu membenci yang namanya cinta jie.Cinta itu tidak sependek apa yang kau pikirkan selama ini, kau pikir selama ini yang kulakukan padamu karena apa? Aku selalu menjagamu karena aku mencintaimu sebagai sepupuku, seperti aku mencintai eomma dan appa ku, jie.
Bambam selalu mengatakan itu padaku, tapi terlalu sulit bagiku untuk membayangkan jika cinta itu seindah yang dikatakan bambam.
Drrtt... Drtt..
Hp di atas mejaku bergetar, 1 pesan masuk dari jaebum hyung.Jinyoung ah... Apa kau marah padaku?
Ddrtrt.. Drttt...
Kau marah? Aku salah kirim.. Ahh bukan... maksudku, kemarin temanku yang mengirim. Kau marah jinyoung ah? Kenapa tidak membalas pesanku...
Aku membaca pesan jaebum hyung dengan perasaan yang sedikit gelisah, sejak insiden di kampus itu. Jaebum hyung terus mengirim pesan padaku, dia selalu menanyakan kabarku apakah aku mimisan lagi bahkan ia sering mengirim sms pendek hanya untuk sekedar menyuruhku tidur tidak terlalu malam, awalnya aku tidak masalah dengan itu, tapi..... Kali ini ada yang mengusik pikiranku. Kemarin saat aku pulang nonton bersama bambam tiba-tiba dia mengirimkan pesan yang membuatku ragu antara senang dan takut saat membacanya.
"jie..... "
Teriakan bambam terdengar dari luar bersamaan dengan ketukan di pintu kamarku. Kulangkahkan kakiku membuka pintu, dan kulihat bambam sudah berdiri bersama seorang namja tinggi berambut kuning dengan kulit pucat. Bambam tersenyum lebar sambil menggandeng namja tinggi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Hear Me? [Complete]
Fiksi PenggemarCast : -jjp - other Jinyoung dihadapkan pada suatu lembaran pahit yang ke sekian kali dalam hidupnya. Dia tidak pernah berpikir dunianya akan dijungkir balikkan oleh keadaan tak terduga. Keadaan yang selalu terulang selama 23 tahun hidup yang dil...