Bab 4 - Raffa menyatakannya

317 23 6
                                    

19 maret
21.00

Kali ini entah siapa yang memulai, sepertinya aku, tapi aku hanya bercanda saat itu, lalu respon mengagetkanku

Raffa menelponku, dan banyak hal hal yang mungkin jika ku ceritakan semuanya menurut kalian itu tidak penting itu yang sedang kami bincangkan, tidak jarang juga kami berdebat, membahas tentang apapun itu.

"Raf raff, mau ngomong sesuatu nih"

"Mau ngomong apa ra ???"

"Sebenarnya.."

Belum selesai ku berbicara, raffa langsung memotong pembicaraanku,

"Raaa jangan raa jangann jangan kamu yang bilang ituu"" (bersuara di telpon dengan kaget"

"Ih apaan sih raff, orang mau cerita juga, itu apa sih?"

"Oh bukannya yaa hahaha kirain "

"Kirain apa coba hahaa "

Kami saling tertawa tawa saat itu, aku yakin saat itu dia pikir aku ingin menyatakan perasaan kepadanya, padahal kan tidak

21.56
Masih ditelpon

"Mau ngomong sesuatu boleh gak ra?"

Sumpah kali ini aku gugup sekali
"Boleh boleh mau nanya apa raff?"

"Janji jangan marah ya"

"Iya lah ngapain juga marah"

"Gini raa, sebenarnyaa....aduh bingung gimana ngomongnya"

"Sebenarnya apa raff?"

"Sebenarnya aku.."

"Apa raf?"

"Sebenarnya aku pengen makan nih hahaha"

Sontak aku pun ikut tertawa juga
Walau jika boleh marah aku akan marah saat itu
Tapi jika aku marah
Sangat sangat ketahuan bukan bahwa saat itu aku berharap dia mengungkapkannya?

"Gak lucu raf hahaha"

Terulang beberapa kali percakapan itu, aku slalu tertawa dibuatnya. Tapi kali ini aku tidak bisa tertawa lagi dibuatnya karna kali ini aku terbawa suasanya

"Raff, kalo suatu saat kamu ngomong gini lagi, aku gabakal bisa percaya lagi"
Kubicarakan itu sambil ketawa kecil

"Aduh maaf ra, kamu marah ya, aku janji ga bakal lagi deh,nanti kalo aku mau ngomong kali ini serius, gabakal becanda kya tadi lagi:"

"Iyaiya"

Kaget sebenarnya, jika mendengar perkataannya tadi, apakah dia akan segera mengungkapkannya kepadaku? Atau jangan jangan dia sedang bercanda lagi? Ah sungguh ini tidak asik, sibuk memikirkan hal hal yang harus ku cari tahu apakah itu fakta atau bercanda.
Sungguh malam itu, aku sangat tidak bisa tidur,
Pikirku sudah kemana-mana, kekhawatiranku memuncak, aku bingung.

"Ra, kamu tadi emang mikir apa sih?"

"Hah? Mikir apa raff? Gaada ko, gamikir apa apa"

"Ah boong wkwkw kamu pasti mikir ...... kannn"

"Ih apaan sih raff galucu tau"

Sumpah, kali ini dia seperti memperjelas semuanya, ya tuhan harus apakah aku, aku malu.

Singkat cerita, pukul 01.00 kami tertidur, walau sebenarnya aku hanya memejamkan mata saja, karna aku tidak bisa tidur, aku malu dengan obrolan tadi ditelpon, bagaimana dia disana ya? Apakah dia ikut memikirkan juga? Ah kulihat jam dinding dikamarku sudah menunjukkan pukul 02.30. Aku berusaha keras untuk tidur, dan akhirnya bisa.

Zahra & RaffaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang