Bab 8 - aku harus bagaimana?

192 12 0
                                    

------------------------------------------------------------------
"Kamu membuatku benar benar tahu definisi bahagia itu apa"

-ZAHRA
-----------------------------------------------------------------

Baru sebentar pacaran saja, fotoku sudah banyak sekali di upload di sosial media raffa, begitupula akun sosial mediaku, dia itu cowo yang peka, karna tanpa ku minta, dia rutin mengupload foto fotoku di sosial medianya, dia sangat tau apa yang ku inginkan, bukan karna apa apa, tapi aku senang karna ku rasa dia bangga memilikiku, aku sangat sangat senang dengan hal sederhana yang satu itu

1 minggu kami berpacaran, dia tidak pernah marah denganku, begitupula aku, aku senang sekali pribadinya, sifatnya, bahkan semua tentangnya aku suka, dan 1 minggu berpacaran juga dia sepertinya ingin mengenalkanku dengan keduaorang tuanya dan adik adiknya, ya tuhan apa yang harus ku lakukan, aku benar benar tidak berpengalaman dengan hal itu, tapi disatu sisi aku sangat ingin mengenal baik keluargany, aku bingung apa yang harus ku lakukan saat itu, aku mengiyakan saja dan mengatakan bahwa menunggu waktu yang tepat,

"Sayang, semuanya pengen minta dikenalin sama kamu nih, aku mau ngajak kamu kerumah aku, kamu mau gak? " (kata raffa)

"Beneran kamu? Aduh tapi gimana ya tapi aku malu, aku takut dibilang ga cantik, atau aku takut semuanya pada gak suka yng sama aku :("

"Ih kamunih, kamu tuh cantik, cuma kamunya aja yang gapernah pede, kamu cantik, yaa aku kenalin ya, aku jamin semuanya pada suka sama kamu, kamu itu udah sempurna banget, aku juga yakin semua nanti bakalan bilang cantik, ya yng yaaa"

"Ih aku gugup, aku belum pernah dikenalin sama orang tua kaya gini gini, kamu ga gugup ya? Raff"

"Ya gugup lah, cuman gimana ya aku pengen keluarga aku kenal sama kamu, baru kali ini aku disetujuin pacaran raa, dan baru kali ini juga aku berani pengen ngenalin cewe ke orang tua aku, semuanya karna aku pengen serius ngejalaninnya,"

"Iyaiya raff, jadi gimana raff, kapan ?"

"Minggu depan ya raa, bisa?"

(Aku benar benar bingung memikirkan dan akhirnya aku menjawab )

"In sya allah bisa syg"

"Alhamdulillah, aduhh aku bener bener ga sabar nihh, pengen cepet cepet hari minggu aja " senyum senyum

"Ih aku juga nih hhe " menjawab dengan ketawa kecil sambil menahan gugup dan beberapa pertanyaan yang telintas

Aku bingung disini, disituasi ini, di keadaan ini, dicerita sebelumnya sudah kuceritakan bukan? Kalo aku tidak diizinkan kedua orang tuaku pacaran, aku juga tak bisa lama lama jalan meninggalkan rumah, karna pasti akan dicari dimana keberadaanku, orang tuaku lumayan over protektif mereka selalu takut jika aku pergi dari rumah, sebenarnya ini sangat tidak enak, namun disini sebagai anak aku akan berusaha paham bahwa itu semata mata karna mereka tidak ingin terjadi apa apa kepadaku, dan semata mata karna mereka menyayangiku, ya.. sudah lama kusadari itu.

Pertanyaan pertanyaan itu terus ada dikepalaku, bagaimana caranya aku keluar rumah tanpa ketahuan? Bagaimana caranya aku izin keluar rumah? Bagaimana caranya aku bisa lama lama diluar rumah? 3 pertanyaan itu menghantui pikiranku saat itu, karna biasanya aku jalan dengan raffa barang sebentar sebentar saja, tidak pernah lama, jadi, jika aku kerumahnya pasti membutuhkan waktu yang lumayan lama kan? aku menjadi sangat bingung, aku tidak menceritakannya kepada raffa, karna jika dia tau aku takut kehilangannya, aku takut dia tidak ingin memiliki pacar tanpa persetujuan orang tuaku sendiri. Yang kulakukan sekarang adalah hanya memikirkan bagaimana caranya dengan waktu 1 minggu ini, walau akupun tak yakin berhasil.

------------------------------------------------------------------------
"Cinta itu rumit, jika kau merumitkannya, namun jika perjuangkan bersama-sama rumit itu akan melebur menjadi bahagia"

-ZAHRA & RAFFA
-----------------------------------------------------------------------

Senin, 3 April 2017

Senin ini, kami sudah mengatur jadwal ketemu, katanya dia rindu, kalo aku sudah jangan ditanya lagi, jadi hari ini kami ingin makan siang bareng entah dimana, itu juga tak tau, kami masih bingung memikirkannya, jam 12 siang dia menjemputku di tempat aku melaksanakan prakerin, kebetulan jam 12 itu jam istirahat. Aku bersiap siap sebentar, membereskan tas tas dan semuanya.

Jujur ku akui sulit sekali rasanya aku keluar dari tempat itu, karna ada temanku, sebut saja namanya Daru, dia itu aduh ya tuhan sulit sekali kujelaskan, setauku dia jahil dan sulit diajak kerja sama untuk urusan urusan seperti ini, dia tidak mau tutup mulut, aku takut dia akan mengadukannya kepada pembimbing prakerin ku disana, sebenarnya sih tidak apa apa, cuman aku malu jika diejek ejek seperti itu, aku bingung harus seperti apa, akhirnya aku punya 1 ide agar dia tutup mulut saat itu, aku beri dia uang sekitar 10.000 kalo tidak salah, lebih mungkin entahlah nominalnya aku benar benar lupa, lalu dia mau tutup mulut. Dan akhirnya aku pun bisa keluar dari tempat itu dengan tenang.

Sepanjang jalan aku senyum senyum sendiri bahagia, suka, senang, gembira, gugup semuanya campur aduk, kuliat wajah raffa dari kaca spion sungguh karya tuhan memang sangat mengagumkan. Sepanjang jalan kami berbicara dan bercerita.

"Ehh cantik, mau makan dimana ?" Berbicara seperti menggoda

"Ih apaansih cantik2, orang juga gak cantik, (tersenyum malu) terserah deh mau makan dimana aja aku ikut aja"

"Ih mau makan dimana, ko aku bingung ya raa, kita makan dimana ya raa? ... eh sayang maksudnya" (senyum senyum sambil menggoda)

"Apaan sih hahaha, terserah aja deh mau makan dimana:p
Asal sama kamu dehh raff"

"Bisa gombalnya ra?"

"Bisalah, kamu ngajarin wk"

"Disini aja deh yaa"(menujur parkiran salah satu tempat makan)

"Iya raffa aku mah terserah kamu aja"(turun dari sepeda motor)

Kami akhirnya memutuskan untuk makan di salah satu rumah makan yang cukup dekat dari tempat prakerinku, biar bisa cepet juga.

"Yng mau pesan apa?" (Berbicara dan menatap mataku)

"Eee, terserah kamu aja deh, sama aja deh"

"Yaudah deh aku mau makan lalapan, kamu yakin mau lalapan juga?" Kata raffa

"Yakin mah asal sama kamu haha"

"Apaan coba gaje nih raa haha" (ketawa kecil)

Padahal sudah berminggu minggu kami pacaran, tetapi tetap saja setiap aku bertemu dengan raffa, gugup itu terlalu menyiksa.

Kami duduk berhadapan, sesekali dia menggoda kecil bercanda dan tertawa, aku pun ikut terbawa suasana tentunya ikut ketawa. Suasana hati ini tak bisa berdusta betapa bahagianya hati ini setiap kali berjumpa dengan raffa, aku benar benar jatuh cinta.

------------------------------------------------------------------------
"Raff, tau senja kan? Kamu tau mengapa aku sangat menyukai adanya senja? Karna warna senja selalu jingga, begitupula aku yang sampai kapanpun selalu cinta
mencintai kamu lebih tepatnya:)"
-Zahra
-----------------------------------------------------------------------

Tunggu bab selanjutnya ya,

Zahra & RaffaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang