05

2.9K 456 39
                                    

Wanita itu bangun dengan anggunnya tepat jam 05:00 KST. Seperti sudah terpatri dalam dirinya untuk bangun pada jam tersebut, sempat membuat kalang kabut para pelayan rumah mewah ah tidak rumah itu tidak pantas di sebut rumah, lebih tepat disebut sebagai mansion kecil karena kemegahan minimalisnya. Meskipun dari luar terlihat seperti sebongkah batu besar yang terdampar di tengah jajaran rumah elit lainnya, tapi tidak dengan keindahan design interiornya. Mansion Im yang di design tanpa sengaja oleh Yoona kecil dan adiknya  itu membuat kagum bagi siapapun yang datang berkunjung kesana. Bahkan gambaran Yoona dan adiknya tentang rumah itu diabadikan oleh orang tua mereka dengan cara di figura di sebuah figura besar berbingkai emas berukir dan di gantung tepat di tengah ruang keluarga.

"Anda sudah bangun nona muda" sapa salah satu pelayan senior yang sudah sibuk di dapur. Kebiasaan bangun pagi /dini hari/ Yoona membuat seluruh pelayan yang bertugas mengikuti pola hidup Yoona. Terkadang mereka harus tidur jam 3 dini hari karena Yoona baru saja pulang dari pekerjaannya.

"Ah, bibi Han… sudah kukatakan tidurlah lebih banyak" ucap Yoona berjalan mendekat ke lemari pendingin. Berkali-kali Yoona menyampaikan pada semua pelayannya untuk bangun dan tidur sewajarnya, tidak perlu mengikuti jadwalnya. Dia sudah beradu argumen dengan kedua orang tuanya untuk hal ini, jadi dia tidak ingin lagi berargumen dengan semua pelayannya.

"Apa tidur anda nyenyak nona? Kami akan segera menyiapkan sarapan untuk anda" ucap bibi Han dengan senyum lembutnya. Inilah bibi Han, jarang sekali menghiraukan ucapan Yoona. Menurutnya ketimbang beradu argumen dengan nona muda, sebaiknya cepat layani agar tidak membuang waktu.

Wanita muda itu hanya mengangguk lalu meneguk air mineral dalam gelas kacanya. Dibawanya sampai meja makan dengan sebuah piring berisi buah anggur yang tadi sempat diambilnya dari lemari pendingin.

Seraya meneguk air dan memakan anggurnya, pikirannya telah pergi dari raganya.

Memory…

"Yoong, lihat…" sergah Yura bersemangat saat melihat primadona kampus berjalan memasuki cafeteria.

Yoona menoleh dan memandangnya dari bayang bahunya yang tegap. Baginya memang cukup menarik, bagaimana tidak? Seniornya itu adalah pria paling hot yang dimiliki kampus dengan segala kesempurnaannya. Tampan, jenius, dingin, misterius dan tentu saja kaya. Terlihat dari kendaraan dan pakaian yang selalu dia gunakan. Meskipun hanya sebuah kemeja atau t-shirt.

Berjalan melewati bangkunya dan menuju bar salad di tengah cafeteria, sedangkan beberapa temannya asik mengantri di bagian tumis daging.

"Senior Hong juga tidak kalah tampan, bukan?" ucap Yoona santai yang kemudian mendapat tatapan death glare dari Yura. "…Eum…mereka semua…" tambah Yoona membuat Yura membuang nafas frustasinya.

"Yang lain masih sangat kalah tampan dan berkharisma dari pada senior Oh…dia itu seperti bukan manusia. Ia seperti makhluk mitos yang diturunkan ke bumi" jelas Yura panjang lebar.

"Lalu yang bisa menjadi kekasihnya hanya seseorang yang bukan 'orang', begitu maksudmu?" tanya Irene terkekeh pelan, membuat Yoona ikut tertawa.

"Ya maksudku… setidaknya wanita yang cantiknya di luar nalar atau artis-artis papan atas yang kecantikannya seperti seorang dewi" ucap Yura terkagum-kagum.

.

Yoona tersenyum mengingat kejadian beberapa tahun silam. Kegilaan Yura akan sosok kelompok seniornya itu sudah melewati batas. Yoona membayangkan bagaimana ekspresi Yura saat tahu jika yang akan menikah dengan senior Oh idolanya adalah dia. Ya Yoona. Im Yoona. Sahabat kecilnya yang sejak dulu tidak pernah masuk dalam daftar wanita tercantik yang masuk kategori bisa mendapatkan senior Oh versi Yura.

I Know Another Side of You //YOONHUN//Where stories live. Discover now