part 6 :Hanan

18 12 0
                                    

"ya, Fatma mana. Kenapa ga sekolah?"

"ya mana gue tau dong, lo tetangganya masa ga tau"

"lo kan sahabatnya!"

"lo kan tetangganya!"

"lo kan sahabatnya!"

"lo kan tetangganya!"

"heh kalian napa sih sewot amat, ni gue dapet surat dari Fatma" ucap Tyo

"sini suratnya"

"gak! Sini suratnya yo. Gue kan sahabatnya"

Akhirnya kami tarik tarikan surat fatma

"sini, dia kan sahabat gue"

"dia kan tetangga gue"

"dia sahabat gue"

"FATMA ITU PACAR GUE TYA!!!!"

semua langsung tercengan yang semula ribut langsung Menujukan matanya padaku dan Tya pun melepas suratnya. Tyo yang semula bingung dengan perkelahian ku pun langsung melihatku sambil tercengan.

aku langsung menaruh surat Fatma di meja guru dan kembali ketempat duduk ku dengan rasa malu dan aku hanya bisa menyembunyikan wajahku diatas rangkulan tangan ku.

"demi apa lo jadian sama Fatma Han?" tanya Tyo yang mendekatiku

"udah deh lo diem aja yo"

"akhirnya sahabat gue ga jomblo lagi, gue heran juga sama lo. Lo itu kan famous di SMA, lo itu banyak disukain. Banyak yang lebih dari Fatma, kenapa harus Fatma"

"Aaaaa!!!! Aku ga tau yo" sambil ngombrak abrik rambutku

-----
Jam istirahat pun datang, biasa si Tyo kan emang suka makan. Badan gendutnya emang sering jadi bulian. Tapi jujur ya dia tu lucu abis, biar kata dia tu kaya orang idiot tapi aslinya pinter kok, karna badanya aja kali.

"kantin yuk Han"

"bandar ye😂"

"beres lo mau makan berapa porsi gue bayarin"

------

"gue bakso ya yo"

"siap bos!"

"apaan sih lo"

---
"ni bakso lo"

5 menit setelah gue makan Tyo sibuk aja nyenggolin gue

"apa sih lo yo"

"lo ngerasa ga kalau dari tadi tu cewek hits banyak yang ngomongin lo tu. Apa gara gara Fatma"

"apalagi sih hubungan nya ma Fatma"

"tadi pagi"

"mati gue" sambil nepuk jidat

"pokoknya Fatma jangan sampai tau, kalau tau habis gue dan juga mereka. Lo tau sendiri Fatma kayak mana"

"gue tau kok, sip deh

----
"lo kenapa tadi ga sekolah?" tanya ku dari balik telfon

"gue kesiangan"

"bohong"

"kok bohong, ga percaya amat lu"

Tuttttt

"ngapa lagi sih nia bocah, pake dimatiin segala lagi"

-----
"Assalamualaikum, bi"

"walaikumsalam"

Keluarlah seorang wanita tua dari balik pintu ya siapa lagi kalau bukan Bi Ina

"ada Fatmanya kan bi, jangan dipanggil" ucapku sambil berbisik

"ada tu den di kamarnya"

Aku pun menaiki anak tangga dengan perlahan dan mengetuk pintu kamarnya

"masuk"

"Hanan? Siapa suruh lo masuk"

"loh, bukannya lo ya yang suruh gue masuk"

"gue kira kan tadi bi Ina"

"lo kenapa ga sekolah tadi"

"gue kesiangan bego"

"lo bohong kan?"

"apa sih mana mungkin gue bohong"

"jelas jelas surat lo tadi isinya lo izin sakit kok"

Fatma menepuk jidatnya seolah ia merasa baru saja ia ingat sesuatu

Aku langsung meraba jidatnya dengan tanganku dan tampaknya tak ada yang salah

"apaan lo pegang jidat gue, bukan mukhrim"

"hahahhaha"

"ngapa lo ketawa"

"cewek kayak lo tau juga tentang mukhrim ya. Lucu"

"ga lucu"

"ini gue bawa nasi goreng kesukaan lo, dari mama gue. Mana kaki lo, gue mau liat"

"ga papa, kaki gue baik baik aja kok"

"ya mana gue mau liat"

Fatma terus saja menghalangiku yang hendak melihat kakinya dan akhirnya aku berhasil menarik selimut yang menutupi kakinya

"kaki lo kenapa di gips"

"keseleo biasa"

"jujur sama gue Fat"

"ga papa kok Han"

"lo bohong Fat"

Aku mencoba mencari sesuatu di kamar Fatma, aku merasa kaki nya bukanlah keseleo biasa dan saat aku membuka laci meja belajarnya, ternyata ada hasil ronsen bahwa Fatma benar benar patah tulang

"ini apa! Ini yang kamu bilang ga papa"

"ya ga papa, cuman patah kan?"

"cuman kamu bilang. Aku ini sahabat kamu Fat, kamu ga perlu nutupin apa apa dari aku, cerita kalau kamu pernah patah tulang, kenapa harus bohong sih"

"emang apa harus semua tentang aku kamu tau"

"tapi setidaknya kamu ga usah nyimpen ini sendirian"

"keluar Han!!! KELUAR!!"

mata Fatma mulai berair, aku rasa ia benar benar butuh waktu. Aku merasa salah besar telah membuatnya seperti ini.

HILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang