part 5 :Fatma

28 10 0
                                    

Hari ini sepertinya Hanan benar benar menghindar dariku faktor kejadian semalam,mungkin?. Apa aku begitu keterlaluan? Aku rasa tidak. Itu hal biasa yang sering terjadi bukan? Namanya juga temen, pasti akhirnya cowok juga toh yang harus ngalah masa ia kali ini harus aku yang memulai percakapan.
Sore setelah pulang sekolah aku coba untuk menelfon tu anak, kali kan di angkat. Tapi ternyata tak seperti kenyataannya, motornya pun tidak terparkir di halaman rumah seperti biasanya.
"mungkin tu anak main basket kali kan? Positif thinking aja lah" ucapku mencoba menenangkan diri

Tak lama handpone ku berdering

"lo dimana sih Hanan, gue udah telfon lo dari tadi tau ga"

"apa Fat, Hanan. Ini gue Tyo kali, bukan Hanan. Ciah ada yang kangen ni kayaknya, baru aja sehari di cuekkin"

"apa sih lo, gue di suruh mamanya kali. Tumben lo nelfon gue, mang ada apaan ni"

"halah alasan lo aja kali tu, jadi gini gue tadi pulang sekolah liat Hanan lagi latihan basket, yang lain udah pulang tapi Hanan ga pulang, coba deh lo liat"

"ngapa lagi sih tu anak. Iya deh gue otw"

----

Aku menangkap bola Hanan yang gagal masuk ring,

"lo kenapa sih Han, ya maaf kalau gue keterlaluan kemarin"

"lo kenapa di sini, gue mau latihan"

Hanan mencoba merebut bola dari tanganku tapi nyatanya gagal, aku dulu pernah jadi atlet bola basket wanita cuman semenjak tulang kakiku retak sekarang aku dilarang dokter untuk olahraga basket lagi. Tapi jujur aku kangen banget pengen ada dilapangan basket lagi, ngelanjutin hoby. Tapi ga papa sih hari ini aku coba lagi, toh Hanan juga taunya aku cuman keseleo biasa waktu itu.

"Lo tangkep ni bola, kalau lo ga bisa lo harus jawab pertanyaan aku dan traktir makan"

"ok. Biar kata lo yang senior gue ga mau kalah"

Akhirnya sore itu aku duwel basket dengan Hanan dan aku rasa aku masih unggul 5 poin di atas nya.

"curang lo, masa gue kalah sama cewek"

"bodok, suruh sapa mau kalah"

Takkkk

Dan benar kakiku cidera lagi.

"FATMA!!! Hanan langsung menghapiriku yang terjatuh, lututku berdarah akibat terbentur lantai"

Akhirnya Hanan memapah ku kepinggir lapangan

"gue kata juga apa, yang senior itu pasti kalah lah"

"iya deh"

"sini gue liat, gue bilang juga apa lo itu pernah keseleo pasti bakal kejadian lagi"

Hanan mencoba memijat kakiku yang cidera.

"lo tunggu sini, lutut lo juga tu"

Aku hanya mengusap dan melihat darah di jariku, aku rasa itu tak seberapa sakit dari kakiku

----
Hanan pun datang dengan kresek yang dibawanya dan akua

"minum"

"iya bawel"

"yok pulang, bisa gak. Ga bisa gue gendong"

"sudi amat! Gue masih bisa jalan kali"

Akupun mencoba berjalan terbata bata. Sumpah itu sakit banget tapi ya ga mungkin dong aku digendong Hanan

"brakkk" tepat sekali. Aku terjatuh, ya mau ga mau Hanan mapah gue sampai motor

"cewek degil, petakilan. Dibilang keras kepala. Tapi gue tetep sayang"

"apaan sih lo. Ga bermutu banget sih lo Han"

"biarin"

"sakit" Hanan menjerit sakit karna cubitan ku. Tepat sekali karna jeritan Hanan kami menjadi pusat perhatian, apalagi saat itu lampu merah

"sumpah suara lo kayak toak" ucapku sambil malu

"lo juga sih. Tapi ga papa lah, serasa pacaran" ucap Hanan sambil tersenyum licik

"apaan sih lo"

-----
"Kenapa lagi kamu Fat"

"ga papa kok pa, Fatma cuman keseleo tadi" ucap ku pada papa sambil dipapah Hanan menuju kamar ku

"ya udah, nanti Ayah suruh bi Ina cek"

"ya udah gue pulang dulu, Hati Hati. Ntar malem gue kesini lagi"

"iya Han.... Bawel amat sih lo"

HILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang