part 7 : Fatma

22 10 1
                                    

"lo kenapa di sini!"

"heh, sopan sedikit kalau ngomong" bentak ayah padaku

"abis yah, dari kemaren dia ngajak ribut" bantah ku

"Hanan kesini mau ngajak kamu berangkat bareng katanya"

"gak lah! Ama mau minta anter pak Bejo aja"

"ga bisa, ayah pagi ini ada rapat"

"ya udah deh" denga wajah cemberut

-----
"diem aja dari tadi, masih marah soal kemarin?"

"ga ada yang perlu diomongin" jawabku dengan jutek

"ya maaf deh, namanya juga kan aku khawatir. Gimanapun, kamu itu udah kayak adik aku sendiri Fat"

"O aja"

"aku sengaja hari ini bawak mobil, karna aku tau kamu pasti susah kalau naik motor dalam keadaan kaya gini"

Aku hanya diam, aku masih  kesal dengan kekhawatirannya yang terlalu fanatik, toh ayah juga ga segitu juga.

---

"udah nyampe tuan putri, mau gue bantuin ga?"

"ga perlu" belum sempat aku keluar kaki aku terasa begitu nyeri dan sakitnya setengah mati

"kenapa? Masih sakit. Udah sini gue bantuin"

Ya terpaksa deh Hanan bantuin gue sampai kelas

Tapi gue heran, dari awal parkiran sampai mau masuk kelas semua orang ngeliat gue sinis. Biasanya gue gandengan ma Hanan aja biasa aja, ini kok orang seakan ngomongin gue sih

"apa lo liat liat!" bentak ku pada salah seorang yang memperhatikan ku

"cieeee Fatma" ucap Tya

"apanya yang cieee sih. Kaki gue?"

"ga kok ga jadi"

Sumpah pagi itu serasa pagi yang sial, semua orang melihatku seperti ada yang aneh dari ku

"FATMA!!! gue kangen sama lo"

"alay ah lu kayak gue lama aja ga masuk"

"o iya lo jadia....." mata Tya tertuju pada Hanan disampingku

"lo ngapa liat Hanan. Awas ya lo Han, pengaruhi Tya"

"apa ya?"

"ga jadi kok Fat"

"jadi. apa sih lo, GJ ah. Btw hari ini gue ngerasa ada yang aneh dari gue"

"jadi.... Tu kaki lo kenapa"

"kirain apa?"

"gue kangen main basket jadi gini deh"

"faktura"

"sok biologi lo! Ya gitu deh" sambil menjitak kepala Tya

----
"Mana Fatma!"
Suara itu serasa tak lagi asing lagi bagiku, suara cempreng yang buat sakit telianga

"gue di sini, apa mau lo hah!"

"belagu amat lo jadi adek kelas. Hahahaha udah kaki cacat gitu masih juga punya nyali"

"ikut gue. Kita selesain, tapi ga di sini"

Aku langsung menuju koridor kelas dan jelas kakak kelas yang ga tau ada urusan apa itu ngikutin aku. Takut aku lari kali😅

"apa mau lo sih Yara"

"sopan dikit dong lo jadi adek kelas asal panggil nama gue aja lo" dia langsung menjorak aku hingga aku terpojok kedinding

"biasa aja lo!" tatap ku sinis

"lo duluan yang cari masalah"

"apa! Masalah apa ha!"

"lo tau gue suka sama Hanan tapi ngapa lo jadian sama dia. BEGO!!!"

aku langsung meludah

"jangan asal ngomong ya lo, biar kata dia deket sama gue bukan berarti gue perempuan murahan"

"lo biasa aja dong, sepatu mahal gue lo ludahin lagi"

"makan tu makan sepatu mahal lo" sambil menginjak injak kaki Yara

"sakit Bego!!! Rasain ni"

Ia menjambak rambutku, jelas dong gue ga terima, jadilah pagi itu sialku. Aku bertengkar jadi jadian dengan Yara hanya karna hoax yang jelas gue ga ngelakuin

HILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang