part 4 :Fatma

21 11 2
                                    

"lo bandel ya jadi orang, tau ga gue tu khawatir banget sama lo tau" ucap Hanan dengan ketus sambil menjitak jidat ku

"ya maaf Han, coba lo di posisi gue. Di khianati orang yang gue suka"

"gue ga bakal maafin lo!"

"jahat ya lo, ga kasian apa sama gue"

"harusnya gue yang nanya gitu Fat?"

"kan gue ga tau kalau lo nyariin gue"

"sejahat jahatnya gue, lo itu tetap prioritas utama gue bego. Ok, gue maafin lo, asal lo mau belajar lagi ma gue dan berubah"

"ihhh Hanan"

"ya udah kalau ga mau, jangan pernah lo injak lagi kaki lo di rumah gue"

"iya deh. IYA!"

"gitu dong, kalau gue keluar dari rumah sakit kita mulai les lagi"

"udah waktunya lo makan"

"tumben amat lo peduli sama jam makan gue"

"papa lo yang bilang lo itu punya mag kronis. Jadi sekarang gue yang ngingetin lo makan bukan lo yang ngingetin gue makan"

----
3 bulan kemudian

"FATMA!!! perhatiin gue, sini gatjet lo"
Hanan mengambil getjetku

"buat apa lo buka google" ucap Hanan sambil menertawakanku

"abis gue ga ngerti lo jelasin apa"

"kenapa lo ga bilang Fatma? Kan bisa gue jelasin lo ga ngertinya di mana. Ya udah hari ini sampai di sini aja, nanti malem gue mau ngajak lo ke suatu tempat biar lo refresing kan?"

"tumben lo baik"

"ihh baru tau ya lo, emang gue baik kok. Gue anter pulang ya"

"JAM 7 FAT" jerit Hanan

"lo juga jangan lupa makan"

"IYA NYOYA?"

----

"Non, den Hanan udah nungguin tu"

"iya bi"

Gue pun keluar dengan celana kodok gue baju kaos panjang hitam dan rambut gue yang di ikat dan plus sendal gunung kesayangan gue dan tas ransel di punggung gue.
Gue akui deh gue itu tomboy abis. Gue ga suka make up, gue ga suka belanja.itu pun dulu, waktu mama masih ada gue sering jadi bahan percobaan mama. Jadi semenjak mama ga ada gue berubah banget, ga pernah pake make up, ga suka pakai i hils, gue juga ga pernah lagi pake rok.

"ayok berangkat"

"pegangan ntar jatuh"

"sudi amat gue pegangan ma lo Han"

"ga usah sok malu lo Fat"

"serah lo deh"
----
"turun udah nyampek"

"hah, kok mall"

"ikut gue"Hanan pun menarik tangan ku dan mengajaknya masuk

"apa lagi ini, hijab? Gue belum siap Han"

Gue akui mama itu dulunya pake hijab, mama juga sering banget nyuruh aku pake hijab, tapi aku ga pernah mau, semenjak mama meninggal sholat gue juga ga teratur. Itu pun gue sholat kalau diingetin Hanan.

"kamu tau kan tempat ini?"

"ya tau lah Han, ini ni butik muslimah mama. Sekarang yang ngurus itu tante gue"

"bener banget"

"Fatma" sapa Gina, bibiku

"ada apa ni. Mau berubah ya?"

"ga kok. Hanan yang ngajak ke sini"

"ya udah kalian duduk aja di sini, tante mau ngelayanin pembeli dulu"

"iya tan. Jadi apa maksud lo bawa gue ke sini Han"

"gue akui, gue sering banget ketemu sama mama lo sebelum beliau meninggal. Hari terakhir gue ketemu beliau, dia cuman ngingetin gue buat jaga lo, buat lo berubah dan satu lagi buat lo bisa berhijab"

"berulang kali gue udah bilang ma lo Han, gue belum siap!"

"gue tau itu kok Fat, itu terserah lo nya aja sih"

"ya udah lah pulang aja, ga enak ganggu tante gue di sini"

"lo duluan aja, gue mau beliin mama gue jilbab bentar. Ntar gue nyusul"

"gue duluan jangan lama lama"

-----

"kita makan dulu ya?" ucap Hanan, mencoba mengisi kesunyian diantara kita berdua

Dan gue cuman ngangguk aja

"udah dong Fat, gue kan ga maksa lo buat berhijab. Seandai lo belum siap ya udah"

"siapa juga yang marah, gue males aja ngomong"

----
"lo mau pesen apa?"

"terserah"

"ya udah samain aja ya mas" ucap Hanan pada writers

"kalau lo ga nyaman sama peraturan gue ya udah, gue ga bakal kok ganggu lo lagi. Mulai malem ini"

"bagus deh, gue juga ga pernah pengen punya sahabat kaya lo" ucap ku dengan kasar dan sinis

Hanan hanya bisa tersenyum mendengar ucapanku yang begitu ketus.

"udah makannya, gue anter lo pulang ya?"

"ga perlu gue ada janji lagi sama temen gue"

"yakin?"

"iya pulang aja lo sana"

"ya udah deh gue pulang, nanti kalau udah sampai rumah telfon gue"

"serah lo"

HILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang