part 16 :Fatma

13 1 0
                                    

Prakkkkk

Gelas yang awalnya ku genggam erat jatuh seketika, rasanya tangannya ngilu seketika, Tak ada rasa saat kudengar berita itu.

"ga mungkin Ya" aku mencoba mengelakkan pernyataan Tya.

Aku langsung mengambil kunci mobil yang tersangkut di atas kalender, bahkan aku tak memperhatikan pakaian ku. Aku langsung pergi kerumah sakit untuk memastikan semua itu. dalam perjalanan, semuanya bercampur aduk menjadi satu. Tangisku benar benar tak tertahan setiba aku di rumah sakit, melihat Hanan yang tertutup kain putih. Ia benar benar tak bernyawa lagi, wajahnya pucat pasi. Aku tak bisa lagi melihat mata indahnya yang kini tlah tertutup.

~~~~~

"Fatma, Non. Makan dulu, jangan ngurungin diri dong" bibi terus saja menjerit dari balik pintu kamar ku. Dan aku masih saja fokus dengan bingkai foto yang aku pegang, foto aku bersama Hanan. Setelah seminggu Hanan tiada, aku masih merasa kan tekanan batin yang mendalam. Aku yakin benar Hanan masih ada, aku tau betul, karna beberapa hari sebelum kejadian itu Hanan sudah lepas dari alat rumah sakit dan keadaan nya mulai membaik, tapi kenapa setelah itu aku mendapat kabar yang tak pernah ingin kudapat. Kenapa! Semua ini janggal, ini tak benar sama sekali

"Fat, gue masuk ya"

"siapa..." suaraku benar benar lemas dan kepalaku berasa sangat pusing, penglihatanku mulai buram

Dtttt

Perlahan aku menyusuri sekitaranku dengan perlahan, penglihatanku masih belum jelas.

"pa...."panggilku lemas kepada papa yang tidur disamping ranjangku

"Fatma? Kamu udah bangun nak"
Ayah mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya, membenahi kursi yang ia duduki

"papa pasti belum pulang"

Baju yang di pakai ayah pun belum sempat berganti, akhir akhir ini, setelah ayah naik jabatan, ia sering sibuk, sering dapat tugas dari atasan. Bahkan beliaupun bahkan dikirim untuk panglima perang menjadi sukarelawan membantu palestina. Tapi ayah menolak, walau iming iming nya iya akan naik jabatan lagi. Dia bilang, aku lebih penting dibanding pangkatnya. Katanya, bajunya cukup penuh untuk setiap penghargaan itu.

Beberapa hari setelah kepergian Hanan, anti bodyku turun drastis, penyakit mulai banyak menghinggapiku. Aku masih tak yakin saja Hanan tlah tiada.

Beberapa hari ini, rumah Hanan tidak lagi berpenghuni, bahkan hendak dijual. Semenjak kepergian Hanan dan ayahnya. Ibunya mengutuskan untuk kembali ke surabaya, bersama orang tuanya. Serasa, halaman rumahku tak seramai dulu, bahkan kamar rumah sakit ini menjadi rumah singgahku yang cukup dibilang nyaman, dibanding harus dirumah. Yang membuat aku selalu bernostalgia ke masa lalu

--------

Aku menyandarkan tubuhku di atas kursi roda, dan tiang infus yang menemani, aku duduk di atas balkon kamar inapku. Mendengar hiruk pikok klakson yang tak henti, gedung bertingkat yang menjulang langit, dan polusi yang mulai merebab

Rasanya, seramai apapun kota metropolitan ini, tetap tak bisa mengalahkan rumah lamaku. Satu bulan sudah aku tinggal disini, setelah ayah dipindah kerjakan. Rasanya, tak menghilangkan sama sekali depresiku.

Mama pernah bilang, hidup itu akan mudah jika kau membiasakan, hidup itu bukan sebuah kewajiban yang patut dijalani, namun sebuah kebutuhan untuk investasi dunia selanjutnya. Tapi, satupun belum ada yang aku amalkan dari kata kata mama itu

Bahkan mama juga pernah bilang, jika kau tak ingin merasakan sebuah kehilangan, cintai-Nya dan dirimu. Bukan manusia yang hanya sesaat.

Dulu, mama sering sekali membacakan ku dongeng penghantar tidur. Aku suka sekali, cerita putri salju, dengan seorang pangeran penyelamatnya, atas cerita ana dengan pria sejati yang berkorban deminya. Kadang hal itu terlintas di pikiranku, itu hanya dongeng, cerita yang dikarang dari sebongkah imajinasi bukan realita. Tapi rasanya, aku ingin menjadi salah satu darinya, tapi semua itu pupus saat sang tokoh pria tlah tiada.

"dulu, ingatkah kau Han. Saat kau berpura pura menjadi raja yang menikahi gadis berparas buruk. Aku suka permainan itu, kau pasangkan mahkota. Dulu, apakah kau ingat. Saat wajahmu lebam karna menolongku. Dulu, saat aku menangis kau sering sekali datang, mengejeku, membuat ku tetawa dan memberiku coklat. Dulu, ingatkah kau, kau meminta aku berubah. Kau yang menjadi guru belajarku. Kau alasan aku tersenyum hingga saat itu Han" air mata itu keluar dengan sempurna, aku benar benar merasa saat ini ak sedang dalam mimpi. Aku seakan tak mengikhlaskan kenyataan pahit itu, terlalu banyak kenangan yang harus kulupakan, tapi biarlah. Walau ini kesakitan keduaku, tapi aku tak akan pernah meminta kenangan ini berubah.

"Fatma?" ayah mendatangiku, saat melihat aku tak bisa membendung tangis itu. Ia memelukku dengan hangat, menggantikan posisi Hanan. Ia keluarga satu satunya yang kupunya saat ini, aku kehilangan semuanya.

"kau tak perlu kuat untuk menyimpan semua kekecewaanmu, karna mengeluarkannya membuat kau jauh lebih tenang"

"ayah, jika tuhan tau yang terbaik untukku, lalu apakah aku tau jika tuhan sedang melakukan hal terbaik itu"

"nak, tuhan tak memberinya secara langsung. Sama halnya dengan kesukaan mu dengan coklat, kau akan mendapatkannya, asal kau merelakan apa yang kau punya"

"lalu? Apa itu tidak jahat namanya, merelakan yang satu demi yang lain"

"jika kau tau itu, nyatanya kau tak memberinya dengan cuma, apa yang kau beri itu, akan bermanfaat untuk yang lain."

"jadi? Maksud ayah, ada yang lebih menginginkan Mama dan Hanan di banding aku, karna aku sudah cukup memilikinya dan yakinlah suatu saat tuhan akan gantikan dengan hal yang pasti aku suka dan terbaik untuk ku"

" ternyata kau sudah pintar" ayah mengusapkan tangan kasarnya ke rambutku, mengacak rambutku yang memang sudah berantakan

Terkadang kau butuh sebuah keikhlasan untuk tau betapa berharganya ia dalam hidupmu, ketahuilah ia lebih tau dari apa yang kau tau

Kata itulah yang dapat ia simpulkan untuk Deary nya hari ini, ia yakin suatu saat ia pasti akan membutuhkan Deary ini untuk mengingat kejadian yang mungkin sempat terlupa

----------

Makasih banyak buat yang udah nyempetin baca. Aku usahain deh up nya lebih cepet, maaf deh kalau ceritanya kurang memuaskan. Aku aja bingung sendiri sama alurnya😂

Jangan lupa vote ya😘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang