part 4

5.3K 258 5
                                    

Semenjak pulang dari liburan di Gorontalo waktu itu, hubungan keduanya makin harmonis saja. Orang tua Afka juga senang melihat hubungan anaknya yang sudah tak kaku lagi. Keinginan mereka untuk melihat kebahagian rumah tangga anaknya terkabul sudah, dan mereka tinggal tunggu cucu kecil  dari anak kesayangannya ini.

"Umi. Tempenya!"

"Astaghfirullah" Aisyah Umi dari Afka tersentak kaget mendengar suara menantunya.

"Maaf. Ayra udah bikin Umi kaget" Ayra memasang wajah menyesal. Jujur dia tidak punya niat mau buat Aisyah kaget.

"Eh gak apa sayang. Umi yang salah karena ngelamun lagi goreng tempe," ujar Aisyah yang tengah mengangkat tempe dari minyak. "Oh ya. Afka makan siang di rumah kan?"

"Iya. Bang Afka bilang dia akan pulang bersama Abi," jawab Ayra dengan senyum lembutnya.

Melihat senyum lembut Ayra, Aisyah kembali masuk ke dalam dunia lamunannya. Hari ini Ayra  benar-benar dia buat heran dengan tingkah ibu dari suaminya itu.

"Udah Umi duduk aja biar Ayra yang siapin makan siangnya." Ayra tidak mungkin membiarkan ibu dari suaminya membakar rumah mereka.

"Eh gak apa sayang. Umi akan bantu kamu. Dan Umi janji gak bakalan melamun lagi"

"Hmm baiklah. Kalau gitu Umi potong sayur aja biar Ayra yang goreng tempenya."

"Iya sayang. Hmm Umi beruntung banget punya mantu kayak kamu"

"Ummi bisa aja buat Ayra malu" ujar Ayra dan Aisya tersenyum lembut.

"Aah ayo kita masak bentar lagi para laki laki itu akan segera pulang"
***
Siang ini di kediaman Afka dan Ayra terlihat pemandangan yang langka. Biasanya rumah akan sepi disiang hari karena keduanya sibuk, tapi hari ini Ayra cuti dari rumah sakit dan menemani mertuanya, dan Afka menyisihkan waktu untuk makan siang bersama orang-orang yang dia sayang. Selesai makan siang Afka dan Abinya yang bernama Aziz pamit untuk kembali ke kantor dan kedua wanita yang mereka cintai kembali berkutik dengan tugas perempuan.

Sekarang hanya kebahagian yang menyelimuti Ayra dia sudah lama ingin seperti ini, namun sekarang Allah baru mengabulkannya. Suami yang telah menikahinya kini talah menerima dirinya. Dia juga akan menunggu suaminya mencintainya.

"Sayang." Ayra menoleh pada ibu mertuanya. "Apa yang kamu pikirkan sayang?"

"Tidak ada Umi" dusta Ayra tidak ingin membuat mertuanya khawatir.

"Kamu bukan pembohong yang handal. Lagian berbohong itu dosa loh." Ibu dari Afka itu tersenyum tipis

"Umiii" Ayra memeluk ibu mertuanya. Aisyah mengelus pundak Ayra.

"Kenapa sayang?" dengan lembut Aisyah kembali ingin tahu apa yang ada dalam pikiran menantunya.

"Ayra bahagia bang Afka sudah bisa menerima Ayra. Sekarang Ayra tinggal bersabar untuk cinta bang Afka." Jujur Ayra.

"Dia sudah mencintai kamu sayang. Umi yakin itu."

"Tapi Umi... Ayra gak yakin" ujar Ayra sedih.

"Percayalah. Kamu istri yang sangat dia cintai" Aisyah memeluk Ayra.

"Semoga saja apa yang Umi bilang benar" Ayra mengeratkan pelukannya pada Aisya.

"Ui gak bisa nafas sayang"

"Hehe maaf Ummi"
***
Hari ini adalah haru weeked, Afka dan Ayra memutuskan untuk tetap di rumah. Tadi selesai shalat subuh mereka berolah raga, setelahnya mandi dan sarapan lalu mencuci pakain bersama. Dan itu dipenuhi oleh canda tawa keduanya, rasa bahagia menyelimuti mereka.

Dua MakmumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang