Part 18

11.9K 331 20
                                    

8 Tahun kemudian

Ayra menggendong bayi mungil yang sudah terlelap, dia terlihat nyaman dalam gendongan Ayra. Mata Ayra mengamati satu persatu murid Madrasah Ibtidaiyah (MI), dan senyum manisnya terbit saat seorang anak laki-laki yang tengah mengandeng tangan anak perempuan berlari kearahnya.

"Umiiii," teriak anak laki-laki itu gembira. "Lihat tadi Abang dapat nilai seratus," antusiasnya.

"Ya Allah Abang  salam dulu dong sama Umi Ayla," gadis kecil itu mengomel anak laki-laki yang dia panggil Abang itu.

"Maaf Abang lupa, habis Abang lagi senang banget" protesnya. "Assalamualaikum Umi" ucapnya dan menyalami tangan Ayra.

"Waalaikum salam sayang"

"Assalamualaikum Umi.  Wah Asyula tidul lelap banget." Mata gadis kecil berbinar melihat bagi mungil dalam gendongan Ayra.

"Waalaikum salam sayang. Dulu waktu kamu kecil juga lelap banget tidur di gendongan Umi," kata Ayra.

"Wah pasti Misya cantik banget waktu tidul, gak kayak bang Laka"

"Laka ?nama Abang itu Raka. Kamu kalau ngomong yang benar dong" ngomel Raka anak laki-laki Ayra dan Afka.

"Ieeh kan Misya gak bisa bilang huruf l (r)" kesal Misya.

"Kamu bisa bilang L yang gak kami bisa itu R"

"Umi Abang nyebelin" Misya langsung mengubah mukanya jadi cemberut.

"Sudah sudah kalian jangan berantem. Raka minta maaf sama Misya dan jangan ganggu Misya" tegas Ayra kepada putranya.

"Abang minta maaf sama Misya, Abang bercanda Misya, Abang kan sayang sama Misya," Ayra tersenyum senang saat melihat mereka berbaikan.

"Nah gitu dong, kalian jangan berantem mulu." Senyum manis itu terukir dibibir Ayra.

"Bundaaa" Raka dan Misya memeluk perempuan yang dipanggil Bunda itu.

"Abang cama kakak jangan peluk bunda elat elat. Nanti gak bica nafas" omel bocah yang akan ulang tahun ketiga tahun beberapa hari lagi itu.

"Kayra sama aja kayak Misya ngomong belepotan" ujar Raka sambil geleng-geleng kepala.

"Udah jangan mulai lagi, sebaiknya kita kekantor Abi sekarang."

"Iya betul kata Umi Ayra kitakan ada janji makan siang. Ayo kita berangkat, Ra biar aku yang gendong Asyura"

"Gak apa ayo"
***
Karyawan kantor Afka tersenyum melihat tingkah ketiga anak kecil yang berlari di kantor milik Abi mereka. Mereka bertiga terlihat bahagia dan mengabaikan teriakkan sang Bunda yang menyuruh hati hati.

Bruk..
Kayra menabrak seseorang dia menoleh untuk melihat siapa yang dia tabrak dan senyum langsung mengambang. Raka dan Misya pun berlari pada sosok tubuh tegap yang ditabrak Kayra.

"Abiii"

"Abi perhatiin tadi kalian bandel banget ya? Umi sama Bunda sampek lelah gitu" Afka menatap tegas ketiga bocah itu.

"Abang yang bandel" serentak Misya dan Kayra.

"Bukan Raka aja yang bandel Abi" protes Raka tidak terima.

"Gak Bi, Abang yang bandel"

"Papa lihat kok kalian bandel banget"

"Ayah juga liat" Afka menganggukkan kepalanya.

"Umi Bunda liat Papah, Ayah sama Abi gak percaya Misya sama Kayla" adu Misya

"Emang kalian bohong kan?" Ayra tersenyum.

Dua MakmumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang