part 17

4.8K 254 6
                                    

Semua panik menunggu dokter keluar dari ruangan tempat Ayra berada. Afka sedari tadi terus berdoa untuk istrinya. Suami mana yang tidak khawatir pada istri yang pingsan tiba-tiba. Afka tidak peduli dengan rencana liburan yang lagi-agi harus gagal karena ada insiden yang tak terduga.

Krek...

Pintu tempat Ayra berada terbuka dan dokter perempuan itu menatap mereka. Setelahnya dia mengatakan jika Ayra baik baik saja, hanya saja dia banyak pikiran dan kurang istirahat. Afka tersenyum lega karena keadaan istrinya baik-baik saja. Namun, senyum lega itu harus berakhir mengatakan satu fakta lain tentang Ayra. Dengan perasaan yang campur aduk Afka menghubungi keluarganya.

Ayra terbaring lemas di ranjang rumah sakit, dengan infus terpasang ditangannya. Afka mengelus kepala istrinya lembut yang dibalut hijab itu. Semua yang ada di ruangan itu menunggu Ayra membuka mata juga hal yang ingin disampaikan Afka.

"Abang" Afka tersenyum lembut pada istrinya.

"Syukurlah kamu udah sadar sayang, lihat semuanya ada disini mengkhawatirkan kamu" Ayra tersenyum tipis.

"Ayra dimana yang sakit nak?" Umi Syarifah menghampiri anak bungsunya itu.

"Cuma kepala Ayra yang agak pusing Mi"

"Hmm Afka ingin menyampaikan sesuatu sama kalian" semua menatap Afka. "Mulai hari ini kalian jangan biarkan Ayra capek, angkat alat-alat berat, jangan buat pikiran Ayra lelah...."

"....Sebenarnya Ayra kenapa Ka. Kamu jangan bikin Umi, Abi sama Walet dan Umi Ayra khawatir" Aisyah yang tidak sabaran langsung memotong perkataan Afka.

"Karena sekarang Ayra gak sendiri lagi tapi ada kehidupan lain disini" Afka mengelus perut rata Ayra.

"Masuk kamu Ayra hamil?" Afka menganggukkan kepalanya.

"Bang, Abang gak bohong kan?"

"Enggak sayang, usia kandungan kamu udah dua 4 Minggu." Afka tersenyum tenang.

"Tapi selama ini Ayra gak merasakan apa apa bang" Ayra masih gak percaya jika ada kehidupan dalam rahimnya.

"Yang penting dia  baik-baik saja sayang" Afka mengelus perut Ayra.
***

Intan tersenyum bahagia menyambut adik kesayangannya itu, apa lagi kabar yang dia terima jika adik kecilnya tengah mengandung. Iqbal dam Asyraf bahkan tidak jadi pulang karena kabar Ayra yang tengah mengandung. Intan dan kakak iparnya pun sudah siap menghidangkan makanan kesukaan Ayra.

"Ayo Ayra kita makan! Hmm ada yang buat kamu mual gak?" Istri dari Asyraf itu terlihat khawatir.

"Enggak kok kak."

"Hmm kalau Kak Mira pas hamil Wulan gak bisa bangun dari tempat tidur" cerita Mira sekilas saat dia hamil

"Itu kamu, bahkan dia manjanya minta ampun" komentar Asyraf.

"Sudah sudah kita makan aja dulu, Vivi sama yang lain juga jangan sungkan sungkan" Intan melerai.

"Iya Tan"
***
Krisla duduk ditaman belakang rumah Ayra sambil main ayunan. Pikirannya kembali melayang pada suasana makan siang  sama keluarga besar Ayra dan Afka. Tanpa Krisla sadari Aris memperhatikan Krisla dan dia melangkah mendekati Krisla.

"Napa melamun buk dokter?"

"Enggak gue lagi mikir sesuatu aja," Krisla tersenyum pada Aris yang duduk di ayunan disampingnya.

"Apa? Kalau gue boleh tau sih"

"Gue pengen punya keluarga seperti Ayra dan Afka. Keluarga mereka harmonis dan saling mendukung." Aris menatap Krisla yang terlihat serius itu.

Dua MakmumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang