Chapter 15

4.7K 295 29
                                    

Seminggu telah berlalu, rencana sahabat Afka dan Ayra gagal total. Karena Afka tiba-tiba harus menangani proyeknya sedangkan Ayra sangat sibuk di rumah sakit. Mereka memang sempat membujuk pasangan itu, tapi apalah daya mereka tidak bisa menyakinkan Ayra apa lagi Afka kalau mereka maksa pasti pasangan itu curiga.

Dan saat ini disinilah mereka, di sebuah restoran tempat mereka janjian untuk membicarakan rencana  yang sudah gagal sebelum berjalan. Sedang asyik bergosip tentang pasangan AA, mereka malah harus menelan pil pahit saat pasangan itu ada di depan mereka.

"Loh lo pada kok disini?" Afka menatap kedua sahabatnya.

"Cari makanlah Ka, masak gue cari baju disini" ujar Dava santai.

"Udah janjian ya?" Ayra tersenyum manis.

"Enggak kok kebetulan aja, tadi aku Vivi dan Sarah gak sengaja ketemu mereka" dusta Krisla.

"Yaudah kalian gabung aja" ajak Sarah.

***
Ayra tersenyum melihat Sheva yang sudah kembali ke rumah. Sudah sekitar dua minggu Sheva tidak kembali dan Ayra tidak pernah punya kesempatan untuk berkunjung ke rumah orangtua Sheva. Malam ini mereka makan malam bersama, Sheva selalu memberikan senyum terbaiknya pada Afka dan Afka membalas senyum tipisnya.

"Sayang," panggil Afka.

"Iya," Ayra dan Sheva menjawab kompak.

"Sorry, aku panggil Ayra" Afka tersenyum tipis pada Sheva lalu mengalihkan pandangannya pada Ayra. Ayra melirik Sheva sebentar, terbesit rasa bersalah dihatinya.

"Kenapa Bang?. Apa ada yang bisa Ayra bantu?"

"Ya ampun sayang kamu udah kaya resepsionis aja" tangan Afka terulur mengusap kepala Ayra.

"Maaf. Hmm Abang mau apa?" Ayra tersenyum.

"Tolong dong Ayamnya" Afka berujar dengan senyum manisnya.

"Ayra pikir kenapa"

Sheva menatap pasangan itu, di satu sisi dia kesal dengan sikap Afka yang jauh berbeda saat ia di rumah sakit. Namun, Sheva juga sadar jika keberadaannya telah menghancurkan kebahagian mereka tapi dia juga mau bahagia.

Selesai makan malam, Sheva membantu Ayra membersihkan dapur sedangkan Afka sudah sibuk bermesraan dengan pekerjaannya. Dia memang sangat sibuk sekarang, beberapa proyek harus segera diselesaikannya. Selama Sheva sakit Afka lebih banyak menghabiskan waktunya untuk merawat Sheva dan dia harus menggantikan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan itu.

Saat ini Ayra maupun Sheva sudah kembali ke kamar masing masing. Ayra tengah menata baju nya dan Afka kedalam lemari. Sheva tengah chating dengan teman temannya.

Tok...tok...

Afka mengetuk pintu kamar Sheva. Setelah dipersilahkan oleh pemilik kamar Afka masuk ke kamar itu. Afka duduk disisi ranjang menatap Sheva yang tersenyum manis padanya.

"Akhir kamu mau juga datang ke kamar aku" Sheva membuka pembicaraan.

"Hmm. Kamu udah minum obat?" Sheva menganggukkan kepalanya. "Oh tentang permintaan kamu di rumah sakit aku akan menjawabnya besok.Aku harap kamu akan senang hati menerima keputusan aku ini." Afka tersenyum tipis, senyum yang menenangkan hati Sheva.

"Iya Ka. Aku akan menerima apapun keputusan kamu. Kalau kamu melepaskan aku, aku akan pergi dan jika kamu mempertahankan aku, aku tinggal." Melihat Afka yang lumayan memerhatikan nya beberapa hari ini membuat Sheva bahagia.

"Baguslah, aku harap kamu bisa memegang kata-katamu. Aku keluar" Afka membuka pintu kamar itu.

"Tu tunggu kamu tidur disini aja," cegah Sheva.

Dua MakmumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang