15

2.5K 253 43
                                    

.
.
. 2 years later.

Taeyong pov.
Kurindu kau, saatku mengingatmu juga kurindu kau. Aku benci ini, waktu terasa begitu kejam.
Hujan yang terus jatuh, semakin lama semakin jauh, kurindu kau, kurindu kau.
Sampai kapan menunggu setiap malam kuterbangun tuk mengingatmu.

Bisakah waktu terhenti? Atau bisakah waktu terulang kembali? Aku ingin mengubah kisah dari hidupku ini.

"Taeyong!" Aku menoleh, johnny sedang berdiri diambang pintu.

"Bodoh! Kau ingin mati?!" Johnny dengan cepat membuka seluruh jendela kamarku.

"Kau sudah gila? Minum alkohol dan merokok ditempat tertutup. Kau bisa mati sialan." Ada raut khawatir diwajah johnny. Aku tau dia mengkhawatirkanku.

"Bangun." Aku tidak mendengarkan johnny. Aku hanya diam terduduk.

"I miss him..." Lirihku. Aku mendongakkan kepalaku, menatap johnny dengan pandangan kosong.

Taeyong pov end-
. . . .
. . . .

"Aku sangat merindukannya" Untuk kedua kalinya taeyong selalu melirih.

Air mata mulai membasahi pipi taeyong.
"Aku menyesal john"

"Aku sangat menyesal." Taeyong sedang mabuk dan johnny hanya bisa mendengarkan celotehan miris yang keluar dari mulut taeyong.

"Aku bodoh haha..." Taeyong tertawa dalam isakannya.

"Aku bodoh sudah menyakitinya"

"Ya, kau bodoh tuan lee." Saut johnny.

Taeyong kembali tertawa mendengar sautan dari johnny.

"Aku memang bodoh.."

'Bruk'
Taeyong ambruk tidak sadarkan diri.

"Dasar bodoh." Johnny menatap taeyong dengan miris.
Johnny memapah tubuh taeyong lalu membaringkannya dikasurnya.

Johnny menatap sekeliling kamar taeyong.
Berantakan.

"Oh god. Bocah gila ini selalu mabuk?" Johnny menggelengkan kepalanya melihat banyak puntung rokok dan juga bekas botol minuman yang berserakan.

"Selalu saja merepotkan." Johnny dengan sabar merapihkan kamar taeyong.

. . . .
. . . .

"Kau perlu aku rekomendasikan bunga untuk dekorasi pernikahanmu?"

"Sejujurnya aku memang tidak terlalu tau, mungkin aku butuh rekomendasi darimu."

"Bukannya lebih baik jika kedua calon pembelai yang memilih?" Goda doyoung.

"Jangan menggodaku doyoung." Ten memukul pelan bahu doyoung.

"Baiklah baiklah." Tawa doyoung.

"Haruskah aku menyuruh yukhei datang kesini?" Tanya ten.

"Harus." Doyoung mengangguk mantap.

"Hmm, selagi aku menunggu yukhei, lebih baik kau layani dulu yang lainnya."

"Kau tak apa jika aku tinggal?"

"Tak apa"

"Baik, aku kesana dulu." Ten mengangguk sebagai jawaban.

Ngomong-ngomong tentang dirinya dan yukhei. Mereka akan melangsungkan pernikahannya. Masih selang sebulan lagi mereka akan menikah tapi ten dan yukhei sudah disibukan dengan persiapan pernikahannya.
Ah kalau tentang jaehyun, seperti yang kalian lihat. Doyoung sekarang sudah resmi menjadi kekasih jaehyun. Ten melewatkan banyak sekali cerita semenjak dirinya dan yukhei menetap di new york.
Ten sangat senang sekali mendapatkan telpon dari jaehyun bahwa jaehyun dan doyoung akan pindah ke new york karna doyoung harus membantu bibinya mengolah toko bunga yang berada disini. Jadi, mereka memutuskan juga untuk tinggal disini. Mengapa jaehyun ikut-ikutan? Jaehyun hanya tidak ingin berpisah dengan doyoung apalagi melakukan hubungan jarak jauh, jaehyun tidak akan tahan.

We need time [TaeTen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang