18

2.2K 229 78
                                    

"Waktu akan mempertemukan kita kembali, tapi tidak dengan keadaan yang sama. Kau yang terlihat bahagia tanpaku berbeda dengan aku yang masih terbelenggu dalam cintamu."

.
.

Ini sudah ketiga kalinya johnny menghela nafas dengan berat. Taeyong belum datang, johnny menunggunya dengan perasaan yang sangat susah johnny jelaskan.
Johnny tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi taeyong jika johnny mengatakannya.

What should he do?

Menghilangkan pening dikepalanya, johnny lebih memilih meremat rambutnya saat dilihat taeyong sudah memasuki area cafe. Oh tidak, johnny benar-benar bimbang.

Apa seharusnya nya johnny membiarkan taeyong tau sendiri? Tapi johnny akan merasa bersalah.

Persetanan dengan semuanya.
Johnny harus mengatakannya.

"Ada apa memintaku datang kesini?" Taeyong mendudukkan diri nya tepat dihadapan johnny.

"Taeyong, aku ingin memberitahu sesuatu."

"Tentang orangtuaku?"

"No"

"Lalu?"

"Ini tentang ten."
Johnny menatap taeyong yang tiba-tiba terdiam.

"Aku tidak memintamu untuk melupakan ten." Johnny tau jika taeyong akan berpikiran seperti itu. Johnny sudah sering kali menasihati taeyong untuk melupakan ten jadi wajar jika taeyong hanya terdiam.

"Oke, lanjutkan.." Taeyong melipat tangannya.

"Semalam aku bertemu ten."

To the point.

"Kau sedang membual?" Taeyong tertawa lepas.

Baru beberapa hari dirinya dan johnny menginjak newyork tapi johnny sudah berhasil membual yang justru membuat taeyong ingin sekali meninju wajah johnny saking gregetnya.

"Untuk apa aku membual?" Jauh dari ekspentasinya, percuma saja johnny sempat setres takut taeyong frustasi mendengarnya.

"Tentu saja kau membual untuk menghiburku." Jengah taeyong.
"Tapi maaf john, aku tidak tertarik dengan leluconmu itu." Taeyong bangkit dari duduknya.

"Pertama kau bilang aku membual, dan sekarang kau menganggap omanganku lelucon." Johnny menghela nafas.

"Kalau aku bilang semalam ten bersama calon suaminya apa kau masih berpikir aku ini sedang membuat lelucon atau membual?"

"Maksudmu?" Johnny melihat ada raut terkejut diwajah taeyong.
"Haha johnny kau yang benar saja" Taeyong kembali pada posisi duduk sebelumnya.

"Taeyong! Aku serius." Bocah dihadapannya ini membuat kepala johnny pening.

"Kau tidak berbohong padaku?"

"Untuk apa? Aku tidak akan berbohong jika sudah menyangkut ten."

"Kau pasti berbohong. Ten? Dengan calon suaminya? Haha mana mungkin." Entahlah johnny hanya menatap taeyong yang sekarang ini sedang mengacak rambutnya.

"Oh shit" Johnny dapat mendengar umpatan dari taeyong.

"Aku tidak percaya." Samar-samar johnny masih bisa mendengar suara taeyong.

"Percaya atau tidak itu urusanmu. Aku pergi." Johnny sempat melihat taeyong yang menenggelamkan kepalanya dimeja sebelum pergi meninggalkan taeyong.

We need time [TaeTen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang