Satu

3.9K 335 101
                                    

Kebanyakan orang mengatakan jika masa yang paling indah dalam hidup ini adalah masa SMA. Saat-saat membahagiakan yang tak akan dapat terulang kembali di kemudian hari. Tiap orang selalu memiliki kenangan tersendiri di masa itu. kenangan yang tak mudah untuk mereka hapus. Satu kenangan abadi yang kelak akan menjadi cerita singkat bagi indahnya kehidupan remaja. Tapi, sebenarnya apa yang menarik dari masa SMA? Apa yang selalu membuatnya menjadi satu moment yang penting bagi hidupmu? Sejauh yang ku ketahui, di kehidupan SMA segalanya di putuskan dalam sekejap. Sejak awal kau bisa membaur atau tidak, itulah masalahnya. Yang menjadi satu garis keras, disini deskriminasi benar-benar di buktikan. Saat kau tak bisa membaur, maka kenangan masa SMA mu akan menjadi catatan kelam dalam kehidupan remaja mu. Menyenangkan memang, namun sedikit sulit. Perlu satu perjuangan khusus dan setitik keberanian yang disertai dengan tekad yang kuat untuk menakhlukkannya.


This Fanfiction Begins.... _The Devil Prince_
“Satu – The Handsome Prince”


“Bae Sooji, kemana saja kau kemarin?” tegur Soojung pada teman satu kelompoknya itu, tepat begitu kelas di bubarkan oleh bel istirahat yang berdering nyalang.
“Kau berkencan dengan Min Ho oppa?” tebak Jieun yakin dengan senyum di bibirnya yang tertarik lebar. Yang di tanya pun menunjukkan senyum yang tak kalah lebar. Dia menganggukkan kepalanya penuh keceriaan.
“Eoh. Kami pergi ke Busan dua hari yang lalu. Dan kami bermalam disana.” Jawabnya riang.
“Mwo? Kalian sudah bermalam berdua? Waaah...” ujar Jieun takjub.
“Hubungan kalian berkembang pesat. Aku juga akan berkencan dengan Minhyuk oppa sabtu nanti. Kami akan ke pulau Nami.” Pamer Soojung tak mau kalah.
“Bagaimana denganmu Jieun-ah? Kau tak punya rencana berlibur dengan pacarmu?” imbuh Soojung. Sementara Jieun hanya menggelengkan kepalanya dengan raut wajah sedikit kecewa.
“Hyunwoo oppa sudah berada di tingkat akhir. Dia sedang mempersiapkan ujian masuk perguruan tingginya. Jadi kami tak akan berlibur sampai ujiannya selesai. Keundae, aku akan menemaninya belajar sepanjang hari. Kami akan menghabiskan waktu berdua di apartemennya. Bukan hal yang buruk bukan? Hahaha..” mereka bertiga tertawa bersama. Sementara Jiyeon yang juga anggota dari kelompok itu hanya tersenyum masam dengan wajah lelah.


Murid SMA di tahun 2017 tidak lagi menjadikan pelajaran sebagai topik pembicaraan. Itu sudah hal kuno untuk di perbincangkan selagi mereka belum berada di tingkat akhir. Dan bagi Bae Suzy, Jung Soojung, dan Lee Jieun, percintaan jauh lebih menarik daripada setumpuk buku pelajaran untuk di bahas bersama. Dan untuk masuk dalam kelompok mereka, satu syarat wajib yang harus di penuhi adalah memiliki kekasih dan juga wajah cantik yang tak terbantahkan. Mereka adalah sekelompok gadis-gadis visual dengan tampang rupawan bak seorang dewi. Dan demi bertahan di tengah deskriminasi pemilihan teman, Jiyeon harus terjebak dalam suatu kebohongan demi mempertahankan posisinya di kelompok itu.
“Bagaimana dengan pacarmu, Jiyeon-ah? Kapan kau akan menunjukkan wajahnya pada kami?” tegur Sooji tiba-tiba yang sontak membuat Jiyeon membulatkan matanya gugup. Gadis itu memejamkan matanya sejenak, mencoba berpikir apa lagi yang harus ia katakan sekarang. Kebohongan macam apa lagi yang harus ia ciptakan kali ini? tapi gadis itu tersenyum dalam beberapa detik setelahnya.
“Pacarku adalah seorang pria dingin tapi begitu berbahaya. dia sangat tampan dan juga mempesona.” Ujar Jiyeon lantang.
“Jeongmalyo? Bagaimana tampangnya? Kapan kau akan menunjukkan fotonya pada kami..?” Jieun menimpali dengan nada menggertak yang terdengar cukup penasaran.
“Mian. Tapi pacarku benci difoto. Aku bahkan tak memiliki satu pun foto bersamanya..” lanjut Jiyeon dengan nada penuh penyesalan sembari berharap bahwa takdir akan menyelamatkannya dari mereka saat ini. Jiyeon menghela napasnya panjang selagi menggenggam ponsel di tangannya erat. Berdoa dan berharap bahwa benda itu akan berdering sekarang juga, sehingga ia bisa selamat dari pertanyaan teman-temannya yang menjebak. Dan sungguh keberuntungan benar-benar berpihak padanya kali ini. ponsel Jiyeon berdering. Gadis itu melihat layar ponselnya dan kembali menatap ketiga temannya.
“Mianhae.. Pacarku menelpon..” dengan alasan itu, Jiyeon menjawab panggilan telponnya dan berlari sekencang yang ia bisa meninggalkan mereka. Menghindari pertanyaan seputar pacar yang sebenarnya sama sekali tak pernah Jiyeon miliki di sepanjang hidupnya. Gadis itu belum pernah berkencan. Sama sekali tak memiliki pengalaman dalam hal itu, namun terpaksa harus berbohong dengan mengatakan memiliki seorang pacar yang sangat tampan hanya demi dapat masuk ke kelompok Sooji. Sejujurnya, ia hanya tak ingin sendirian di dalam kelas. Ia hanya ingin memiliki teman-teman yang selalu pergi bersamanya selama ia berada di sekolah. Ia hanya ingin membaur dengan berbagi cerita dan pengalaman yang sama dengan mereka. Bukan suatu dosa bukan?

The Devil PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang