perempuan-perempuan di pinggir sungai
yang menantikan sore serupa mengharap kehadiran pangeran
karena setiap sore adalah jendela untuk membuka kehidupan pribadi
mereka akan bercengkerama, memeluk bulan bersama dan
menekuri malam dengan banyak angan di esok akan datang
di sungai itu mereka habiskan sore lamban-lamban
mereka titipkan liur kerinduan pada air yang mengalir sejenak, lalu menderas
kerinduan yang tanpa tembok, kerinduan perempuan-perempuan menanti pangeran
mereka teramat percaya bahwa dongeng tentang para putri terkutuk akan nyata
dongeng itu membuat suatu wahana di bibir-bibir sungai
meninggalkan jejak tentang canda, luka, pesona dan asa
tentu dari para perempuan itu
dan sore begitu nakal dengan tak hendak memberi senja kepada mereka
sore masih ingin menikmati keindahan perempuan-perempuan yang duduk-duduk itu
pada wajah mereka yang baru mandi, pada aroma mereka yang mewangi
sore tidak berahi, hanya menikmati
tapi kalau senja tak segera tiba, perempuan-perempuan itu akan waspada
akankah ada petaka atau justru pangeran akan menjemput???
ini tentang perempuan-perempuan yang melemparkan senyum
pada setiap gelap yang menerpa, pada sinar alam yang meredup
dan akan mereka gantikan dengan riuhnya dandanan
bukan menggoda, tetapi memang perempuan-perempuan lebih indah
ya, mereka indah jika dipandang dengan sinar yang tak binar
karena, perempuan-perempuan tahu bagaimana bisa bercahaya di dalam gelap
maka, masihkah engkau mengutuki perempuan-perempuan malam??
mereka bukan sundal, tetapi mereka sedang ingin menikmati cahaya
yang mereka pancarkan sendiri
yang mereka lahirkan dari rahim tempat segala kehangatan berasal
YOU ARE READING
Tentang Perempuan (-perempuan)
Poesia- adalah lebih indah menyebutnya "perempuan" daripada "wanita", karena per-empu-an memanglah seorang "empu" dan daripadanya terpancar keindahan yang tak pernah habis dikuras sepatah-patah -