part 4

226 9 2
                                    

Tolong bagi para pembaca yang tidak bisa dengan adegan kekerasan yang di sediakan dalam cerita ini tidak usah lanjut karena saya TIDAK AKAN BERTANGGUNG JAWAB bila ada sesuatu yang merugikan kalian.

Tolong jangan di abaikan peringatan di atas.
---------☆---☆----☆▪☆----☆---☆--------

Seperti biasanya rumah sakit selalu ramai dengan para lansia yang memang menjadi mayoritas di daerah itu. Terlihat banyak suster dan para dokter yang menebar senyuman pada para pasien. Namun di balik senyuman mereka menyimpan banyak iblis yang mengharapkan keluar dan mengobserfasi tubuh para lansia ini.

Rayana memandang pemandangan seperti ini dengan pandangan kosong. Ia tak tau harus apa. Tak tau harus bagaimana. Tak tau harus seperti apa. Ia.......seperti kehilangan jiwanya. Rayana bisa saja melaporkan ini pada pihak berwenang. Namun, apa ada yang percaya?. Apa ada yang bisa menolong para lansia ini.

Rayana tersenyum miris. Miris akan nasip para pasien disini. Mereka ingin masa tua mereka bahagia dan merasakan ketenangan, namun mereka tidak tau kalau mereka berada dalam bahaya itu sendiri.

"Menikmati sore yang tenang?"
Tanya Morgan.

Rayana hanya meliriknya sekilas mengacuhkan sodoran minuman yang di berikan Morgan.

Tau pemberiannya tak akan di terima, di letakkanlah si minuman di samping Rayana. Ia sendiri duduk di samping Rayana dan menikmayi kopi panasnya sendiri. Menyisakan ruang hening di antara mereka.

"Tak ada gunanya kau berpikir keras memikirkan mereka." Morgan meminum kopinya nikmat dan melanjutkan. "Toh umur mereka memang sudah tua. Tak ada gunanya berusaha keras menyelamatkan mereka."

"Kenapa orang-orang seperti kalian bisa hidup di dunia ini?" Perkataan yang dilontarkan dengan nada datar itu membuat Morgan tersenyum.

"Mereka sudah tua. Dan hanya akan merepotkan keluarga yang merawat mereka. Kami hanya mempermudah saja." Kata Morgan santai. Membuat Rayana mendengus remeh.

"Mempermudah katamu? Kalian menyiksa dan mengambil keuntungan dari penderitaan mereka.!!!" Rayana bangkit dari duduknya dan menatap jengkel manusia yang sekarang meminum kopinya santai.

"Begitulah."

"Kau...." Rayana kehilangan kata-katanya. Ia memilih pergi meninggalkan manusia yang kini menatap punggungnya yang semakin menjauh.

"Ku harap kau tidak berakhir seperti dia "

___________________________________________

Dokter Deren sedang mengerjakan seorang pasien yang sudah di nyatakan meninggal. Karena penyakit jantungnya yang mengalami kolaps. Karena dia sudah tak memiliki keluarga selain anak lelakinya yang sebenarnya tak peduli padanya jadi Dokter Deren memutuskan menjadikannya objek percobaannya.

Tak ada yang membantah. Karena Dokter Deren adalah dokter kesayangan pemilik Rumah sakit ini.
Namun keberadaan si pemilik di rahasiakan. Dan hanya Deren yang tau.
Ya...hanya Deren seorang yang tau siapa pemilik RS ini.

Ok back to the story.


D

eren membelah dadanya jadi dua. Namun hanya kulitnya saja. Menyisakan otot yang berwarna merah darah. Ia membelah lagi bagian dadanya dan menemukan tulang dadanya. Di ambilnya sebuah mesin yang biasa digunakan untuk memotong tulang.

Ia memotong dua tulang yang berada di dada kiri si objek experimennya. Mengambil sebuah pisau bedah dan membelah lagi bagian yang sedikit menutupi organ yang ia inginkan. Setelah terlihat di ambilnya organ tersebut dengan hati-hati tanpa memisahkannya dari tubuhnya.

Di belahnya jantung yang belum lepas dari tubuhnya dan menyematkan sebuah plat kecil berwarna silfer di bilik kanan dan kiri jantung tadi.

Di jahitnya lagi jantung tadi dan memasukkannya lagi ke tempat semula. Juga dua tulang yang tadi di potongnya di lem lagi olehnya dengan lem khusus yang mengandung kalsium. Ia juga menjahit kembali kulit yang tadi di kelupasnya.

Sekarang mayat pria tadi kembali utuh dan layak di pandang walau ada bekas jahitan besar di tubuhnya. Di pasngkannya alat pendeteksi jantung, Selesai itu di ambilnya alat pacu jantung. Dan di setelnya pada tekanan 2000 volt.

Ia memang tak tanggung-tanggung dalam melakukan sesuatu. Dan itulah yang membuatnya di sukai oleh si pemilik RS ini yang notabennya misterius.

Ia mengulanginya beberapa kali sambil memperhatikan alat pendeteksi jantung #yangentahnamanyaapasayatidaktau.😂😋

Sampai akhirnya ada respon dari si jantung walau itu dalam sekala kecil. Deren tersenyum kecil saat tau ia sudah berhasil.

"Seperti biasa. Kau memang mengagumkan." Sebuah suara datang dari arah blakangnya membuatnya berbalik dan menemukan seorang pria yang sebayanya mengenakan setelan formal dan tampan. Tersenyum kepadanya.

"Long time not see little broter." Kata pria yang sekarang berjalan mendekat dan memperhatikan hasil karia menakjubkan.

"Kau selalu bisa mengejutkanku."

___________________________________________

Segitu dulu ya...
Ini sudah mentok....

Kalau mau cepat up....
Tunggu aja.....
Saya usahain.....
Tapi gak setiap hari ....

Mau cepet ya nulis aja sendiri cerita anda.
Maaf tidak bermaksud kasar.

Cerita ini di persembahkan untuk Shiva dan Ayu.

The Doctor(psychopath)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang