Part 1*Adinda

1.3K 50 8
                                    

Dipagi hari wanita berparas cantik dengan wajah tirus dan bermata bening berjalan menyusuri deretan rak rak buku di perpustakaan kampusnya.dia adalah Raisya Alfira Nazira yang biasa dipanggil nazira wanita dengan balutan gamis serta hijab syar'i yang menutupi mahkota indahnya kembali memulai aktifitas seperti biasanya. Setelah satu minggu ia tak ke kampus karna harus menjaga bundanya yang masuk rumah sakit.

Nazira adalah seorang mahasiswa di salah satu kampus ternama di jakarta
Ia bergelut di bidang dakwah islamiyah fakultas tarbiyah. diusianya yang masih muda ia terbilang sukses karna kini ia telah memasuki semester ke 5 yang artinya hanya tinggal 3 semester lagi ia mengenakan toga dan mendapatkan gelar.

"Nazira..!!" teriakan seseorang yang sedang berlari menghampirinya.
" maaf anda siapa yah ??" tanyaku polos dengan mimik muka keheranan

"ii zira ngeselin deh masa baru seminggu gak ketemu sama aku udah lupa si." jawabnya sedikit kesal sambil memajukan kedua bibir mungilnya.

"memangnya anda siapa?? saya benar ngak kenal anda " jawabku serius kepadanya 'serius aku hanya bercanda..hehe'

siapa si yang gak kenal sama wanita ini. dia adalah sahabat terbaikku sahabat hijrahku namanya Wirda Maulidiya cantik baik dan sangat perhatian dia orangnya gampang baper dan humoris.

Wirda yang tadinya menatapku dengan mata yang berkaca kaca kini mulai memalingkan pandangannya dia menunduk sepertinya bendungan dimatanya sudah hampir jebol wajahnya pun sudah mulai memanas.aku terkekeh dalam hati melihatnya sungguh aku gak tahan menahan tawa.dan akhirnya tawaku pecah saat dia benar benar menjatuhkan cairan bening lewat matanya.

"ii rese..gak lucu tau.." dia terlihat kesal dan memalingkan badannya hendak meninggalkanku namun tangan ku berhasil menariknya kembali kehadapanku. 'dia benar benar menangis'

"uh cup..cup..cup..jangan nangis dong nanti aku dimarahin sama mama kamu gimana" ucapku memohon dengan wajah memelas "nanti aku beliin balon deh 5 buat kamu..janji.!!jangan nangis lagi ya.."

dan akhirnya usahaku merayunya berhasil kini wirda tertawa dan langsung berhambur memelukku."ii kamu jahat..!!" ucapnya tepat di samping telingaku. "maaf yah aku kan cuman bercanda hehe..udah dong jangan nangis.."

" iya iya,abisnya kamu jail banget si masa baru gak ketemu seminggu aja kamu udah pikun sampe gak ngenalin aku. aku kangen tau sama kamu. "

"Ciee yang kangen..iya deh maaf kemarin kemarin aku sibuk jagain bundaku dia baru keluar dari rumah sakit."
"Oh ya,tante cantik sakit apa?? Kenapa kamu ngak ngabarin aku si??"
Ucap wirda dengan ekspresi sedih dan bibir cemberut.

"Tekanan darahnya bunda naik lagi.iya deh maaf ya wir jangan ngambek gitu dong. Jelek tau..kasihan bebeknya kesaingin sama bibir kamu yang tambah maju"

"Ih zira makh gitu..temennya lagi marah juga bukannya dibujuk malah diledekin." jawab wirda kesal
"Emang zira makh gini adanya..da apa atuh aku makh..makan aja cuma bisa pakai satu tangan" ucapku merayu wirda sambil memasang wajah melas dan sedikit alay.
Wirdapun terkekeh atas kelakuanku

"Haha,iih geli tau liat kamu kaya gitu..iya deh aku maafin.tapi nanti aku ikut yah ke rumah kamu, mau jengukin tante cantik.."
"Oke oke mau jengukin tante cantik sambil main sama putrinya yang cantik juga.."

"Yeey pede banget sii.udah ah kita ke kelas yu udah mau masuk nih.takut telat Nanti dihukum lagi sama dosen kiler"

Aku dan wirda pun bergegas menuju ruang kelasku.
.
.
Muhammad Fahrul Al-Faruq 

Nazira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang